Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kota Blitar

Kompas.com - Diperbarui 26/06/2022, 10:21 WIB
Rachmawati

Editor

Sejarah Kota Blitar

Sejarah menceritakan di masa lalu, bangsa Tartar dari Asia Timur sempat menguasai sebuah wilayah yang saat ini bernama Blitar.

Kerajaan Majapahit kemudian membebaskan wilayah tersebut dengan mengirim utusan yang berna,a Nilasuwarna.

Akhirnya Nilasuwarna berhasil memukul mundur bangsa Tartar. Atas jasanya, ia kemudian dianugrahi gelar sebagai Adipati Aryo Blitar I.

Ia pun memimpin kawasan yang berhasil ia rebut dari bangsa Tartar. Tanah yang ia bebaskan kemudian ia beri nama Blitar yang berarti kembali pulangnya bangsa Tartar.

Baca juga: 30 Persen Warga Blitar Tak Hadiri Vaksinasi Dosis Kedua, Begini Penjelasan Dinas Kesehatan

Setelah itu terjadi konflik saat sang patih, Ki Sengguruh Kinareja ingin mempersunting istri Adipati Aryo Blitar I yang bernama Dewi Rayung Wulan.

Singkat kata Adipati Aryo Blitar I lengser dan digantikan Sengguruh yang bergelar Adipati Aryo Blitar II.

Lalu terjadi pemberontakan. Aryo Blitar II dipaksa turun oleh Joko Kandung, anak dari Aryo Blitar I. Joko Kandung bergelar Adipati Aryo Blitar III.

Namun kepemimpinan Joko Kandung dihentikan oleh kedatangan bangsa Belanda. Pada tahun 1723 di bawah Kerajaan Kartasura Hadiningrat pimpinan Raja Amangkurat, Blitar jatuh ke tangan penjajah Belanda.

Baca juga: Blitar Satu-satunya Daerah Zona Oranye di Jatim, Wali Kota: Banyak Warga Enggan Dites meski Kontak Erat

Foto keluarga Eropa di rumahnya yang ada di Blitar diambil oleh forografer Sie Sioe Lin tahun 1903.digitalcollections.universiteitleiden Foto keluarga Eropa di rumahnya yang ada di Blitar diambil oleh forografer Sie Sioe Lin tahun 1903.
Kala itu Raja Amangkurat menghadiahkan Blitar sebagai daerah kekuasaan pada Belanda yang dianggap berjasa membantu Amangkurat menyelesaikan perang saudara termasuk perang dengan Aryo Blitar III yang berupaa\ya merebut kekuasaannya.

Blitar pun beralih ke genggaman kekuasaan Belanda dan mengakhiri eksistensi Kadipaten Blitar sebagai daerah perdikan.

Pada tanggal 1 April 1906, Kota Blitar berstatus gemeente (kota praja) berdasarkan peraturan Staatsblad van Nederlandsche Indie no 150/1906.

Baca juga: Gelar Latihan Pemadaman Kebakaran, Lapas Blitar Tak Libatkan Napi, Ini Alasannya

Di tahun yang sama juga terbentuk kota lain di Pulau Jawa antara lain Batavia, Buitenzorg, Bandoeng, Cheribon, Magelang, Samarang, Salatiga, Madioen, Malang, Soerrabaja dan Pasoeroean.

Setelah menjadi kotapraja, dibentuklah Dewan Kotapraja Blitar yang beranggotakan 13 orang dan mendapatkan subsidi 11.850 gulden dari Pemerintah Hindia Belanda.

Untuk jabatan burgemeester (wali kota) dirangkap oleh Residen Kediri.

Baca juga: Peternak Ayam Blitar Geruduk Bank, Bentangkan Poster Pailit Serempak, Ini Tuntutan Mereka

Foto orang-orang Eropa yang diambil tahun 1932digitalcollections.universiteitleiden Foto orang-orang Eropa yang diambil tahun 1932
Pada zaman kependudukan Jepang, berdasarkan Osamu Siorei, pada tahun 1042 Kota Blitar disebut sebagai Blitar-shi dan dipimpin oleh seorang shi-ch.

Blitar juga tak bisa dilepas dari dari sosok Soedancho Suprijadi.

Pada 14 Februari 1945, Soedancho Suprijadi memimpin pemberontakan yang menjadi perlawanan paling dahsyat atas kependudukan Jepang di Indonesia.

Setelah pemberontakan tersebut, untuk kali pertamanya di bumi pertiwi ini Sang Saka Merah Putih berkibar.

Adalah Partohardjono, salah seorang anggota pasukan Suprijadi yang mengibarkan Sang Merah Putih di tiang bendera yang berada di seberang asrama PETA.

Baca juga: Kejar Target Testing, Kota Blitar Sediakan Layanan Tes Antigen Gratis, Ini Lokasinya...

Kini tiang bendera itu berada di dalam kompleks TMP Raden Widjaya, yang dikenal pula sebagai Monumen Potlot.

Beberapa bulan setelah pemberontakan tersebut, Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Rakyat Kota Blitar pun menyambutnya dengan gembira dan segera mengikrarkan diri berada di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sebagai bukti keabsahan keberadaan Kota Blitar dalam Republik Indonesia, pemerintah mengeluarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1945 tentang perubahan nama “Blitar Shi” menjadi "Kota Blitar".

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com