PADANG, KOMPAS.com - Ada yang berbeda saat pelaksanaan vaksinasi di Gedung Himpunan Tjinta Teman (HTT), kawasan Pondok, Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat (17/9/2021).
Pelaksanaan vaksinasi itu terasa indah karena diikuti warga dari berbagai suku bangsa yang ada seperti suku Minang, keturunan Tionghoa, keturunan India, suku Batak, suku Jawa, Sunda, Nias dan lainnya.
Mereka berbaur melaksanakan vaksinasi tanpa merasakan adanya perbedaan.
Baca juga: Setelah 12 Tahun, Sumbar Kembali Punya Terminal Bus di Padang
Terlihat ada wanita muslim dengan hijab dan nonmuslim tanpa hijab ikut dalam vaksinasi itu.
Canda dan senda gurau sesekali terlihat dalam kegiatan itu, karena sebenarnya mereka sudah lama hidup berdampingan dengan rukun.
"Kita di sini sudah lama hidup berdampingan dengan saudara kita dari suku bangsa lain," kata Nur Aini (26), salah satu warga Padang peserta vaksinasi, kepada Kompas.com, Jumat.
Nur mengaku diajak ikut vaksin oleh rekannya dari warga keturunan Tionghoa.
"Kalau tidak dia yang mengajak, saya tidak tahu ada program vaksinasi di sini," kata Nur.
Baca juga: Kota Padang Masih PPKM Level 4, Capaian Vaksinasinya Tak Sampai 50 Persen, Ini Penjelasan Dinkes
Kebhinekaan di Kawasan Pondok, Kota Padang
Tokoh masyarakat HTT, Albert Hendra Lukman mengatakan kawasan Pondok Padang ibaratnya seperti kawasan kebhinekaan.
Sudah beratus tahun hidup berdampingan sejumlah suku bangsa yang berbeda di kawasan tersebut.
"Di sini ada namanya kampung Cina, Kampung Nias, Kampung Keling, Kampung Jawa dan lainnya. Ini menandakan adanya keberagaman yang kami hidup berdampingan," kata Albert yang juga anggota DPRD Sumbar itu.
Baca juga: 300.000 Dosis Vaksin Menumpuk di Sumbar, Ada yang Sudah Kedaluwarsa
Albert mengaku setiap ada kegiatan pasti warga dari lintas suku bangsa dan agama tersebut ikut berpartisipasi meramaikan acara.
"Pasti ramai. Kita berbaur semuanya. Lihat saja hari ini. Warna-warni keberagaman yang ada," kata Albert.
Albert mengatakan keberagaman yang ada di kawasan Pondok itu hidup berdampingan tanpa ada gesekan.
"Bahkan kami yang dari suku bangsa lain sudah fasih berbahasa Minang di sini. Ini bukti kita sudah berbaur sejak lama," kata Albert.
Baca juga: Pelajar di Sumbar Dijemput Pakai Bus ke Sekolah untuk Divaksin
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.