"Orang kadang bilang dikurung lah. Orang yang tak mengalami yang saya alami mudah bicara. Ini sangat berat, kadang saya menyerah. Gini, kalau Tuhan sayang dengan dia, udah lah ambil lah dia. Hanya saja, saya minta jangan sempat dia enggak nampak sama saya. Kalau mau ambil nyawa dia, ambil di depan saya. Karena saya rasa penderitaan dia itu cukup banyak," kata Uci.
ARY merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Empat anak Uci tumbuh normal.
Satu di antaranya meninggal dunia. Kakak ARY yang paling besar sudah duduk di bangku SMA.
Kemudian saudara ARY lainnya sudah masuk SMP dan adiknya yang paling kecil berusia tiga tahun kini sudah lebih jelas ketika berbicara.
Berbagai pengobatan dari obat kampung sampai rumah sakit sudah dilakukan. Namun, hasilnya nihil.
"Harapan saya, mudah-mudahan ada yang bantu kami supaya anak saya sembuh, normal, bisa sekolah seperti anak lainnya. (supaya) Dia enggak terpikir lagi dengan kecanduan bensin. Kalau lah ada yang bisa bantu, cuma Allah yang bisa balas. Saya tak bisa balas," ucap Uci.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.