MEDAN, KOMPAS.com- Kalapas Kelas I Tanjung Gusta Medan Erwedi Supriyatno membantah tudingan dalam video viral yang menyebutkan penganiayaan seorang napi dilakukan karena para warga binaan tidak mau memberi uang kepada pegawai lapas sebesar Rp 30 juta-Rp 40 juta.
Erwedi menyebut, tak mungkin para petugas sembarangan meminta uang kepada para napi.
"Itu mengada-ada, karena tempat itu dihuni oleh warga binaan dengan risiko tinggi termasuk napi teroris. Tidak mungkin kita sembarang minta uang terus memindahkan mereka," ucap Erwedi, melalui sambungan telepon, Minggu (19/9/2021).
Namun, untuk kasus dugaan penganiayaan itu, sudah ada enam orang yang diperiksa secara maraton sejak Sabtu kemarin.
Erwedi mengatakan, kemungkinan besar pihak terkait yang akan diperiksa lebih dari enam orang.
Dia memastikan, video viral itu direkam di Lapas Tanjung Gusta. Namun sampai saat ini belum bisa dipastikan siapa yang melakukan penganiayaan.
Erwedi tak akan menoleransi para pelaku jika terbukti melakukan penganiayaan. Sanksi tegas akan diberikan kepada pelaku.
Begitu juga jika penganiayaan dilakukan oleh sesama warga binaan.
"Nanti kita akan tindak sesuai dengan aturan yang ada," kata dia.
Terduga korban dan perekam
Erwedi menjelaskan, pria yang ada dalam video yang diduga dianiaya merupakan narapidana kasus narkoba berinisial S.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.