Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asosiasi Petani Jatim Tolak Opsi Impor untuk Atasi Mahalnya Jagung bagi Peternak

Kompas.com - 19/09/2021, 05:39 WIB
Asip Agus Hasani,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), salah satu asosiasi petani dan nelayan, wilayah provinsi Jawa Timur menolak opsi impor jagung guna menjawab tuntutan peternak ayam petelur.

Ketua KTNA Jawa Timur Sumrambah mengatakan, sebenarnya produksi jagung nasional telah cukup untuk memasok kebutuhan peternak termasuk peternak ayam petelur.

Karenanya, pria yang juga menjabat Wakil Bupati Jombang itu mengatakan, opsi impor seharusnya dikesampingkan pemerintah karena akan semakin merugikan kaum petani.

"Jagung produksi dalam negeri sebenarnya sudah cukup. Kalau pun ada kekurangan tidak signifikan. Lahan pertanian untuk jagung juga masih bisa diperluas," ujarnya saat ditemui Kompas.com pada sebuah pertemuan KTNA di Blitar, Sabtu sore (18/9/2021).

Baca juga: Harga Jagung Belum Turun, Peternak Ayam Blitar: Teman-teman Sudah Siap Turun ke Jalan Jakarta

Menurut Sumrambah, mengambil opsi impor jagung dan memaksa harga jagung di angka Rp 4.500 per kilogram seperti ketetapan Kementerian Perdagangan akan melukai rasa keadilan di kalangan kaum petani.

Padahal, lanjutnya, jumlah petani di Indonesia ini sekitar 60 persen dari total warga negara.

"Hari ini harga jagung tinggi dan petani beruntung. Itu pun kebanyakan sudah tidak punya jagung. Yang beruntung ya kartel pasar yang menimbun jagung," ujarnya.

Sumrambah mengatakan, naiknya harga jagung saat ini tidak dapat dilepaskan dari permainan pasar, memanfaatkan kegagalan panen raya jagung beberapa bulan lalu.

Pada kenyataannya petani lebih banyak merugi, karena ketika panen raya jagung maka harga akan jatuh.

Sumrambah menegaskan, persoalan peternak ayam terkait harga jagung sebenarnya dapat diselesaikan di dalam negeri dan tanpa merugikan kaum petani.

Baca juga: Rumah Suroto Pembentang Poster ke Jokowi Digeruduk Emak-emak Peternak Ayam, Ini Penyebabnya

Jagung Rp 4.500 disebut rugikan petani

Menurut Sumrambah, menyalahkan masalah yang dihadapi peternak semata pada mahalnya harga jagung jelas tidak tepat.

Dia menilai, hal itu karena masalah yang dihadapi peternak juga terletak pada turunnya harga jual telur.

Pemerintah seharusnya juga sudah tahu apa saja faktor yang membuat harga telur turun.

"Petani dan hasil pertanian ini sudah terlalu lama menjadi 'obyek penderita' ketika inflasi tinggi. Sekarang untuk masalah yang dihadapi peternak, petani juga akan dikorbankan," ujarnya.

Baca juga: Bertemu Jokowi, Suroto Mengatakan Peternak Ingin Harga Jagung yang Wajar, Presiden Mengiyakan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Melihat Kesibukan Warga Jawa Tondano Menyambut 'Bakdo Kupat'

Melihat Kesibukan Warga Jawa Tondano Menyambut "Bakdo Kupat"

Regional
Motif Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Sakit Hati karena Tak Dianggap

Motif Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Sakit Hati karena Tak Dianggap

Regional
Silsilah RA Kartini, Pejuang Emansipasi yang Berdarah Biru

Silsilah RA Kartini, Pejuang Emansipasi yang Berdarah Biru

Regional
Korban Meninggal Bentrok di Tual Maluku Dimakamkan

Korban Meninggal Bentrok di Tual Maluku Dimakamkan

Regional
Jeffri Kaget Kaus Merahnya Dipakai oleh Pembunuh Ibu dan Anak di Palembang, Diambil Pelaku dari Rumah Kosong

Jeffri Kaget Kaus Merahnya Dipakai oleh Pembunuh Ibu dan Anak di Palembang, Diambil Pelaku dari Rumah Kosong

Regional
Tradisi Sungkem Tlompak, Wujud Syukur Masyarakat Lereng Gunung Merbabu

Tradisi Sungkem Tlompak, Wujud Syukur Masyarakat Lereng Gunung Merbabu

Regional
Sepekan Setelah Lebaran, Harga Bawang Merah di Tingkat Petani Brebes Rp 50.000 per Kg

Sepekan Setelah Lebaran, Harga Bawang Merah di Tingkat Petani Brebes Rp 50.000 per Kg

Regional
Kronologi Ganda Bunuh Istri dan Anak Mantan Bos di Palembang gara-gara Gaji yang Dibayar Tak Sesuai

Kronologi Ganda Bunuh Istri dan Anak Mantan Bos di Palembang gara-gara Gaji yang Dibayar Tak Sesuai

Regional
Diadakan di 14 Titik, Festival Balon Udara di Wonosobo Bakal Dikunjungi Puluhan Ribu Wisatawan

Diadakan di 14 Titik, Festival Balon Udara di Wonosobo Bakal Dikunjungi Puluhan Ribu Wisatawan

Regional
Pembunuh Bocah TK yang Ditemukan Tewas Tanpa Busana di Goa Terungkap, Saat Ini Masih Buron

Pembunuh Bocah TK yang Ditemukan Tewas Tanpa Busana di Goa Terungkap, Saat Ini Masih Buron

Regional
Warga Anambas Diimbau Tak Pakai Sepeda Listrik di Jalan Raya

Warga Anambas Diimbau Tak Pakai Sepeda Listrik di Jalan Raya

Regional
Hari Pertama Buka Usai Lebaran, Kantor Samsat Kebumen Peroleh Rp 887 Juta Pembayaran Pajak

Hari Pertama Buka Usai Lebaran, Kantor Samsat Kebumen Peroleh Rp 887 Juta Pembayaran Pajak

Regional
Paling Diminati Saat Lebaran, Kota Lama Semarang Dikunjungi 246.000 Wisatawan

Paling Diminati Saat Lebaran, Kota Lama Semarang Dikunjungi 246.000 Wisatawan

Regional
Pensiunan ASN di Kupang Tewas Gantung Diri

Pensiunan ASN di Kupang Tewas Gantung Diri

Regional
Pemkab Sikka NTT Siapkan 1.000 Dosis Vaksin Cegah Rabies di Palue

Pemkab Sikka NTT Siapkan 1.000 Dosis Vaksin Cegah Rabies di Palue

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com