KOMPAS.com - R (40), ibu rumah tangga ditemukan tewas di rumahnya di Jalan Emprit Mas Nomo 10 Sukun, Kota Malang pada Sabtu (18/9/2021) sekitar pukul 01.00 WIB.
Diduga ia menjadi korban pembunuhan karena ditemukan luka di kepala R. Kasus ini pun dibawa ke ranah polisi setelah sang anak, B melaporkan kecurigannya.
B adalah orang pertama yang menemukan sang ibu tewas di kamar mandi. Namun ternyata ada luka parah di kepala sang ibu.
Diduga korban tewas pada Jumat (17/9/2021) malam. B melaporkan ayahnya, S ke polisi atas dugaan telah membunuh R.
Anggota Linmas Kelurahan Sukun, Agus Kurniawan (33) mengatakan ada hal ganjl saat melihat gerak-gerik S, suami korban.
Korban ditemukan tewas pada Sabtu (18/9/2021) sekitar pukul 01.00 WIB. Jenazah nya kemudian dibawa ke RS lalu disemaayamkan di Tempat Persemayaman Gotong Royong.
Pada Minggu (19/9/2021), Agus melihat S pulang ke rumah dan setelah turun dari mobil, ia berjalan kaki untuk membeli rokok.
Baca juga: Diduga Korban Pembunuhan, Polisi Selidiki Kematian Seorang Ibu Rumah Tangga di Malang
Saat itu S masih menggunakan jaket warna abu-abu. Namun saat kembali ia tak lagi mengunakan jaket tersebut.
Kepada Agus, S mengaku jaketnya telah diserahkan ke orang dengan gangguan jiwa yang sering melintas di kawasan tersebut.
"Saat jalan kaki untuk membeli rokok, SOF memakai jaket kain warna abu-abu. Setelah membeli rokok, SOF kembali ke rumah tanpa memakai jaket. Saya pun bertanya ke SOF 'kemana jaketnya'. SOF jawab 'saya kasihkan ke orang di depan, kasihan kedinginan,'" kata dia dikutip dari Tribun Jatim.
Baca juga: Pesta Miras di Blitar Berakhir Pembunuhan, AM Tewas di Tangan Teman
Setelah itu Senin (20/9/2021) siang, tim Inafis Polresta Malang didampingi anak korban datang TKP dam melakukan olah TKP.
Lalu S dibawa ke kantor polisi dan rumahnya dipasangai garis polisi. Saat itu polisi mencari jaket kain warna abu-abu milik S.
"Saat olah TKP itu, polisi mencari jaket kain warna abu-abu milik S. Untungnya, jaket itu tidak dibawa dan hanya diletakkan begitu saja oleh ODGJ tersebut. Oleh polisi, jaket itu langsung dibawa," terangnya.
Selain itu menurut dia, polisi menemukan kaus warna kuning di dalam sungai yang ada di belakang rumah korban yang diketahui milik S.
Baca juga: Perampokan dan Pembunuhan Pemilik Toko Emas di Bandung Diduga Tanpa Rencana
Ada bercak darah di kaus yang sudah robek di bagian dada. Selain itu ditemukan luka cakaran di wajah, dada S dan bagian lengannya lebam.
"Polisi melihat, ada sebuah kaus berwarna kuning di dalam sungai. Saat diambil, di kaus itu terdapat bercak darah dan robek di bagian dada," kata dia.
"Setelah diperhatikan, kaus itu milik S yang diduga digunakan saat kejadian. Karena pada tubuh S, terdapat luka cakaran di wajah, bagian dada dan bagian lengannya lebam," tambah Agus.
Lalu R ditemukan tewas beberapa jam kemudian yakni Sabtu dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.
"Cekcoknya terjadi sekitar pukul 21.00 WIB, lalu jenazah istrinya ditemukan Sabtu (18/9/2021) malam sekitar pukul 01.00 WIB. Itu pun tahunya saya dari warga lain," ujar Dedy, Selasa (21/9/2021) dikutip dari Surya.co.id.
Ia mengatakan sang suami, S sempat datang ke rumahnya untuk nongkrong bersama sekitar pukul 00.30 WIB.
Baca juga: Duduk Perkara Pembunuhan dan Penganiayaan Nakes di Papua...
"Jadi, Sabtu (18/9/2021) malam sekitar pukul 00.30 WIB itu, S ini datang kesini dari rumahnya. Setelah itu, ngobrol dan nongkrong sebentar sama saya," jelasnya.
