Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Malang dan Pejabatnya Dihalau Polisi Saat Gowes ke Pantai Kondang Merak yang Masih Tutup karena PPKM

Kompas.com - 20/09/2021, 12:22 WIB
Andi Hartik,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Video dan foto kegiatan gowes Wali Kota Malang, Sutiaji bersama jajarannya viral di media sosial.

Sebab, rombongan gowes itu memasuki kawasan wisata Pantai Kondang Merak, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, yang masih tutup karena PPKM level 3.

Gowes itu berlangsung pada Minggu (19/9/2021).

Selain Sutiaji, sejumlah pejabat di Pemerintah Kota Malang ikut dalam gowes tersebut. Seperti Sekretaris Daerah Kota Malang, Erik Setyo Santoso.

Baca juga: Hari Kedua Dibuka, Bioskop di Malang Masih Sepi Pengunjung

Dalam video yang beredar, rombongan tersebut sempat dihalau oleh seorang anggota polisi yang bertugas. Namun, rombongan itu tetap memasuki area pantai.

Dalam video itu juga terlihat sejumlah kendaraan dinas Pemerintah Kota Malang berplat merah.

Sekretaris Daerah Kota Malang, Erik Setyo Santoso mengatakan, gowes tersebut merupakan agenda rutin Wali Kota Malang bersama jajarannya.

"Bahwa agenda gowes tersebut merupakan agenda gowes Pak Wali bersama komunitas-komunitas yang memang terbiasa gowes bersama. Kemudian terkait dengan ini, ada beberapa OPD perangkat daerah yang memang sudah lama punya komunitas gowes," kata Erik, di Balai Kota Malang, Senin (20/9/2021).

"Agenda-agenda ini yang kemudian dilaksanakan secara rutin. Tapi, tetap berpegang dengan protokol kesehatan yang ada," ungkap dia.

Erik mengatakan, agenda gowes tersebut direncanakan memang berakhir di Pantai Kondang Merak.

Meskipun, pantai tersebut masih ditutup dari aktivitas wisata karena Kabupaten Malang masih menerapkan PPKM level 3.

 

Sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 42 Tahun 2021, tempat wisata di daerah dengan PPKM level 3 masih tutup.

"Kemudian pada saat melakukan transit akhir di Pantai Kondang Merak kemarin ada miskomunikasi dan miskoordinasi. Kejadian utamanya lebih karena tidak ada sinyal untuk komunikasi secara detail di awal. Sehingga ada miskomunikasi dan miskoorfinasi dengan adanya satgas yang saat itu berjaga di pintu depan," kata dia.

Medan menantang

Erik mengatakan, rombongan gowes itu sengaja menuju kawasan pantai selatan Malang karena jaraknya yang jauh dan dianggap menantang.

Kemudian, mereka memilih mengakhiri gowes di area pantai karena lokasinya luas.

Padahal, lokasi pantai tersebut masih ditutup.

"Kenapa finish-nya di sana, jarak antara Kota Malang dan Kondang Merak begitu jauh, kemudian medan-medan di sana cukup menantang. Ini yang pada akhirnya butuh tempat loading sepeda untuk kembali ke Kota Malang," ujar dia.

Baca juga: Bioskop di Malang Boleh Buka, Ini Syarat bagi Pengunjung

"Ini yang kemudian kemarin finish-nya ada di sana (Pantai Kondang Merak). Tidak direncanakan untuk transit dalam waktu lama. Jadi transit sementara yang selanjutnya dilakukan persiapan balik ke Kota Malang," kata dia.

Pihaknya berada di Pantai Kondang Merak sekitar satu jam.

"Di pantai kami loading serta mengisi pembekalan sekitar 60 menit. Paling lama 60 menit," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Regional
Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Regional
BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com