KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Pembatasan kendaraan dengan sistem ganjil genap dinilai tidak akan menyelesaikan masalah kemacetan di Puncak Bogor.
Bupati Bogor Ade Yasin menegaskan, satu-satunya solusi yang bisa mengatasi masalah kemacetan di Puncak yakni, membuka jalur baru yaitu jalur Puncak II.
"Realitanya masih ada kemacetan dengan ganjil-genap. Saya kira kita perlu solusi jangka panjang yaitu segera membangun jalur Puncak dua," kata Ade usai membahas evaluasi uji coba ganjil-genap dalam pertemuan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Sabtu (18/9/2021).
Baca juga: 2.745 Kendaraan Diputar Balik Petugas di Puncak Bogor Saat Malam Minggu
Ade mengaku sudah membuat berbagai kebijakan dalam mengatasi kemacetan Puncak.
Mulai dari sistem satu arah, pelebaran jalan, rencana kereta gantung (sky train), dan yang terakhir sistem ganjil genap di masa pandemi Covid-19 saat ini.
Bahkan dia kini telah membuat permanen kebijakan ganjil genap di jalur Puncak.
Walau begitu, opsi-opsi itu hanya bersifat sementara lantaran objek pembangunan hanya berlaku di sekitar Cisarua, sedangkan Puncak di sisi lain pertumbuhannya terbatas.
"Walaupun ganjil-genap akan diberlakukan setiap akhir pekan (dipermanenkan), tetapi harus dipikirkan juga solusi lain ini (jalur Puncak II), jadi saya tetap nekat memperjuangan pembangunan Puncak II," sambung dia.
Karena itu, Ade meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) segera membangun kawasan Puncak II melalui pembangunan jalan Poros Tengah Timur (PTT) untuk penanganan jangka panjang.
Rencana jalur Poros Tengah Timur itu berada di Kabupaten Bogor dan Cianjur, yakni menghubungkan antara Sirkuit Sentul yang berada di akses pintu tol Jagorawi dengan Istana Cipanas yang berada di jalan nasional Puncak-Cianjur serta Cariu yang berada di jalan provinsi ruas Transyogi.
Baca juga: Ganjil Genap di Jalur Puncak Bogor Dipermanenkan
"Jadi saya kira, nunggu apalagi ya. Kebutuhan jangka panjang yang penting ini. Karena Pak Bupati Cianjur bahkan sangat ingin mendorong pembangunan jalur Puncak II," ujar Ade.
Ade mengaku, selama ini dirinya telah berupaya mengajukannya ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat, hingga ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Namun, usaha tersebut tak kunjung membuahkan hasil.
Sejauh ini, sambung dia, Pemkab Bogor sudah melakukan pembebasan lahan hingga pembukaan jalur dengan menggandeng TNI.
Ade mengatakan, Pemkab Bogor masih terkendala biaya pekerjaan fisik pembangunan jalan sepanjang 48,7 kilometer dengan estimasi anggaran sekitar Rp 5 triliun.
"Total perkiraan anggaran biaya yang dibutuhkan adalah kurang lebih sebesar 5 trilyun. Keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Bogor, sehingga membutuhkan dukungan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat,” kata Ade.
Ade menjelaskan, jalan Poros Tengah Timur memiliki peran vital dalam meningkatkan infrastruktur jaringan jalan regional di wilayah Jawa Barat.
Jalan poros akan menghubungkan wilayah Kabupaten/Kota Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang.
Bila jalur Puncak II ini selesai, maka akan membawa manfaat untuk tiga provinsi yakni Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta.
Baca juga: Polisi Berlakukan One Way di Jalur ke Puncak Bogor, Kendaraan yang Hendak Naik Ditahan
Berdasarkan hasil kajian, pembangunan jalur PTT akan menciptakan efisiensi jarak tempuh sekitar 16 persen dan menurunnya tingkat kemacetan kawasan Puncak sebesar 50 persen.
Di sebagian titik pada kawasan yang akan dilalui oleh PTT memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan.
Hingga saat ini sudah banyak dibuka kawasan wisata, sehingga jika akses jalan ditingkatkan, akan membagi tujuan wisata masyarakat, tidak lagi terfokus ke Puncak utama yakni Cisarua.
"Kolaborasi yang baik antara pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten), swasta, dan masyarakat dalam membangun jalur Puncak 2, akan berdampak signifikan bagi pengembangan kawasan, dan akan meningkatkan perkonomian masyarakat," jelas dia.
Di tempat yang sama, Bupati Cianjur Herman Suherman menyampaikan bahwa warganya sangat mendukung pembangunan jalur Puncak II tersebut.
Karena dukungan itu, pihaknya juga tengah meningkatkan akses Jalan Puncak II yang masuk dalam wilayah Kabupaten Cianjur. Ia menargetkan pembangunannya selesai di tahun 2022.
"Begitu pentingnya pembangunan jalur Puncak II. Tapi yang lebih penting mengingatkan bapak-bapak di pusat agar benar-benar mendengar aspirasi dari bawah (warganya), tanpa solusi ini kami akan terus-menerus merasakan kemacetan," ungkap Herman.
"Kami juga berupaya meningkatkan jalan existing yang panjangnya 9,7 kilometer dan lebar 4-5 meter. Tahun depan akan selesai," tuturnya.
Ia menilai, selama ini banyak potensi wisata di wilayah Cipanas, Sukaresmi, dan Pacet tidak maksimal lantaran wisatawan mengarah ke Cianjur terjebak kemacetan di wilayah Puncak Bogor.
Herman berharap agar pembangunan Puncak II bisa terealisasi sehingga bisa memaksimalkan potensi wisata di Cianjur.
"Dari Jakarta mau ke Cianjur macet, dari Bandung macet juga. Jadi kawasan Pacet, Cipanas, Sukaresmi sepi, karena wisatawan atau orang dari Jakarta terjebak macet di jalan, enggak jadi ke sini, makanya sepi," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.