Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Angling Dharma Ada di Pandeglang sejak 2002, Ogah Dikaitkan dengan Kerajaan Sunda Empire

Kompas.com - 22/09/2021, 16:38 WIB
Acep Nazmudin,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

PANDEGLANG, KOMPAS.com - Heboh kemunculan seseorang yang disebut 'Raja Kerajaan Angling Dharma' di Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang.

Dia bernama bernama asli Sultan Jamaludin Firdaus dan mendiami rumah bertulisan Angling Dharma.

Tapi, melalui Juru Bicaranya, Ki Jamil Badranaya, mereka tidak mau disebut kerajaan dan dipanggil raja.

Baca juga: Foto Viral di Medsos, Raja Angling Dharma Muncul di Pandeglang, Bangun 30 Rumah untuk Warga

Sebutan untuk Sultan Jamaludin di komunitas tersebut, kata dia, adalah Baginda.

Jamil mengatakan, Jamaludin membangun rumah tersebut pada tahun 2002 silam.

Rumah itu dibuat berbeda dengan rumah lainnya di Desa Pandat karena Jamaludin memiliki gaya yang nyentrik.

Baca juga: Sejarah Kerajaan Majapahit: Awal Mula Berdiri hingga Keruntuhan


"Itu pernak-pernik saja, kata beliau itu ada filosofinya, jadi bukan dikaitkan dengan kerajaan atau sebagainya, memang beliau selalu nyentrik, seperti berpakaian, saya juga kadang tidak memahami kenyentrikan beliau," kata dia.

Jamil mengatakan, kecewa saat heboh pemberitaan yang menyebut pihaknya adalah kerajaan Angling Dharma.

Kata dia, rumah Angling Dharma bukan kerajaan, hanya tempat tinggal saja pemimpin dan santrinya.

Ki Jamil Badranaya yang mengaku sebagai juru bicara dari Rumah Angling Dharma di Pandeglang.KOMPAS.com/Acep Nazmudin Ki Jamil Badranaya yang mengaku sebagai juru bicara dari Rumah Angling Dharma di Pandeglang.

Tak ingin dikaitkan dengan Sunda Empire

Dia juga keberatan saat dikait-kaitkan dengan Sunda Empire.

"Kami atas nama pribadi mengklarifikasi pemberitaan kemarin tidak benar. Jangan dikaitkan dengan Sunda Empire dan sebagainya, itu semua bohong," kata Jamil.

Jamil mengatakan, di rumah tersebut Baginda Jamaludin tinggal bersama sejumlah orang yang terdiri dari santri hingga pekerja yang membangun rumah warga.

Di lingkungan tersebut aktivitasnya juga normal-normal saja, bahkan ada pengajian yang digelar setiap malam Jumat.

Baca juga: Petinggi Sunda Empire Sebut Amerika Dimerdekakan Banten, Ridwan Kamil: Saya Baru Tahu...


Jamil juga membantah jika para santri dan juga dirinya adalah pengikut Baginda Jamaludin yang disebut raja.

"Kami bukan pengikut, kalau pengikut itu hal negatif, kami murni Al Sunah Waljamaah. Kami tersinggung secara pribadi atas nama Ki Jamil dan atas nama keluarga Baginda," kata dia.

Dia mengatakan, kehidupan sehari-hari Baginda Jamaludin disibukkan dengan aktivitas sosial. Sejak 2019, kata dia, sudah dibangun 30 rumah tidak layak huni di Pandeglang.

"Rumah itu dibangun internal sendiri tanpa bantuan-bantuan, dananya dari para santri seperti sumbang pasir, semen hingga uang," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Regional
Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Regional
Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Regional
2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

Regional
Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Regional
PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

Regional
Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Regional
Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Regional
Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Regional
5 Pemandian Air Panas Magelang, Ada yang Buka 24 Jam

5 Pemandian Air Panas Magelang, Ada yang Buka 24 Jam

Regional
Terduga Pelaku Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Belum Tertangkap

Terduga Pelaku Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Belum Tertangkap

Regional
Motif Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya, Korban Minta Rp 2,5 Juta dan Cekcok

Motif Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya, Korban Minta Rp 2,5 Juta dan Cekcok

Regional
Soal Hibah Pembangunan Gedung Baru Senilai Rp 7,3 M, Kejari Blora: Gedung Sempit

Soal Hibah Pembangunan Gedung Baru Senilai Rp 7,3 M, Kejari Blora: Gedung Sempit

Regional
Miring Sejak 2018, Jembatan Dermaga Sei Nyamuk di Pulau Sebatik Ambruk

Miring Sejak 2018, Jembatan Dermaga Sei Nyamuk di Pulau Sebatik Ambruk

Regional
Kesaksian Korban Truk Terguling di Kebumen: Remnya Blong, Bannya Bocor

Kesaksian Korban Truk Terguling di Kebumen: Remnya Blong, Bannya Bocor

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com