Dari hasil olah TKP sementara, polisi menemukan pecahan kaca bekas botol di Kantor LBH.
“Ada bekas botol bensin, lalu ada bekas terbakar oleh sebab itu cat temboknya mengelupas. Kalau dilihat dari bekasnya kemungkinan satu botol,” ungkap Kanit Reskrim Polsek Kotagede Iptu Mardiyanto, saat dihubungi wartawan, Sabtu (18/9/2021).
Diduga kuat, aksi pelemparan molotov itu dilakukan pada saat kantor sepi.
“Dari informasi yang didapat sementara kejadian pada dini hari. Diketahui setelah salah satu pegawai mendapati bekas-bekas kayak molotov,” ujar Mardiyanto.
Baca juga: Jejak Fakta Teror di Posramil Kisor, Detik-detik Penyerangan hingga Klaim Kelompok Goliath Tabuni
Maryanto juga mengungkapkan, di sekitar kantor itu terdapat dua kamera CCTV yang terpasang.
Namun, kedua CCTV tersebut dalam keadaan rusak.
“Ada dua CCTV tapi mati. Dari keterangan para tetangga juga tidak mendengar suara lemparan atau keributan,” ujar Mardiyanto.
Hal itu dibenarkan oleh Yogi bahwa kamera CCTV yang terpasang sudah lama tidak berfungsi.
Selain itu, teror molotov ini baru pertama dialami oleh LBH Yogyakarta. Sebelumnya, kata Yogi, pernah ada teror tetapi tidak dengan menggunakan molotov.
“Memang ada beberapa kali ancaman tapi tidak dalam bentuk serangan molotov ini,” ungkap Yogi.
Baca juga: Tas Bertuliskan Awas Ada Bom Ternyata Berisi Keramik, Kapolres: Ini Bukan Prank tapi Teror
Yogi menduga, LBH Yogyakarta sendiri saat ini sedang melakukan upaya advokasi perkara secara intensif, baik pendampingan struktural maupun upaya pembelaan terhadap masyarakat miskin.
“Serangan ini saya kira itu adalah teror terhadap pembela hak asasi manusia dan teror lembaga bantuan hukum yang selama ini kami sudah jalankan mengenai tugas konstitusional,” kata Yogi.
Teror itu, menurut Yogi, LBH Yogyakarta takut untuk terus melakukan upaya-upaya pendampingan kepada masyarakat.
“Kami sama sekali tidak takut kejadian ini justru menambah semangat kami untuk maju membela masyarakat miskin korban ketidakadilan,” tegas Yogi.
(Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Pythag Kurniati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.