Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikira Babi, Perempuan Pencari Berondolan Sawit Menjerit Saat Ditembak di Bagian Punggung

Kompas.com - 26/09/2021, 15:39 WIB
Dewantoro,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

"Pelaku tak sanggup mengangkat karena dia kan cacat kakinya, makanya dia ke kampung memberitahu masyarakat dan untuk menolongnya," katanya.

Dikatakannya, pelaku dan korban saling kenal.

Sebelum menikah, RM tinggal di Desa Alang Bonbon dan setelah menikah pindah ke desa lain tapi masih di Kecamatan Aek Luasan, Asahan.

Pakai peluru buatan sendiri

Sempat dibawa ke RS Abdul Mannan Kisaran, korban lalu dipindah ke RS Medistra di Lubuk Pakam.

Hingga pukul 20.00 WIB, informasinya yang diperolehnya, korban belum dioperasi dan pelurunya masih bersarang.

"Pelurunya, jenis mirip senapan angin cuman kalibernya tinggi 9 mm, lebih besar daripada yang biasa digunakan untuk nembak burung," katanya.

Pelaku membuat peluru sendiri dengan meleburkan timah atau tembaga kemudian memasukkannya ke dalam cetakan sehingga bentuknya hampir menyerupai peluru senjata revolver milik anggota Polri.

Baca juga: Melihat Kerajinan Tas Aceh Bertahan di tahun Kedua Pandemi Covid-19

"Cuman yang dibuatnya ini gak ada selongsong," katanya.

JS disebut warga setempat memang jago menembak babi dan menjual hasil buruannya sebagai tambahan pemasukan.

Pelaku jadi tersangka

Kepada polisi, JS mengaku yakin saat itu yang dia tembak adalah babi. Dia menembak dari jarak 20-30 meter.

"Yakin pak. Kalau enggak, enggak mungkin lah manusia kutembak. Jangankan manusia, kambing pun, punya tetangga enggak mungkin ditembak," kata dia menirukan ucapan tersangka.

Saat ini, JS ditahan di Polsek Pulo Raja dan sudah ditetapkan sebagai tersangka. Dia juga mengaku sangat menyesali kelalaiannya.

"Kita kenakan pasal 360 KUHPidana dengan ancaman 5 tahun dan juga UU Darurat RI No. 12/1951, kepemilikan senjata api dengan ancaman hukuman penjara paling tinggi 10 tahun. Kita juga sudah periksa sekitar 6 orang," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com