Kegiatan yang akan berlangsung selama lima hari hingga Jumat nanti itu bertujuan untuk melakukan identifikasi fungsi dari struktur batu bata kuno yang saat ini baru terlihat di satu bidang kecil saja.
"Harapannya nanti kita bisa mendapatkan bukti dan informasi terkait bagian dari bangunan apakah struktur batu bata kuno ini. Sebuah candi kah, atau petirtaan, atau talud," jelasnya.
Target lain dari kegiatan, lanjutnya, adalah mendapatkan informasi yang bisa menjadi pijakan untuk menentukan penanggalan atau periodisasi dari stuktur tersebut.
"Sejauh ini, informasinya memang masih terbatas. Belum kita temukan relief, misalnya, yang dari gaya pahatnya bisa membantu penentuan periodisasi," ujar Nonuk.
Baca juga: 30 Persen Warga Blitar Tak Hadiri Vaksinasi Dosis Kedua, Begini Penjelasan Dinas Kesehatan
Penggalian kotak uji
Nonuk menjelaskan, kegiatan survei penyelamatan akan dilakukan dengan metode test pit atau penggalian kotak uji di sejumlah titik di area persawahan di Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar itu.
Dengan membuat lubang atau kotak galian di beberapa titik berdasarkan perhitungan tertentu, ujarnya, diharapkan akan didapatkan informasi yang cukup untuk melakukan identifikasi bangunan dari struktur batu bata tersebut.
Dari penggalian kotak uji itu, tambahnya, pihaknya juga berharap mendapatkan temuan-temuan baru terkait periodisasi dari bangunan.
Metode test pit, ujarnya, lazim digunakan pada kegiatan awal upaya pelestarian suatu obyek yang diduga memiliki nilai sebagai benda cagar budaya.
Baca juga: Profil dan Sejarah Kota Blitar
Keberadaan struktur bata kuno itu pertama kali ditemukan oleh sejumlah warga yang sedang beraktivitas di sawah mereka pada Mei lalu.
Struktur itu menjadi terlihat setelah aliran deras air di saluran irigasi persawahan itu menggerus dinding tanah dan membuat satu bagian dari struktur itu menjadi terlihat.
Salah satu sisi dari struktur yang terlihat itu berukuran panjang 3,3 meter dan tinggi 0,64 meter yang tersusun dari tujuh lapis batu bata.
Sisi lainnya berukuran panjang 1,9 meter, lebar 0,3 meter, dan tinggi 1,05 meter yang tersusun dari 11 bata bata.
Struktur tersusun dari batu bata berukuran sekitar 6 cm x 20 cm x 30 cm, dimensi batu bata yang cukup besar dan membuktikannya sebagai peninggalan dari bangunan kuno.
Posisi struktur bata yang diduga sebagai obyek cagar budaya itu berada sekitar satu meter di bawah permukaan sebuah petak sawah yang ada di pinggir saluran irigasi.
Lokasi temuan berada kurang dari 50 meter dari dinding pagar terluar RSUD Mardhi Waluyo di Jalan Kalimantan, Kota Blitar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.