GARUT, KOMPAS.com – Salahsatu syarat bagi pemerintah daerah agar daerahnya bisa turun level pada pemberlakukan PPKM adalah, angka capaian vaksinasi harus diatas 50 persen.
Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 43 tahun 2021 terkait perpanjangan masa PPKM hingga 4 Oktober 2021, dalam dictum kedua mensyaratkan tingkat capaian vaksinasi menjadi salah satu syarat penurunan level PPKM.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani mengakui, salah satu hal yang membuat Garut sulit turun ke PPKM lebel 1 adalah ketersediaan vaksin.
“Maksudnya itu, antara kesiapan vaksinator dan ketersediaan vaksin tidak berimbang, Nakes siap, vaksinnya sedikit datangnya,” katanya saat dihubungi lewat telepon genggamnya, Selasa (21/09/2021) pagi.
Baca juga: Ribuan Dosis Vaksin Sinovac Terbuang Sia-sia di Aceh Tenggara gara-gara Warga Enggan Divaksin
Warga antusias divaksin, tapi...
Leli menuturkan, dalam tiap event vaksinasi, yang terjadi adalah antara antusias masyarakat dengan ketersediaan vaksin belum berimbang. Akibatnya, ada masyarakat yang terpaksa tidak bisa di vaksin.
“Tenaga vaksinatornya siap sampai 15 ribu per hari, hanya datang vaksinnya sulit diprediksi,” katanya.
Saat ini, menurut Leli salah satu upaya pemerintah daerah untuk percepatan vaksinasi adalah dengan mengejar jumlah warga yang divaksin dosis pertama yang saat ini jumlahnya baru mencapai 18 persen.
Baca juga: 300.000 Dosis Vaksin Menumpuk di Sumbar, Ada yang Sudah Kedaluwarsa
Salahsatu strateginya adalah mempertahankan sentra vaksin yang saat ini ada di Pendopo Garut.
“Sentra vaksin ini sehari bisa 2.500 orang, hari ini selesai karena vaksinnya dari pemerintah provinsi, tapi Bupati sudah komitmen akan mempertahankan sentra vaksin ini, jadi sentra vaksin di pendopo akan tetap dibuka,” katanya.
Dari data yang dihimpun Dinas Kesehatan Kabupaten Garut hingga 19 September 2021 pada sasaran lansia dari target sebanyak 167.731 orang, yang telah menjalani vaksin dosis pertama baru mencapai 20.898 atau 12,5 persen.
Sementara, untuk target masyarakat rentan dan umum, dari target sasaran sebanyak 1.420.742 secara keseluruhan baru mencapai target 14,5 persen atau setara dengan 205.505 warga yang terdiri dari remaja, ibu hamil dan disabilitas.
Baca juga: Ini Alasan Warga Aceh Enggan Divaksin hingga Ribuan Dosis Sinovac Terbuang Sia-sia
Terpisah, Humas Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut, Yeni Yunita mengakui, trend kasus Covid-19 di Kabupaten Garut terus mengalami penurunan. Sampai Senin (20/09/2021) malam, berdasarkan data dari sub divisi pencegahan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, ditemui tiga kasus positif Covid-19 dari hasil pengambilan sampel testing swab RT PCR dan Rapid tes Antigen sebanyak 341 sampel.
“Hasil RT PCR yang diperoleh, terkonfirmasi positif sebanyak tiga kasus, sementara hasil rapid test antigen sebanyak 0 kasus,” katanya.
Selain terus menurunnya angka kasus positif Covid-19, menurut Yeni angka pasien positif Covid-19 juga terus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak pada tingkat keterisian fasilitas isolasi di fasilitas kesehatan dan tempat isolasi yang disediakan Pemkab Garut yang terus menurun.
Yeni menuturkan, dari tujuh rumah sakit yang menyediakan tempat isolasi bagi pasien Covid-19 di Garut dengan kapasitas total mencapai 272 tempat tidur, hingga Senin (20/09/2021) hanya terisi 5 persennya saja atau hanya diisi oleh 14 pasien Covid-19 dengan kondisi yang relative stabil.
“Meski trendnya terus menurun, masyarakat jangan abai prokes, pertahankan prokes minimal menggunakan masker saat keluar rumah,” katanya saat dihubungi melalui telepon genggamnya Selasa (21/09/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.