Acara Ya Qowiyyu Kiai Ageng Gribig diadakan setiap bulan Sapar dalam penanggalan Jawa.
Sebagai puncaknya, digelarlah pembagian apem.
Sekretaris Pengelola Pelestari Peninggalan Kiai Ageng Gribig (P3KAG) Jatinom KRT Moh Daryanta Rekso Budoyo menjelaskan, apem mempunyai makna filosofis.
"Kata apem diambil dari bahada Arab ‘afwun’ yang bermakna ampunan atau ‘Al Afwu’. Tujuannya adalah agar masyarakat selalu memohon ampunan kepada Sang Pencipta Rabb Allah SWT. Bentuknya yang bulat itu juga memiliki makna agar masyarakat saling bersatu dan tidak terpecah belah," paparnya.
Baca juga: Lepaskan Bibit Ikan ke Waduk, Tradisi Calon Pengantin di Kulon Progo
Daryanto menerangkan, karena masih pandemi, peringatan Yaa Qowiyyu diselenggarakan secara sederhana.
"Membagikan/andum kue apem sebagai tetenger atau penanda pelaksanaan Saparan Ya Qowiyyu tahun 2021 masehi/1955 Alip. Dan masih dalam situasi pandemi dilaksanakan secara terbatas dan sederhana," bebernya.
Sebelum pembagian apem, terdapat serangkaian acara dalam tradisi Ya Qowiyyu, yakni zikir, tahlil, dan doa bersama untuk Indonesia.
Daryanto menyampaikan, pelaksanaan Yaa Qowiyyu telah berlangsung lama, sekitar empat abad.
"Yaa Qowiyyu diambil dari doa Kiai Ageng Gribig seorang ulama besar penyebar agama Islam di Jawa Tengah,” sebutnya.
Baca juga: Ragam Respons Tokoh Adat Dayak soal Tradisi Bakar Ladang Disebut Picu Karhutla