Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Di Jatim, Pimpinan Daerah Itu Dianggap sebagai Orangtua, Kalau Melanggar Aturan, Anaknya Bagaimana?"

Kompas.com - 21/09/2021, 17:55 WIB
Andi Hartik,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Kasus rombongan gowes Wali Kota Malang Sutiaji ke tempat wisata Pantai Kondang Merak di Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, menuai kritik dari berbagai kalangan masyarakat.

Dalam aktivitas gowes itu, rombongan Wali Kota Malang memasuki tempat wisata yang masih ditutup karena penerapan PPKM level 3 di Kabupaten Malang.

Pakar politik sekaligus pengamat kebijakan publik dari Universitas Brawijaya (UB), Wawan Sobari mengatakan, kasus rombongan gowes Wali Kota Malang memiliki konsekuensi hukum dan moral. Sebab, pelanggaran itu dilakukan oleh kepala daerah dan pejabatnya.

"Karena ini berposisi sebagai pejabat, konsekuensi moralnya yang lebih berat. Karena yang menilai satu kota, bahkan satu negara. Karena sudah tersebar," katanya melalui sambungan telepon, Selasa (21/9/2021) sore.

Berdasarkan hasil penelitiannya di Jatim, masyarakat menganggap kepala daerah sebagai orangtua. Sehingga, perilaku pemimpin sangat berpengaruh bagi masyarakat. 

Baca juga: Polisi Usut Kasus Gowes Wali Kota Malang ke Pantai Saat PPKM, Pemkot Janji Ikuti Proses Hukum

"Di Jawa Timur itu, pimpinan daerah dan pimpinan wilayah itu dianggap sebagai orangtua. Nah konsekuesinya apa kalau bapaknya melanggar aturan. Anaknya bagaimana?" katanya.

Secara hukum, Wawan menilai rombongan gowes wali kota itu melanggar aturan PPKM yang berlaku. Apalagi sebelum memasuki pantai, rombongan itu sudah dicegat polisi.

"Maka kemudian harus ada ajudikasi terhadap pelanggaran atau penghakiman terhadap pelanggaran. Proses hukum, kira-kira pelanggarannya seperti apa," jelasnya.

Malang Corruption Watch (MCW), lembaga yang fokus mengawasi kinerja pemerintah menyebutkan aktivitas gowes Wali Kota Malang dan rombongannya itu melanggar aturan pelaksanaan PPKM dalam mengendalikan kasus Covid-19.

Tidak hanya itu, agenda gowes itu juga dinilai sebagai salah satu bentuk kesewenang-wenangan. Sebab, pemerintah sebagai pelaksana pengendalian Covid-19 malah melanggar aturan yang dibuatnya.

"Sehingga sangat tidak etis manakala pemerintah selaku penyelenggara dan penegak kebijakan justru bertindak sewenang-wenang dengan menerobos masuk ke Pantai Kondang Merak," kata Kepala Divisi Advokasi MCW, Ahmad Adi melalui rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (21/9/2021).

"Tindakan semacam ini tidak hanya melanggar norma hukum, tapi juga mencederai nurani publik. Sebab, seluruh warga Kota Malang diminta untuk tetap prokes dan membatasi aktivitas sosial, sementara pemerintah justru berlibur dengan gembira riang di pantai," katanya.

Pihaknya mendesak penegak hukum mengusut potensi pelanggaran tersebut.

Kritik yang sama juga disampaikan oleh kelompok masyarakat yang tergabung dalam Jaringan Aliansi Aktivis Malang Raya (Jasmara). Mereka menganggap rombongan gowes wali kota itu sebagai contoh buruk penanganan Covid-19.

"Itu perilaku yang sangat buruk bagi kita karena mestinya pemimpin itu memberikan contoh yang baik kepada masyarakat agar kemudian persoalan Covid-19 cepat selesai. Tapi faktanya mereka melakukan pelanggaran," kata juru bicara Jasmara, Sahmawi Mevlana di Mapolres Malang, Senin (20/9/2021).