Saat nongkrong itulah, S mendapat kabar istrinya meninggal dunia di dalam rumah.
"Kata S, istrinya yang berinisial R meninggal di dalam kamar mandi. Padahal setahu saya, istrinya itu tidak memiliki sakit apapun," jujurnya.
Dedy juga mengungkapkan, jenazah R ditemukan pertama kali oleh anak laki-laki dari pasangan tersebut berinisial B.
Baca juga: Pulang Usai Shalat Subuh, Seorang Warga Temukan Mayat di Sawah, Diduga Korban Pembunuhan
"Dan jenazah itu, langsung dibawa ke Yayasan Gotong Royong untuk disemayamkan," tambahnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Yanuar (35), penjaga keamanan setempat.
Menurutnya keluarga itu akan pindah rumah dan sebagian barangnya sudah diangkut ke tempat baru.
"Iya, mereka tinggal bertiga di rumah tersebut. Rencananya, mau pindah rumah, enggak tahu kemana. Barang-barangnya sudah diangkutin sama pikap sebelum kejadian ini," kata dia.
Yanuar juga menjelaskan, pihak kepolisian telah mendatangi lokasi kejadian untuk mengumpulkan barang bukti dan melakukan olah TKP.
Baca juga: Nani Pengirim Sate Sianida Didakwa Pembunuhan Berencana, Kuasa Hukum Keberatan
"Kalau tidak salah, mulai Minggu (19/9/2021) hingga Senin (20/9/2021). Polisi datang ke sini semua, dari Polresta Malang Kota dan dari Polda Jatim," bebernya.
irinya juga mengaku, tidak mengerti dengan jelas penyebab kematian R.
"Kalau itu kurang tahu, tapi kabarnya luka parah di bagian kepala," tuturnya.
Setelah sampai di rumah ia memanggil nama ibunya, tapi tak ada respons.
Ia bersama ayahnya kemudian mencoba masuk ke dalam kamar R. Namun slot pintu kamar tertutup dan pintunya tak bisa dibuka.
Dari jendela kamar, B melihat pintu kamar mandi terbuka dan saat diintip dari ventilasi, R tergeletak bersimbah darah.
Baca juga: Depresi 3 Bulan Menganggur, Suami Bunuh Istri, Saat Ketahuan Warga lalu Coba Bunuh Diri
"Tetapi Bayu melihat dari jendela, pintu kamar mandi yang ada di dalam kamar Ratna dalam kondisi terbuka. Dengan memakai tangga, Bayu mengintip melalui lubang ventilasi kamar mandi. Ternyata, Ratna sudah meninggal bersimbah darah," kata Agus.
Akhirnya, mereka berdua menjebol pintu kamar dan membawa tubuh R ke rumah sakit.
Dokter rumah sakit yang memeriksa melihat ada kejanggalan pada luka di kepala R, karena lukanya terlalu parah apabila hanya terjatuh di kamar mandi.
"Dokter pun menawarkan visum kepada S. Namun S menolak, karena beralasan tidak punya uang. Dan S meminta agar lukanya itu langsung dijahit saja. Kemudian jenazah R langsung dibawa ke Gotong Royong untuk disemayamkan," kata dia.
Baca juga: Drama Suami Bunuh Istri di Kediri, Pelaku Pura-pura Histeris dan Menangis Tersedu-sedu
Menurutnya sejak beberapa tahun terakhir pasangan suami istri tersebut sering cekcok dan diduga dipicu oleh masalah ekonomi.
"Karena sehari-harinya yang kerja adalah Ratna, dengan berjualan roti dan dimasukkan ke dalam toko-toko. Sedangkan untuk Sofyan, tidak bekerja sama sekali," kata dia.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Tinton Yudha Riambodo membenarkan kejadian tersebut.
"Kami sudah menerima laporannya, dan yang melaporkan adalah putranya. Kami sedang melakukan proses penyelidikan, dan masih terus kita dalami," kata dia.
Tinton mengaku sudah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus tersebut. Tim penyidik juga sudah mendatangi lokasi untuk olah tempat kejadian perkara (TKP).
"Kita sudah memeriksa saksi-saksi. Kemudian kita juga sudah melakukan olah TKP," katanya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Andi Hartik | Editor : Pythag Kurniati), Tribun Jatim
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.