KOMPAS.com - Nasi boranan dan soto lamongan telah ditetapkan milik Pemkab Lamongan, Jawa Timur oleh Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
Soto lamongan sudah dikenal banyak orang dan banyak ditemukan di luar daerah Lamongan. Namun berbeda dengan nasi boranan.
Nasi khas Lamongan tersebut hanya ditemukan di kabupaten yang dijuluki sebagai Kota Soto. Jumlah penjual nasi boranan sangat banyak dan mereka kerap menjajakan dagangan d sepanjang jalan kota di Kabupatan Lamongan.
Baca juga: Pemkab Lamongan Akhirnya Kantongi Hak Paten Soto Lamongan dan Nasi Boranan
Nasi boranan sering dijumpai saat pagi hari dan dijadikan sarapan. Namun tak sedikit penjual nasi boranan yang menjajakan makanan tersebut pada malam hari.
Kata boran berasal dari tempat nasi yang terbuat dari anyaman bambu yang digendong dengan selendang di punggung sang penjual.
Pada masa lalu, boran digunakan oleh perempuan untuk mengirim bekal ke sawah atau untuk membawa barang.
Karena itu kuliner yang dijual dikenal dengan nasi boranan atau sego boranan.
Baca juga: 6 Kuliner Khas Lamongan Selain Soto, Ada Wingko Babat dan Sego Boranan
Lauk yang disediakan seperti daging ayam, jeroan, sate uritan (bakal calon telur ayam), ikan bandeng, telur dadar, telur asin, tahu, tempe hingga ikan sili yang harganya lebih mahal dibandingkan lauk lain.
Sementara bumbu yang ditambahkan dalam seporsi nasi boranan terdiri dari rempah-rempah yang sudah dihaluskan.
Yang membuat nasi boranan berbeda adalah adanya tambahan empuk, pletuk, dan ikan sili.
Empuk terbuat dari tepung terigu yang dibumbui lalu digoreng. Sedangkan pletuk adalah nasi yang dikeringkan atau kacang yang dibumbui lau digoreng. Nama pletuk diambil dari bunyi saat makanan itu dikunyah.
Baca juga: Nadiem Makarim Suka Makan Soto Lamongan
Nah ikan sili adalah salah satu lauk musiman yang harganya cukup mahal. Ikan sili dulu dikenal sebagai ikan hias dan harganya lebih mahal dibandingkan daging ayam. Bentuknya panjang seperti belut dan durinya hanya ada di bagian tengah.
Selain itu juga ditambahkan urapan sayur segar yang diberi urapan parutan kelapa plus sambal. Baru kemudian dilumuri oleh bumbu kuah khas yang memberikan rasa pedas.
Bahan bumbu kuah adalah lengkuas, jahe, terasi, jeruk purut, cabe rawit yang direbus, beras mentah yang direndam sebagai pengental, parutan kelapa, bawang merah, bawang putih, merica, gula, serta garam.