Baca juga: Soal Kasus Rombongan Wali Kota Malang Gowes ke Pantai Saat PPKM, Polisi Periksa Kadishub

Kelompok masyarakat itu juga melaporkan kasus tersebut ke Polres Malang.

Diketahui, video kegiatan gowes Wali Kota Malang Sutiaji bersama sejumlah pejabat di Pemkot Malang viral di media sosial. Sebab, rombongan gowes itu memasuki kawasan wisata Pantai Kondang Merak di Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang yang masih tutup karena PPKM level 3 pada Minggu (19/9/2021).

Dalam video yang beredar, rombongan tersebut sempat dihalau seorang polisi yang bertugas. Namun, rombongan itu tetap memasuki area pantai. Dalam video itu juga terlihat sejumlah kendaraan dinas Pemerintah Kota Malang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ratusan Sapi di Sumsel Mati Terpapar Penyakit Ngorok, 10.000 Dosis Vaksin Disiapkan

Ratusan Sapi di Sumsel Mati Terpapar Penyakit Ngorok, 10.000 Dosis Vaksin Disiapkan

Regional
Calon Pengantin di Aceh Disebut Tunda Pernikahan karena Lonjakan Harga Emas

Calon Pengantin di Aceh Disebut Tunda Pernikahan karena Lonjakan Harga Emas

Regional
Ribuan Lampion Akan Diterbangkan Saat Waisak di Borobudur, Ini Harga Tiketnya

Ribuan Lampion Akan Diterbangkan Saat Waisak di Borobudur, Ini Harga Tiketnya

Regional
Tanggapan Rektor Untan Pontianak soal Dugaan Dosennya yang Jadi Joki Mahasiswa S2

Tanggapan Rektor Untan Pontianak soal Dugaan Dosennya yang Jadi Joki Mahasiswa S2

Regional
Kerugian Banjir Kota Semarang dan Kabupaten Demak Tembus Rp 1,6 Triliun

Kerugian Banjir Kota Semarang dan Kabupaten Demak Tembus Rp 1,6 Triliun

Regional
Penipuan Berkedok Rumah Bantuan di Aceh, Uang Korban Dipakai untuk Lebaran

Penipuan Berkedok Rumah Bantuan di Aceh, Uang Korban Dipakai untuk Lebaran

Regional
Pria Bersebo Pembacok Warga Aceh Timur Ditangkap

Pria Bersebo Pembacok Warga Aceh Timur Ditangkap

Regional
Puluhan Hektar Lahan Padi di Kabupaten Landak Terendam Banjir

Puluhan Hektar Lahan Padi di Kabupaten Landak Terendam Banjir

Regional
Kasus Penemuan Mayat Wanita di Polokarto Sukoharjo Dipastikan Korban Pembunuhan, 15 Orang Diperiksa, Jasad Diduga Sudah 5 Hari

Kasus Penemuan Mayat Wanita di Polokarto Sukoharjo Dipastikan Korban Pembunuhan, 15 Orang Diperiksa, Jasad Diduga Sudah 5 Hari

Regional
Libur Lebaran, Volume Sampah di Tangerang Capai 3.000 Ton Per Hari

Libur Lebaran, Volume Sampah di Tangerang Capai 3.000 Ton Per Hari

Regional
Selepas Lebaran, Kapolsek dan Kasat Lantas di Lampung Diganti

Selepas Lebaran, Kapolsek dan Kasat Lantas di Lampung Diganti

Regional
Usai Lebaran, Perbaikan Tanggul Jebol Sungai Wulan Demak Dikebut

Usai Lebaran, Perbaikan Tanggul Jebol Sungai Wulan Demak Dikebut

Regional
Viral, Video Truk Meluncur Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Penyebabnya

Viral, Video Truk Meluncur Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Penyebabnya

Regional
Letusan Gunung Ruang Sudah Mereda, Statusnya Masih Awas

Letusan Gunung Ruang Sudah Mereda, Statusnya Masih Awas

Regional
Anggota Polisi yang Mabuk Sambil Ngebut Bawa Mobil Kasat Narkoba di Riau Ditahan

Anggota Polisi yang Mabuk Sambil Ngebut Bawa Mobil Kasat Narkoba di Riau Ditahan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com