Sariwijaya menuturkan, pembukaan lahan untuk wisata dilakukan secara swadaya.
Kemudian, tim menggencarkan promosi melalui media sosial.
Alhasil, keberadaan Danau Pading dengan cepat dikenal masyarakat.
"Pertama kali dibuka ada juga pro dan kontranya, karena lahan ini pernah dipakai juga buat tambang inkonvensional," ujar dia.
Baca juga: Naik Kapal Layar, Bucek Depp Terdampar di Bangka Selatan
Namun, tim akhirnya berhasil meyakinkan masyarakat untuk membuka lokasi wisata di kawasan itu.
Hasilnya terbukti, animo masyarakat untuk berkunjung terbilang tinggi.
Saat hari libur atau akhir pekan, kunjungan wisatawan mencapai ribuan orang.
Lokasi parkir pun penuh dengan kendaraan para pengunjung.
Pembukaan lokasi wisata saat pandemi Covid-19 memungkinkan dilakukan, karena Bangka Tengah termasuk daerah zona hijau yang tidak terkena pembatasan kategori berat.
"Biaya masuk Rp 5.000 per orang, sudah termasuk parkir di dalam," ucap Sariwijaya.
Baca juga: Pantai Batu Berani di Bangka Barat, Tempat Transit dengan Suguhan Otak-otak dan Sunset
Danau Pading diambil dari nama Bukit Pading yang ada di kawasan itu.
Pengunjung bisa menikmati pemandangan sembari mencicipi berbagai macam kuliner khas Bangka.
Ada otak-otak, mie kuah, tekwan hingga kelapa muda yang akan menggugah selera makan.
Kemudian, ada banyak spot lokasi foto yang sangat instagramable.
"Ada perahu yang bisa disewa berkeliling danau dan di tengah danau merupakan spot yang bagus untuk berfoto," ungkap Sariwijaya.
Berbagai fasilitas juga telah dilengkapi seperti gazebo, toilet, hingga penanaman berbagai pohon pelindung.
Suasana Danau Pading semakin apik dengan airnya yang berwarna biru terang bak warna langit yang menaunginya.
Kala senja yang mulai temaram, kawasan Danau Pading dijamin bakal melahirkan karya fotografi terbaik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.