Masyarakat setempat, Selis Lado menuturkan, kedatangan petugas yang hendak mengukur lahan untuk pembangunan waduk memang ditolak oleh masyarakat adat.
"Di lokasi itu sudah ada ritual sumpah adat, tetapi mereka paksa masuk ukur. Masyarakat pagari pilar BM, karena hari Jumat dan Sabtu lalu mereka datang paksa mau ukur tapi masyarakat usir. Hari ini mereka datang lagi langsung masuk untuk mengukur lahan," ungkap Selis Lado, pada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu sore.
Dia menegaskan, masyarakat adat menolak lahan tersebut dibangun waduk.
Baca juga: Ini Daftar Wilayah PPKM Level 2 di NTT dan NTB hingga 4 Oktober
"Seperti apa pun situasinya kami tetap menolak lahan itu untuk dijadikan waduk," tegasnya.
Sebelumnya, Ketua Badan Pengurus Harian Aman Wilayah Nusabunga Flores-Lembata, Philipus Kami, menjelaskan, masyarakat adat sebenarnya tidak menolak pembangunan waduk yang juga program strategis nasional itu.
Namun, masyarakat menolak lokasi pembangunan waduk.
Mereka pun menawarkan dua lokasi lain yakni di Malawaka dan Lowopebhu .
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.