Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Guru Honorer SD di Pandeglang Pecah, 18 Tahun Mengabdi, Lolos Seleksi PPPK, tapi Tak Dapat SK

Kompas.com - 21/09/2021, 15:38 WIB
Acep Nazmudin,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PANDEGLANG, KOMPAS.com - Ai Trisnawati menangis saat pengumuman pengangkatan peserta lolos Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) keluar pada 2019.

Tidak ada namanya dalam daftar tersebut, padahal dirinya lolos seleksi dengan nilai di atas passing grade atau ambang batas minimal.

Ai tidak sendiri, ada 541 tenaga honorer lainnya yang bernasib serupa. Dari total 621 peserta yang lolos, hanya 80 yang diangkat dan mendapat Surat Keputusan (SK) PPPK Kabupaten Pandeglang.

Baca juga: Pak Presiden, Coba Lihat Bu Guru Imas, 17 Tahun Mengabdi, Umur 53 Tahun Kena Strok, tapi Tetap Ikut Ujian PPPK

"Kuotanya hanya 80, diambil dari peringkat tertinggi, saya lolos dengan nilai 116, passing grade saat itu 85," cerita Ai kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (21/9/2021).

Ai mengatakan, seleksi pada 2019 adalah kali pertama dia mengikuti PPPK. Sebelumnya dia beberapa kali mengikuti seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS), tetapi tidak pernah lolos. Usianya sendiri saat ini sudah 47 tahun.

Ai bercerita, dia mengajar di salah satu SD di Pandeglang sebagai honorer sudah 18 tahun.

Baca juga: Viral, Video Tangis Guru Honorer Pecah, Digendong Pengawas dan Tetap Ikut Ujian PPPK meski Stroke

Harapan jadi ASN berkali-kali pupus

Seperti tenaga honorer lainnya, Ai berharap betul diangkat jadi aparatur sipil negara (ASN). Peluang untuk menjadi pegawai negara hampir didapatkan saat lolos PPPK pada 2019, tetapi pupus karena alasan kuota terbatas.

Pada 2020, kata Ai, Pemkab Pandeglang pernah diminta usulan oleh pemerintah pusat untuk menambah kuota PPPK diambil dari mereka yang lolos seleksi pada 2019, tetapi kuota tidak bertambah.

"Alasannya karena tidak punya anggaran, sampai sekarang kami masih memperjuangkan itu, tapi belum dapat titik terang," kata Ai.

Baca juga: Kisah Imas, Guru yang Tetap Semangat Tes PPPK meski Sakit Stroke, sampai Digendong Pengawas

Data poin aformasi hilang di BKN

Perjuangan untuk menjadi pegawai PPPK dia lanjutkan dengan mengikuti seleksi PPPK pada 2021. Namun, dibayangi kekhawatiran lantaran ada pengurangan poin afirmasi untuk mereka yang sudah pernah mengikuti PPPK dan lolos tahun 2019.

Ai mengatakan, data Tenaga Honorer Kategori (THK) II dirinya dan peserta yang lolos tahun 2019 menghilang di database Badan Kepegawaian Nasional (BKN) sehingga tidak bisa mendapat poin afirmasi sebagai nilai tambahan khusus.

Baca juga: Wakil Ketua MPR: Kami Minta dengan Hormat, Pengabdian Guru Honorer Dianggap, Loloskan PPPK Tanpa Tes

"Data THK II kami hilang di database Badan Kepegawaian Nasional, sehingga terancam tidak dapat nilai tambahan afirmasi, ini bisa memicu gagal lolos karena nilai tes kecil," kata Ai.

Ai berharap 541 peserta PPPK yang lolos seleksi pada 2019 diproritaskan saat mengikuti PPPK tahun dengan memberikan poin afirmasi sehingga bisa lolos dan diangkat jadi PPPK.

Baca juga: Viral, Video Debat Panas Plt Bupati Bener Meriah Vs Aktivis soal Gaji Honorer, Sampai Hampir Adu Fisik

 

Kuota SK hanya 80 orang

Dikonfirmasi, Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat Pandeglang Ali Fahmi Sumanta membenarkan bahwa hanya 80 peserta yang mendapat SK. Jumlah tersebut berdasarkan kuota yang dibuka sesuai kemampuan anggaran Pemkab Pandeglang.

"Kerena anggaran tidak ada, kemampuan anggaran kami hanya 80, memang sempat ada penawaran untuk menambah, tapi setelah dirapatkan anggaran tidak ada," kata Fahmi melalui sambungan telepon, Selasa.

Fahmi mengatakan, pihaknya sudah mengupayakan 541 peserta yang tersisa untuk juga diangkat menjadi PPPK.

Upayanya dengan meminta Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Kemenpan-RB) memprioritaskan mereka untuk mendapat SK pada kuota 2021.

Pada tahun ini, Pemkab Pandeglang membuka kuota PPPK sebanyak 5.027 orang, sedangkan pendaftar hanya 4.096.

"Karena pendaftarnya di bawah kuota, kita minta ke Kemenpan-RB dan BKN agar 541 ini diprioritaskan diangkat, hari ini saya baru pulang dari jakarta, mengusulkan prioritas tersebut," kata dia.

Namun, Fahmi tidak menjamin semuanya akan diangkat dan ditetapkan menjadi PPPK lantaran kewenangannya ada di pemerintah pusat.

"Tahun ini BKD tidak terlibat, memang usulan ada di kami, tapi untuk proses seleksi hingga penetapan langsung dari pusat," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Regional
Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Regional
Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Kilas Daerah
Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Regional
Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Regional
KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

Regional
Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Regional
Kronologi Pria Bunuh Istri di Tuban, Serahkan Diri ke Polisi Usai Minum Racun Tikus

Kronologi Pria Bunuh Istri di Tuban, Serahkan Diri ke Polisi Usai Minum Racun Tikus

Regional
Nobar Indonesia Vs Korsel di Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Ada Doorprize untuk 100 Orang Pertama

Nobar Indonesia Vs Korsel di Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Ada Doorprize untuk 100 Orang Pertama

Regional
Umumkan Tak Mau Ikut Pileg via FB, Ketua DPC PDI-P Solok Dicopot dan Tersingkir di DPRD

Umumkan Tak Mau Ikut Pileg via FB, Ketua DPC PDI-P Solok Dicopot dan Tersingkir di DPRD

Regional
Warga di Klaten Tewas Diduga Dianiaya Adiknya, Polisi Masih Dalami Motifnya

Warga di Klaten Tewas Diduga Dianiaya Adiknya, Polisi Masih Dalami Motifnya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar, Ratusan Penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak Batal Berangkat

KM Bukit Raya Terbakar, Ratusan Penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak Batal Berangkat

Regional
Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Regional
Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com