Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Proyek Jalur Pedestrian Nganjuk, Puluhan PKL Direlokasi ke Depan Pasar Wage Baru

Kompas.com - 21/09/2021, 20:21 WIB
Usman Hadi ,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

NGANJUK, KOMPAS.com – Puluhan pedagang kaki lima (PKL) yang biasanya mangkal di sepanjang trotoar Jalan A Yani Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur (Jatim), harus menerima nasib direlokasi.

Hal itu dilakukan setelah Pemkab Nganjuk memutuskan mengubah kawasan Jalan A Yani sebagai area bagi pedestrian.

Baca juga: Majelis Hakim Tolak Eksepsi Bupati Nonaktif Nganjuk Novi Rahman Hidayat Cs

Saat ini proyek pembangunan jalur pedestrian sisi timur masih berjalan.

Tempat relokasi yang disiapkan berada di depan Pasar Wage Baru Nganjuk.

Untuk sementara, Pemkab Nganjuk baru menyediakan tenda-tenda di depan pasar yang bisa dipakai PKL A Yani untuk berjualan.

Minta bangunan permanen

Salah satu PKL yang terdampak relokasi, Daman (49), pasrah dengan keputusan itu.

Hanya saja ia meminta tenda-tenda tersebut diubah menjadi bangunan permanen, sehingga lebih layak ditempati.

“Ya harapannya cepat-cepat dibangun buat kios-kios PKL ini, biar masyarakat lebih aman,” kata Daman di Pasar Wage Baru, Selasa (21/9/2021).

Menurutnya lokasi relokasi yang disediakan masih belum memadai.

“Lokasi relokasi ya lumayan, tapi kurang memadai,” lanjut pria yang membuka angkringan di trotoar Jalan A Yani itu.

Baca juga: Mahasiswa di Nganjuk Dikeroyok di Jalan, 3 Pelaku Masih Berstatus Pelajar

 

Plt Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi (memakai ikat kepala) berdialog dengan PKL A Yani yang terkena dampak proyek pedestrian di Pasar Wage Baru Nganjuk, Selasa (21/9/2021).KOMPAS.COM/USMAN HADI Plt Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi (memakai ikat kepala) berdialog dengan PKL A Yani yang terkena dampak proyek pedestrian di Pasar Wage Baru Nganjuk, Selasa (21/9/2021).
Pemkab diminta berinovasi untuk datangkan pengunjung

Menurut Daman, Pasar Wage Baru Nganjuk saat malam hari selalu sepi pengunjung.

Oleh karenanya, ia berharap ada inovasi dari Pemkab untuk menarik minat warga berkunjung ke Pasar Wage Baru.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Guyub Rukun, Pujo Widarto, masih menaruh harapan para PKL diperbolehkan menjajakan dagangannya lagi di trotoar Jalan A Yani, Nganjuk.

Paguyuban Guyub Rukun adalah wadah resmi puluhan PKL di sepanjang trotoar Jalan A Yani.

“Keinginan awal kita, selesai (pembangunan) pedestrian kalau bisa kembali lagi ke Jalan A Yani,” harap Pujo.

Baca juga: Kabar Baik, Warga Nganjuk Kini Bisa Urus Dokumen Kependudukan dari Rumah atau Kantor Desa

Pujo tak tahu secara pasti kapan seluruh PKL pindah ke tenda-tenda yang disediakan Pemkab Nganjuk di depan Pasar Wage Baru.

Sementara ini, kata Pujo, sebagian PKL masih berjualan di Jalan A Yani.

“Kita enggak bisa (relokasi) serentak. Soalnya perjanjian dari awal itu kita selama proyek belum jalan di depan kita (lokasi mangkal), kita kalau masih bisa jualan ya kita jualan,” sebutnya.

Penjelasan Plt Bupati Nganjuk

Menanggapi keinginan para PKL, Plt Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi menyebutkan, bakal mengupayakan bangunan permanen ke para PKL A Yani yang direlokasi.

“Jangan sampai kebijakan pemerintah ini merugikan orang kecil, kuncinya di situ,” kata dia.

Terkait lokasi relokasi yang sepi di malam hari, Marhaen menyebutkan, hal itu wajar karena pembangunan kawasan ekonomi di jantung Kabupaten Nganjuk tersebut masih berjalan.

Namun Marhaen yakin, suatu saat kawasan Pasar Wage Baru akan ramai pengunjung, termasuk saat malam hari.

Hal itu sangat mungkin terjadi bila pembangunan jalur pedestrian di sepanjang Jalan A Yani rampung.

“Parkir kendaraan nanti di sini (area depan Pasar Wage Baru), sehingga jadi banyak orang yang akan makan di tempat bapak-bapak, ibu-ibu ini,” bebernya.

Diberitakan sebelumnya, beberapa waktu lalu Marhaen mengawali ground breaking pembangunan jalur pedestrian A Yani.

Proyek ini bertujuan mempercantik wajah jantung kota di Nganjuk.

Tak hanya menyulap kawasan tersebut menjadi area bagi pedestrian, kabel yang semrawut sebagian akan dipindah ke bawah tanah.

Penataan ini untuk mengubah area itu menjadi kawasan ekonomi Nganjuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com