Uci kemudian mencuci piring, memasak, dan ke kamar mandi.
Tanpa sepengetahuannya ARY meninggalkan rumah sambil membawa bensin.
Teman-temannya membully ARY dan bocah itu disuruh meminum air kotor.
Bensin yang dipegang dirampas lalu disiramkan oleh teman-temannya ke badan ARY. Mereka kemudian menyulut api yang mengakibatkan paha hingga betis kiri bocah itu terbakar.
"Waktu itu ada kejadian dia dibakar teman sendiri. Saya mau ke kamar mandi, dia rupanya keluar dari jendela, main-main sama teman-temannya. Di situ lah kejadian dia dibakar," ucap Uci.
Akibat luka bakar itu, di bagian kaki yang terluka sempat lengket sehingga membuat ARY sulit berjalan.
Setelah insiden itu, ARY sempat lama tidak meminum bensin.
"Sesudah dia bisa jalan, bisa keluar, di situ dia balik lagi 'menggila'. Selama dua tahun lebih ini lah saya bilang, makin tidak bisa teratasi. Kalau dilarang marah, banting-banting, lempar-lempar. Jadi saya pun sudah bingung, apalah obat kecanduan anak ini," kata dia.
Beberapa waktu lalu, ARY dibawa oleh personel TNI AL ke Lanal Tanjungbalai untuk diobati.
Informasi yang diketahui Uci, pihak Lanal Tanjungbalai sedang mencari psikiater untuk anaknya.
Menurutnya, saat ini yang menjadi kebiasaan anaknya hanyalah meminum bensin. ARY Tidak lagi memakan beling, keramik, ataupun paku.
"Sudah lima tahun terakhir saya ketahui dia minum bensin. Cuma saja menggilanya dua tahun ini. Sesudah dia bangkit dari terbakar itu, dia makin 'menggila' bukan trauma dari kakinya terbakar," ujar Uci.
Uci mengatakan, ARY tidak pernah mau bersekolah. Bocah ini sempat dimasukkan ke PAUD, tapi hanya bertahan empat bulan karena benar-benar tidak mau belahar di sekolah.
Padahal, jika di rumah, anaknya mau belajar. Di sekolah, guru ARY sering kewalahan mengajaknya masuk untuk belajar.
Hal yang dilakukan ARY di sekolah adalah memperhatikan sepeda motor gurunya.
Guru sudah membujuk ARY dengan berbagai cara, mulai dari yang halus sampai yang kasar. Namun, ARY tetap bergeming.
"Dibujuk enggak mau, dikasari enggak mau juga. Serba salah anak ini, susah," kata dia.
Untuk mendapatkan bensin, ARY melakukan berbagai cara. Jika punya uang, ARY akan membeli bensin kemudian meminumnya di tempat yang dia rasa aman dan nyaman.
Kadang bensin tidak langsung dihabiskan. Cairan itu disimpan untuk diminum nanti.
Beberapa orang penjual bensin di sekitar rumah ARY tidak lagi memberikan ARY bensin karena sudah mengetahui kebiasaanya.
"Tapi kan enggak semua orang tahu kebiasaannya. Kadang dia juga bilang beli untuk kereta (sepeda motor) ayahnya, jadi dikasihkan lah. Dan saat membeli pun, dia curi-curi kesempatan pas kita lengah, lari aja itu dari rumah," kata Uci.
Begitupun ketika tidak punya uang untuk membeli bensin. ARY nekat mengambil dari sepeda motor.
Dia mengaku heran bagaimana anaknya mengetahui cara mencabut selang minyak sepeda motor tersebut.