Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Kampung Mangir Keluar dari Isolasi Internet

Kompas.com - 21/09/2021, 11:22 WIB
Markus Yuwono,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Kampung Ngentak Mangir, Padukuhan Kwalangan, Kalurahan Wijirejo, Kapanewon Pandak, Bantul, berbeda dengan wilayah lainnya.

Jika daerah lain, mudah menggunakan berselancar di dunia maya menggunakan gawai ataupun perangkat lainnya, tapi di Kampung itu tidak bisa karena tidak sumua wilayah terjangkau sinyal provider.

Namun dengan semangat gotong royong, warga berhasil keluar dari 'isolasi' dunia luar.

Saat ini kampung tersebut malah jadi kampung internet.

Baca juga: Saat Gangguan Jaringan Internet Bikin Peserta SKD CPNS Kesal dan Stres

Salah satu pegiat internet Kampung Ngentak Mangir, Yahya Nur Pratama menyampaikan, awal pandemi pada 2020, warga kampungnya hampir putus asa.

Sebab, sebagian besar anak-anak tidak bisa mengikuti pembelajaran daring oleh sekolah karena keterbatasan jaringan provider.

Bahkan, karena hal itu banyak anak sekolah tak mendapatkan pelajaran seperti layaknya siswa sekolah lain.

"Kami dan muda-mudi membuat gerakan Ayo Sekolah dan berusaha mencari fasilitas internet untuk anak-anak belajar," kata Yahya dalam keterangan tertulis Selasa (21/9/2021).

Sebenarnya, upaya mengakses internet tidak hanya dilakukan sekali ini oleh warga setempat.

Baca juga: Tes SKD CPNS di Kaltim Sempat Molor 2 Jam karena Gangguan Jaringan Internet

 

Bahkan beberapa kali sebelumnya warga mengajukan penyambungan kepada provider lain termasuk yang berstatus BUMN.

Namun saat itu tidak ada yang menyanggupi untuk menyambung internet hingga ke wilayah mereka.

Fasilitas internet ini berasal dari swadaya warga, dan digunakan untuk berlangganan internet dari pihak swasta.

Karena sambungan internet tidak menggunakan kabel optik, dan masih menggunakan wireless koneksinya terbatas, dan lambat.

Akhirnya, mereka digilir ketika akan sekolah daring.

"Anak-anak kita jadwal untuk kumpul, karena baru satu tempat saja yang bisa ada internetnya," ucap Yahya.

Baca juga: Internet Indihome Gangguan, Pelanggan di Makassar Berharap Kompensasi

Yahya menceritakan, karena kebutuhan semakin banyak, antusias anak-anak meningkat, ditambah sekolah daring mulai aktif.

Warga berinisiatif mencari solusi agar internet bisa lancar dan kecepatannya bisa tinggi. 

Salah satu kendalanya adalah titik tower provider yang cukup jauh, sehingga tidak memungkinkan untuk menangkap sinyal yang lebih kuat.

"Kami akhirnya memindahkan antena penangkap sinyal kita di pinggir kampung, dengan tiang paralon besi karena tidak mampu membangun tower sampai sekarang," ucap Yahya.

Akhirnya setelah berhasil memindahkan tower, warga menarik kabel dari satu rumah ke rumah warga lainnya untuk kemudian dipasang pemancar WiFi.

Semua itu dilakukan dengan gotong royong, baik tenaga maupun biaya yang dibutuhkan.

Hingga akhirnya hampir seluruh rumah di kampung tersebut sudah memiliki pemancar WiFi masing-masing. 

"Alhamdulillah sekarang sekolah online bisa dilakukan dari rumah sendiri-sendiri," kata dia.

Yahya mengatakan, sistem gotong royong ini dilakukan hingga sekarang, di mana semua pengeluaran biaya langganan akan ditanggung oleh semua warga.

Baca juga: Gangguan Jaringan Internet Telkomsel di Samarinda, Warga Mengeluh Kerjaan Terganggu: Lelet Banget

Iuran bulanan warga digunakan untuk membayar tagihan dari provider, sisanya dimasukkan dalam kas kelompok untuk perawatan jaringan.

"Tidak ada yang mikir bisnis, tujuan awalnya hanya bagaimana agar semua warga bisa mengakses internet dari rumah mereka," kata Yahya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya Menyerahkan Diri

Pelaku Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya Menyerahkan Diri

Regional
Kronologi Hilangnya Gadis Asal Karanganyar di Malam Takbiran hingga Ditemukan Tewas Tertutup Plastik

Kronologi Hilangnya Gadis Asal Karanganyar di Malam Takbiran hingga Ditemukan Tewas Tertutup Plastik

Regional
Ketua DPD Golkar Kalbar Dipastikan Tak Maju Jadi Calon Gubernur

Ketua DPD Golkar Kalbar Dipastikan Tak Maju Jadi Calon Gubernur

Regional
Pria di Kubu Raya Diduga Bunuh Mantan Istri, Pelaku Belum Tertangkap

Pria di Kubu Raya Diduga Bunuh Mantan Istri, Pelaku Belum Tertangkap

Regional
Bumi Perkemahan Sukamantri di Bogor: Daya Tarik, Fasilitas, dan Rute

Bumi Perkemahan Sukamantri di Bogor: Daya Tarik, Fasilitas, dan Rute

Regional
Aduan Tarif Parkir 'Ngepruk' di Solo Selama Lebaran Minim, Dishub: Tim Saber Pungli Kita Turunkan Semua

Aduan Tarif Parkir "Ngepruk" di Solo Selama Lebaran Minim, Dishub: Tim Saber Pungli Kita Turunkan Semua

Regional
Detik-detik Kecelakaan ALS, Bus Melambat, Oleng, Lalu Terbalik

Detik-detik Kecelakaan ALS, Bus Melambat, Oleng, Lalu Terbalik

Regional
Pemkot Ambon Tak Berlakukan WFH bagi ASN Usai Libur Lebaran

Pemkot Ambon Tak Berlakukan WFH bagi ASN Usai Libur Lebaran

Regional
5 Unit Rumah Semipermanen di Ende Ludes Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

5 Unit Rumah Semipermanen di Ende Ludes Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Regional
Sungai Meluap, 4 Desa di Sikka Terdampak Banjir

Sungai Meluap, 4 Desa di Sikka Terdampak Banjir

Regional
Daftar 20 Korban Tewas Tragedi Bencana Longsor di Tana Toraja

Daftar 20 Korban Tewas Tragedi Bencana Longsor di Tana Toraja

Regional
Toko Emas di Blora Dirampok, Pelaku Sempat Todongkan Senjata Api saat Beraksi

Toko Emas di Blora Dirampok, Pelaku Sempat Todongkan Senjata Api saat Beraksi

Regional
Pendangkalan Muara Pelabuhan Nelayan di Bangka, Pemprov Gandeng Swasta

Pendangkalan Muara Pelabuhan Nelayan di Bangka, Pemprov Gandeng Swasta

Regional
2 Perahu Tabrakan di Perairan Nunukan, Dishub: Tak Ada Sanksi untuk Agen Pelayaran

2 Perahu Tabrakan di Perairan Nunukan, Dishub: Tak Ada Sanksi untuk Agen Pelayaran

Regional
Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com