Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Sukses Leani Ratri di Paralimpiade Tokyo: Pernah Kecelakaan hingga Patah Kaki dan Tangan, 3 Bulan Diobati Ayah Sendiri

Kompas.com - 20/09/2021, 11:12 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Gempita Leani Ratri Oktila, atlet parabadminton yang menyumbangkan dua emas dan satu perak di Paralimpiade Tokyo 2020 masih menggaung, terutama saat ia menerima bonus yang besar atas jasanya mengharumkan nama Indonesia di ajang bergengsi tingkat dunia tersebut. 

Namun di balik kesuksesannya, ternyata ada kisah sedih bagaimana atlet asal Desa Siabu, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar, Riau, ini sebelum mencapai kesuksesannya. 

Ternyata, Leani menjadi atlet parabadminton, setelah mengalami kecelakaan lalu lintas.

Baca juga: Raih 2 Emas dan 1 Perak di Paralimpiade Tokyo, Leani Ratri Terima Rp 1 Miliar dari Gubernur Riau

Peristiwa itu dialaminya di Kota Pekanbaru, Riau, pada 2011 silam. Saat itu Leani berusia 20 tahun.

Leani mengalami patah kaki kiri dan tangan sebelah kanan.

Ternyata, yang mengobati patah tulang Leani sampai pulih adalah ayahnya sendiri.

Baca juga: Dapat Bonus dari Capaiannya di Paralimpiade Tokyo, Leani Ratri Berencana Bangun GOR di Solo

Motornya menabrak mobil di Pekanbaru, Leani patah kaki dan tangan

Hal ini dikatakan Mujiran (68), ayah kandung Leani saat berbincang dengan Kompas.com usai menyambut kedatangan Leani di VIP Lancang Kuning Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Minggu (19/9/2021).

Mujiran yang didampingi istrinya Gina Oktila (53) mengatakan, Leani kecelakaan saat mengendarai sepeda motor.

Baca juga: Kisah Leani Ratri Oktila, Latihan Badminton Hanya Diterangi Lampu Petromak, Kini Jadi Atlet Segudang Prestasi

"Waktu itu dia habis tanding badminton di Pekanbaru. Usai main dia jemput baju adiknya, jadi pas di jalan dia bertabrakan dengan mobil. Dia mengalami patah tulang  paha patah tangan kanan," cerita Mujiran.

Dia mengaku tidak membawa Leani ke rumah sakit. Tetapi, diobati sendiri oleh Mujiran di rumahnya.

Baca juga: Cerita Orangtua Leani Ratri Dikunjungi Bupati Kampar, hanya Diberi 2 Masker, hingga Minta Dibangunkan GOR Badminton

Diobati dengan cara tradisional, tiga bulan Leani menahan sakit

Selama tiga bulan, Leani terkapar menahan sakit.

Adapun, pengobatan yang dilakukan Mujiran yakni dengan cara tradisional.

"Tak ada kami bawa Atri (sapaan Leani) ke rumah sakit. Jadi, kaki dan tangannya yang patah itu saya tarik dan saya urut," sebut Mujiran.

Memasuki bulan kelima, kondisi Leani mulai membaik. Sudah bisa berjalan dengan menggunakan tongkat.

Namun, tangan kanan yang patah belum bisa dilipat.

Baca juga: Lewat Video Call, Gubernur Riau Ucapkan Selamat untuk Leani Ratri

Belum sembuh benar, sudah latihan badminton

Ternyata, kata Mujiran, dalam kondisi seperti itu Leani masih nekat berlatih bermain badminton meski sudah dilarang.

"Dia diam-diam pergi latihan badminton ke Pekanbaru. Memang tekat dia jadi atlet dunia sangat tinggi. Kami sebenarnya sangat melarang, karena takut kakinya itu sakit lagi," kata Mujiran.

"Kemarin waktu lihat dia jatuh pas tanding di Tokyo itu, saya tegang, jantung saya mau copot. Karena, saya takut kakinya itu (patah lagi)," imbuh ibu Leani, Gina.

