BALI, KOMPAS.com - Menteri BUMN Erick Thorir berencana mengembangkan destinasi wisata berbasis kesehatan di Bali.
Selain membantu ekonomi Bali yang terpuruk akibat Covid-19, wisata berbasis kesehatan itu akan menggaet sekitar 6.000 warga negara Indonesia (WNI) yang biasa mengakses kesehatan di luar negeri.
Baca juga: Surabaya Terpilih Jadi Pilot Project Wisata Medis, Eri Cahyadi: Semua Tahapan Sudah Kita Lakukan
"6.000 masyarakat Indonesia ke luar negeri untuk check up, saya rasa kalau check up enggak usah ke Singapura dan Malaysia, Bali lebih bagus juga lah," kata Erick dalam diskusi bersama Komunitas Kreatif se Bali di Terminal Pelindo III Pelabuhan Benoa, Senin (20/9/2021).
Erick mengatakan, destinasi berbasis kesehatan itu nantinya langsung dikendalikan Kementerian BUMN.
Dengan begitu, akan ada perbaikan ekosistem dan juga pariwisata di Pulau Dewata setelah terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Ia pun percaya Bali mampu mengembangkan destinasi wisata yang lebih baik dari Singapura dan Malaysia.
"Kawasan ekonomi khusus kesehatan yang juga driver nanti BUMN. Karena tadi itu, kita ingin memperbaiki ekosistem dan juga pariwisata," tuturnya.
Sebelumnya, wacana destinasi wisata kesehatan di Bali juga digaungkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Saat membuka klinik kecantikan standar internasional di RSUP Sanglah, Kota Denpasar, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan, wisata kesehatan adalah upaya menggaet warga Indonesia yang sering berkunjung ke luar negeri untuk merawat diri.
Baca juga: Bali Jadi Tuan Rumah G20, Erick Thohir Minta Pemda Tak Lengah Tangani Covid-19
Pengeluaran WNI ke luar negeri untuk merawat diri itu bahkan disebut mencapai Rp 100 triliun setiap tahun.
"Medical tourism adalah bagaimana yang Rp 100 triliun ke luar negeri ini bisa tetap ada di Indonesia, misalnya dengan membangun klinik-klinik center of excellence di Indonesia. Sehingga kita tidak kehilangan devisa negara lagi," kata Dante saat ditemui di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Jumat (18/6/2021).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.