SURABAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 213 sekolah negeri dan swasta di Kota Surabaya sudah menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas sejak beberapa waktu lalu.
Sebanyak 213 sekolah itu terdiri dari 112 Sekolah Dasar (SD) dan 101 Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Mereka menggelar PTM terbatas setelah lolos penilaian dan sudah menggelar simulasi PTM.
Baca juga: Satgas: Ada 2,77 Persen Sekolah yang Timbulkan Klaster Covid-19 Selama PTM Terbatas
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo menjelaskan, awalnya PTM terbatas dilakukan untuk jenjang SMP mulai 6 September 2021.
Seminggu kemudian, PTM jenjang SMP bertambah.
Selanjutnya, mulai 20 September 2021, PTM terbatas mulai dilakukan pada jenjang SD.
"Total SD yang sudah melakukan PTM terbatas mulai Senin sebanyak 112 sekolah, baik negeri maupun swasta. Sedangkan jenjang SMP 213 sekolah. Jumlah ini terus bertambah dan dinamis seiring selesainya assessment, karena yang di-assessment sekarang ada sekitar 161 sekolah," kata Supomo dikonfirmasi, Kamis (23/9/2021).
Baca juga: Ada Siswa Positif Covid-19, Dinkes Gunungkidul Sebut Sekolah Belum Siap PTM
Supomo memastikan, pelaksanaan PTM itu dilakukan dengan menerapakan protokol kesehatan yang ketat.
Pihaknya tidak mau berburu-buru membuka PTM sebelum lolos penilaian.
Sebab, dia tidak ingin PTM itu menimbulkan klaster baru di Kota Surabaya.
Baca juga: Saatnya Ekonomi Surabaya Bangkit, Jangan Sampai Pedagang Tidak Boleh Jualan
Siapa pun yang berada di lingkungan sekolah harus diawasi.
"Kalau ada tanda-tanda tidak sehat, maka pihak sekolah wajib melakukan tindakan-tindakan dan meminta yang bersangkutan tidak beraktivitas di sekolah," kata dia.
Jika yang merasa tidak sehat adalah guru, maka dia bisa mengajar online dari rumah.
"Kalau siswa kita minta untuk mengikuti daring dari rumahnya," tutur Supomo.
Baca juga: Begini Upaya Dua Kepala Daerah di Surabaya Raya Capai PPKM Level 1
Selain itu, Supomo memastikan bahwa setiap sekolah diminta untuk melakukan evaluasi harian, dan hasil evaluasi itu dikirimkan kepada Dispendik Surabaya.
Dalam laporan evaluasi itu, harus dilaporkan semua hal tentang kondisi sekolah selama sehari, terutama soal penerapan prokesnya di sekolah.
"Evaluasi harian itu kita sampaikan kepada para pakar. Biasanya kita rapat bersama pakar seminggu sekali untuk mengevaluasi PTM ini," ujar Supomo.
Pakar, lanjutnya, juga kerap datang ke sekolah-sekolah untuk memantau langsung jalannya PTM.
"Sehingga mereka bisa mengikuti perkembangan PTM itu dan bisa lebih tepat dalam mengevaluasi," kata dia.
Baca juga: Pasien Covid-19 Melahirkan Bayi Laki-laki Saat Dirawat di RS Lapangan Surabaya
Ia bersyukur karena berdasarkan hasil evaluasi selama pelaksanaan PTM selama dua pekan ini, tidak ditemukan hambatan apa pun.
Supomo memastikan pihak sekolah mampu menerapkan protokol kesehatan yang ketat kepada anak didiknya.
Sedangkan siswa pun disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan itu.
"Namun, kadang masih ada siswa yang maskernya melorot, sehingga langsung diingatkan oleh satgas mandiri. Jadi, terkadang siswa itu lupa, sehingga kami ingatkan. Yang lain Alhamdulillah sudah sesuai prokes," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.