Baca juga: Leani Ratri, Peraih 2 Medali Emas Paralimpiade Tokyo, Kariernya Sempat Terhalang Izin Orangtua

Tak sanggup lihat Leani bertanding karena kondisi kakinya

Sementara Mujiran mengaku tak sanggup melihat anak keduanya itu bertanding.

"Saya tak sanggup lihat dia tanding, karena kondisi kakinya itu. Tapi, kami bersyukur dia tidak apa-apa," ujar bapak 10 anak ini.

Leani berhasil sembuh berkat kemampuan ayahnya yang mahir mengobati patah tulang.

Bahkan, Mujiran sudah dikenal sebagai pengobatan tradisional patah tulang.

Baca juga: Leani Ratri Oktila Raih Emas Paralimpiade Tokyo 2020, Gubernur Riau: Kebanggan Indonesia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadapi Pilkada, Elit Politik di Maluku Diminta Tak Gunakan Isu SARA

Hadapi Pilkada, Elit Politik di Maluku Diminta Tak Gunakan Isu SARA

Regional
Diisukan Maju Pilkada Semarang dengan Tokoh Demokrat, Ini Kata Ade Bhakti

Diisukan Maju Pilkada Semarang dengan Tokoh Demokrat, Ini Kata Ade Bhakti

Regional
Korban Kasus Dugaan Pencabulan di Kebumen Bertambah Jadi 6 Orang Anak, 1 Positif Hamil

Korban Kasus Dugaan Pencabulan di Kebumen Bertambah Jadi 6 Orang Anak, 1 Positif Hamil

Regional
Sebelum Tewas, Wanita Tinggal Kerangka di Wonogiri Miliki Hubungan Asmara dengan Residivis Kasus Pembunuhan

Sebelum Tewas, Wanita Tinggal Kerangka di Wonogiri Miliki Hubungan Asmara dengan Residivis Kasus Pembunuhan

Regional
Pilkada Kota Semarang, Sejumlah Pengusaha dan Politisi Antre di PDI-P

Pilkada Kota Semarang, Sejumlah Pengusaha dan Politisi Antre di PDI-P

Regional
Beredar Video Mesum 42 Detik di Lapas, Kemenkumham Jateng Bentuk Tim Khusus

Beredar Video Mesum 42 Detik di Lapas, Kemenkumham Jateng Bentuk Tim Khusus

Regional
Dua Kali Menghamili Pacarnya, Polisi di NTT Dipecat

Dua Kali Menghamili Pacarnya, Polisi di NTT Dipecat

Regional
PDI-P Pemalang Buka Pendaftaran Bacalon Bupati, Anom Wijayantoro Orang Pertama Daftar

PDI-P Pemalang Buka Pendaftaran Bacalon Bupati, Anom Wijayantoro Orang Pertama Daftar

Regional
Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Jual Beli BBM di Kalsel Akhirnya Ditahan

Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Jual Beli BBM di Kalsel Akhirnya Ditahan

Regional
Setelah dari KPU, Gibran Rencanakan Pertemuan dengan Sejumlah Tokoh di Jakarta

Setelah dari KPU, Gibran Rencanakan Pertemuan dengan Sejumlah Tokoh di Jakarta

Regional
Lecehkan Istri Tetangganya, Pria di Kalsel Ditangkap

Lecehkan Istri Tetangganya, Pria di Kalsel Ditangkap

Regional
Empat Nama Ini Diminta Golkar Persiapkan Pilgub Jateng 2024

Empat Nama Ini Diminta Golkar Persiapkan Pilgub Jateng 2024

Regional
Pilkada Manggarai Timur, Petahana Siprianus Habur Daftar ke Demokrat

Pilkada Manggarai Timur, Petahana Siprianus Habur Daftar ke Demokrat

Regional
Seekor Buaya yang Kerap Teror Warga di Maluku Tengah Ditangkap

Seekor Buaya yang Kerap Teror Warga di Maluku Tengah Ditangkap

Regional
Kasus Dugaan Pemalsuan Nilai di FISIP Untan Berlanjut, Kinerja Tim Investigasi Diperpanjang

Kasus Dugaan Pemalsuan Nilai di FISIP Untan Berlanjut, Kinerja Tim Investigasi Diperpanjang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com