Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Rihan, Atlet Disabilitas Peraih 2 Perunggu Porda Jabar, Hidup dari Honor Sopir, Utang ke Tetangga karena Pandemi, hingga Dianiaya Preman

Kompas.com - 18/09/2021, 08:21 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Uang saku hanya ratusan ribu selama 6 bulan event

Rihan mengaku mendapat uang saku per bulan sebagai atlet hanya enam bulan sebulan event. Besarannya sekitar Rp 150.000-Rp 300.000.

"Saya lupa berapa da sudah lama. Kalau tidak salah sekitar Rp 150.000 sampai Rp 300.000 per bulan. Setelah itu ga dapat apa-apa lagi," katanya.

Uang lain yang ia terima lainnya adalah uang saku selama perlombaan berlangsung, serta hadiah medali perunggu yang diperolehnya.

Rihan mengaku lupa besaran hadiah dari dua perunggu yang diperolehnya. Namun yang pasti, jumlahnya lebih kecil dari yang didapat atlet non disabilitas.

Kini ia pun bertekad ikut event Porda Bekasi tahun 2022. Ia berharap bisa kembali membawa medali untuk Garut.

Baca juga: Perjuangan Atlet Disabilitas, Hidupi Keluarga sebagai Sopir Bus, Kini Dirawat Setelah Jadi Korban Penganiayaan

Harus utang gara-gara pandemi, hingga dilempari batu

Uang saku sebagai atlet yang nyaris tidak ada membuat Rihan harus tetap bekerja sebagai sopir bus. Apalagi ia harus menafkahi istri dan tiga orang anaknya.

Namun pandemi Covid-19 membuat serba sulit. Pemberlakuan PSBB hingga PPKM yang berjilid-jilid membuat ia tidak bisa narik.

Akhirnya ia hanya bisa diam di rumah dan mulai meminjam ke tetangga ataupun warung untuk kebutuhan makan. Jumlah utangnya mencapai Rp 3 juta dan hingga kini belum bisa ia lunasi.

Baca juga: Preman yang Palak dan Aniaya Atlet Disabilitas di Terminal Cicaheum Ditangkap Saat Kejar Korban sampai Kantor Polisi

Ketika utang belum dibayar, ia terkena musibah. Ia dipalak dan dilempari batu saat sedang bekerja hingga dirawat di rumah sakit. Bus nya pun masih ditahan polisi.

"Telinga saya yang kena lemparan batu dioperasi. Biaya rumah sakit ditanggung NPCI Jabar," ucapnya.

Kini ia menghadapi persoalan baru. Ia bingung dari mana biaya untuk mengganti perban dan lainnya. Sebab ia malu bila harus pinjam ke tetangga.

"Malu, hutang kemarin bekas makan aja belum lunas, masa sekarang mau pinjam lagi. Mau narik belum bisa da mobilnya masih di polisi," kata dia.

Saat ini, ia tinggal di rumah mertuanya. Rumah seluas 5 tumbak itu dibagi dua bersama kakak istrinya. Di rumah yang hanya ada TV, satu kamar, dan karpet itupun, mereka tinggal berlima.

"Bantuan selama pandemi, pernah dapat sembako," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Regional
Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Regional
Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Regional
Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Regional
Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Regional
Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Regional
Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Regional
Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com