KOMPAS.com - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang melakukan aksi kriminal di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, pada Senin (13/9/2021) membakar sejumlah fasilitas umum.
Salah satu fasilitas umum yang dibakar adalah Puskesmas Kiwirok. Saat itu ada sembilan tenaga kesehatan yang ada di puskesmas.
Akibat kejadian tersebut, satu suster yang bernama Gabriella Meilan ditemukan tewas di dalam jurang sedalam 30 meter.
Baca juga: Detik-detik TNI-Polri Evakuasi Jenazah Suster Gabriela dari Jurang, KKB Terus Tembaki Lokasi
Distrik Kiwirok adalah salah satu kawasan terpencil di Pegunungan Bintang Papua. Untuk menuju Kiwirok hanya bisa dijangkau dengan penerbangan dari Distrik Oksibil selama 30 menit.
Jika berjalan kaki, biasanya masyarakat setempat membutuhkan waktu dua malam dari Oksibil menuju Kiwirok.
Selain karena kawasan tersebut dipenuhi perbukitan yang cukup tinggi, akses jalan juga belum dibuka.
Baca juga: KKB Tembaki TNI-Polri dari Seberang Jurang Saat Mengevakuasi Jasad Suster Gabriela
Ia bercerita di hari kejadian para nakes sudah siaga karena mendapatkan kabar jika KKB akan menyerang Pos Pamtas.
Ternyata puskesmas adalah lokasi pertama yang diserang puluhan anggota KKB.
Mereka datang dan memecahkan kaca puskesmas. Kemudian menyiram bensin dan membakar puskesmas. Para pelaku kemudian bergerak ke barak dokter yang dijadikan persembunyian dokter, suster dan mantri.
Baca juga: Sembunyi di Akar Pohon hingga Lolos dari KKB, Ola Kisahkan Detik-detik Kawan Nakesnya Disiksa
Mereka kemudian membakar barak dokter sehingga para tenaga kesehatan keluar dari persembunyian untuk menyelamatkan diri.
Pelaku kemudian menggiring seorang dokter dan menendangnya masuk ke jurang. Sementara ia dan tiga suster lainnya bersembunyi di barak medis.
Nahas, para pelaku juga membakar barak medis sehingga tiga suster keluar menyelamatkan diri.
"Saat itu kami berempat bersembunyi di kamar mandi, namun karena mereka mulai membakar, kami pun keluar tapi mereka ternyata telah menunggu di depan barak dengan senjata lengkap dan panah, lalu kami ke belakang mereka juga ada di sana, sementara api semakin membesar," ungkap Ola.
Baca juga: Cerita Nakes Korban Kekejaman KKB, Dilempar ke Jurang hingga Ditelanjangi
Merasa terjepit, mereka berempat memutuskan untuk menyelamatkan diri dengan lompat ke jurang.
Ola bercerita ia yang lompat pertama kali ke jurang dan tersangkut akar pohon. Setelah itu tiga suster lainnya mengikuti langkahnya.
"Saya yang lompat pertama lalu diikuti ketiga suster. Saya tersangkut di akar pohon, ada juga yang tersangkut di semak semak," ujar dia.
Baca juga: TNI Klaim Komandan Operasi KKB Tewas Saat Kontak Senjata di Kiwirok, Papua
"Kami pikir sampai dibawah jurang sudah aman ternyata mereka ikut turun ke bawah. Mereka menemukan ketiga suster, sementara saya tidak ditemukan karena bersembunyi di antara tebing dan akar pohon," beber Ola yang menjadi juru bicara bagi delapan Nakes lainnya.
Saat itu Ola menyaksikan tiga rekannya dianiaya dengan kejam oleh para anggota KKB. Mereka ditelanjangi dan disiksa. Wajahnya dipukul dan ada yang ditikam.
Tiga suster tersebut kemudian dilemparkan ke jurang oleh para pelaku.
Baca juga: Suster Kristina Ditemukan Selamat di Jurang 30 Meter Usai Diserang KKB
"Saat menemukan ketiga suster, mereka langsung kumpulkan dan melakukan tindakan tidak manusiawi. Ketiganya ditelanjangi, disiksa, wajahnya dipukul bahkan ada yang ditikam. Membuat ketiga suster ini tidak berdaya dan pingsan," cerita Ola.
Beruntung suster A dan Kristina Sampe Tonapa berhasil selamat dan sadar dari pingsannya.
Sementara suster Gabriella meninggal dunia. Dua korban terakhir yakni Kristina dan Gabriela baru ditemukan dua hari setelah penyerangan yakni pada Rabu (15/9/2021) pukul 15.30 WIT.
Pada Jumat (17/9/2021), anggota TNI berhasil mengevakusi 9 dari 11 tenaga kesehatan dan 1 personel TNI korban penyerangan KKB.
Baca juga: KSP Ingatkan KKB untuk Hentikan Teror di Papua
Sembilan tenaga kesehatan yang selamat dari kekejaman KKB di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua dievakuasi untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
"Pada sortie pertama ini kita berhasil mengevakuasi 10 orang terdiri dari 1 prajurit TNI yang mengalami luka tembak dan 9 tenaga kesehatan, yaitu 1 dokter, 3 perawat wanita dan 5 mantri," ujar Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Bambang Trisnohadi, Jumat.
Ia mengatakan tidak boleh ada lagi kekerasan terhadap para tenaga kesehatan (nakes), terlebih di daerah rawan konflik di Papua.
Atas kejadian tersebut, Puan meminta pemerintah daerah setempat untuk menarik para pelayan kesehatan yang bertugas di daerah rawan konflik ke tempat yang lebih aman.
"Seraya agar aparat TNI terus menumpas habis para teroris KKB. Supaya tidak ada Gabriela-Gabriela lain yang menjadi korban," kata Puan dalam keterangannya, Jumat (17/9/2021).
Baca juga: Seorang Nakes Tewas Setelah Dianiaya dan Dilecehkan KKB, Puan: Ini Kekerasan Paling Biadab
Ia mengaku miris mendengar kabar Gabriela yang justru kehilangan nyawanya saat menjalankan tugas kemanusiaan. Tak hanya itu, Gabriela juga disebut dilecehkan dan dianiaya oleh KKB.
Padahal, menurut Puan, dalam situasi konflik apapun para nakes bersama perempuan, anak dan jurnalis seharusnya merupakan pihak yang tidak boleh menjadi sasaran kekerasan.
"Tapi Gabriela adalah seorang nakes dan juga seorang perempuan yang justru mendapat tindakan tidak manusiawi oleh teroris KKB, bahkan di saat dia menjalankan tugas-tugas kemanusiaannya. Ini kekerasan paling biadab!," tegas dia.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dhias Suwandi, Nicholas Ryan Aditya, Achmad Nasrudin Yahya | Editor : Pythag Kurniati, Dani Prabowo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.