"Saya dibawa ke Puskesmas Karang Pule, sementara istri saya di dalam rumah, saya tidak tahu kalau dia luka parah, karena saat kejadian kami tertidur dan spontan mengejar pelaku ke luar rumah, saya tahu instri saya meninggal setelah saya dibawa pulang," kata Masnun sedih.
Saat Masnun dibawa ke Puskesmas itulah warga menghubungi aparat.
Saat pelaku hendak diamankan aparat, warga emosi dan sempat menghakimi pelaku, namun tokoh masyarakat setempat menenangkan warga.
Warga awalnya tak menyadari jika Fitriah mengalami luka parah di dalam rumah, setelah keponakan Masnun bergerak untuk mengunci pintu, dilihat darah berceceran dari dalam rumah.
"Baru pada tahu istri saya terluka sangat parah, setelah pukul 04.00 wita, awalnya semua mengira hanya saya yang luka, seperti pikiran saya," kata Masnun.
Anggi Aulia (22), anak kandung korban mengaku kecewa atas kejahatan pamannya, yang tega membunuh ibunya dengan cara yang sadis.
Baca juga: PPKM Ambon Turun ke Level 2, Wali Kota: Tidak Boleh Lengah
"Gara-gara ya hanya karena sampah plastik yang terbang ke pekarangan rumahnya, dia marah-marah, dia memang sering marang-marah, saya sudah beberap kali dikejar pakai pisau, tapi tidak terjadi apa-apa," kata Anggi.
Ulah sang paman yang berulang kali menyebabkan Anggi khawatir dan berusaha melaporkannya pada aparat kepolisian.
Anggi khawatir sang paman nekat melukai dirinya dan keluarganya, termasuk kejadian yang akhirnya membuatnya kehilangan sang ibu untuk selamanya.
Anggi bersikeras untuk melaporkan pada aparat, namun karena diselesaikan oleh lingkungan niat melaporkan sang paman tidak direstui keluarga lainnya.
"Saya mau melaporkannya saja, karena dia suka aneh, tiba-tiba marah, mengamuk bahkan mengejar kami pakai pisau, saya pernah dikejar mau dibunuh, tapi semua melarang saya, sekarang sudah seperti ini," kata dia kesal.
Anggi berusaha tabah, menerima kenyataan bahwa ibundanya telah pergi untuk selamanya dengan cara yang mengenaskan.
Ia tak kuasa ketika melihat jenazah ibundanya di bawa untuk dikafankan, tangisnya pecah.
Kasat Reskrim Polres Kota Mataram, Kompol Kadek Adi Budi Astawa yang berada di tempat kejadian perkara (TKP) menerangkan bahwa aparat kepolisian telah mendapat laporan terkait kasus pembunuhan di Gubuk Mamben.
Kasus ini telah ditangani oleh Polsek Pagutan sebelum warga bertindak emosi pada pelaku.