Hasil unit usaha di desa tersebut menyentuh angka miliaran rupiah per tahun. Begitu juga dengan pendapatan yang masuk ke pemerintah desanya.
Tak heran desa berpenduduk lebih dari 6.000 warga itu belakngan populer dengan sebutan desa miliarder.
Ketua Bumdes Sekapuk Asjudi mengatakan, pihaknya saat ini menggerakkan 5 unit usaha.
Jadi, selain Wisata Setigi, juga Perusahaan Air Masyarakat (PAM), usaha multi jasa yang melayani simpan pinjam masyarakat, pengolahan sampah masyarakat, serta pengolahan tambang.
Baca juga: Polisi Gadungan Ngaku Bisa Tagih Utang dan Carikan Pekerjaan Tipu PNS di Madiun hingga Rp 68 Juta
"Dari usaha-usaha tersebut, tahun lalu Bumdes berhasil meraup laba bersih sebesar Rp 7 miliar, sehingga mampu menyumbang Pendapatan Asli Desa (PAD) sebanyak Rp 2,047 miliar," kata Asjudi.
Pihaknya menarget laba Bumdes meningkat menjadi Rp 9,9 miliar dan menyumbang PAD desa sebesar Rp 3,412 miliar pada tahun ini.
Sehingga, hasilnya dapat digunakan pemerintah desa untuk memberikan beasiswa kepada pelajar asal Desa Sekapuk mulai SD, SMP, SMA hingga beasiswa S1 (Sarjana) bagi anak-anak yang berprestasi dan dari keluarga kurang mampu.
"Ke depan kami akan berusaha memberikan insentif bagi warga yang usianya tidak lagi produktif," imbuhnya.
Sebagai desa miliarder, Desa Sekapuk memiliki lima kendaraan mewah untuk operasional yang dibeli secara tunai.
Mobil-mobil mewah itu yakni Alphard untuk Pemdes, Grand Livina untuk kelompok ibu-ibu PKK, Mazda Double Cabin untuk wisata, Expander untuk BUMDes, dan satu unit mobil ambulans standar Covid-19.
Abdul Halim menuturkan, mobil mewah tersebut adalah bagian dari apresiasi pemerintah desa kepada warganya.
"Ini sebagai bukti bahwa warga Desa Sekapuk mampu bangkit dan sukses seperti sekarang," kata Abdul Halim.
Abdul Halim menuturkan, pengembangan usaha di desa ini akan terus dilakukan karena dari blue print pembangunan yang sudah dijalankan masih 60 persen.
Beberapa rencana pengembangan usaha yang belum terealisasi antara lain, pembangunan hotel apung berbentuk kapal kargo di pesisir pantai Desa Sekapuk.
Kemudian, pembangunan komplek wisata agropolitan hingga pembangunan gedung serbaguna memanfaatkan yang memanfaatkan aset tanah bengkok desa seluas 3 hektare.
"Karena itu kami sedang mencari pinjaman Rp 100 milliar dari perbankan. Kami yakin pasti bisa bayar. Siteplannya sudah ada," terang dia.
Desa Sekapuk tercatat sebagai 1 dari 697 desa di Jawa Timur yang masuk dalam kategori desa mandiri pada 2021.
Hal itu berdasarkan hasil survei Indeks Desa Membangun (IDM) 2021 yang digelar Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi.
697 desa mandiri tersebut tersebar di 29 kabupaten di Jawa Timur. 3 kabupaten dengan jumlah desa mandiri terbanyak adalah Bojonegoro (103 desa), Banyuwangi (89 desa) dan Gresik (86 desa).
Dengan memiliki 697 desa mandiri, Jawa Timur dinobatkan sebagai provinsi yang memiliki desa berstatus mandiri terbanyak dibanding provinsi lain secara nasional.
Di bawahnya, ada Provinsi Jawa Barat yang memiliki 586 desa mandiri, dan Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki 385 desa mandiri.