Sutika menjelaskan, berdasarkan pengamatannya, burung-burung pipit itu memang telah lima hari bertengger di dua pohon asam pekuburan tersebut.
Dia mengaku tidak mengetahui dari mana datangnya kawanan burung pipit itu.
Setelah kejadian tersebut, kata Sutika, masih banyak ditemukan burung pipit lainnya bertengger di atas pohon asem.
"Sekarang banyak lagi burung di sana padahal sudah banyak yang mati, dari mana itu datangnya, masih banyak," tuturnya heran.
Baca juga: Analisis BKSDA soal Penyebab Ribuan Burung Pipit Berjatuhan, Curah Hujan hingga Keracunan Pestisida
Kasubag Tata Usaha Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali Prawono Meruanto menuturkan, fenomena itu baru pertama kali terjadi di wilayahnya.
"Ini baru pertama, yang saya ketahui," kata dia.
Meruanto mengemukakan hal itu memang tak lazim terjadi.
"Jadi, sebuah hal yang aneh juga kalau melihat kondisi burung-burung seperti itu (berjatuhan). Artinya, kita tidak tahu, (apa) jatuh langsung, kita juga tidak tahu," tuturnya.
BKSDA pun mengaku akan melakukan pengecekan langsung untuk mengetahui penyebab jatuhnya ribuan ekor burung pipit tersebut.
Baca juga: Pria di Bali Tega Perkosa Anak Tiri 5 Kali, Terbongkar Setelah Korban Hamil 8 Bulan