Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Diklaim Melandai, BOR RS di Surabaya Mayoritas Diisi Warga Luar Daerah

Kompas.com - 17/09/2021, 22:25 WIB
Ghinan Salman,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com- Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita memberikan data terbaru mengenai keterisian rumah sakit di Kota Surabaya.

Dari hasil survei Dinkes Surabaya di tiap rumah sakit, ternyata mayoritas pasien di RS Surabaya adalah non-KTP Surabaya dengan perbandingan 63,82 persen warga luar Surabaya dan 36,18 persen warga KTP Surabaya.

"Selisihnya itu sekitar 300-an. Pada saat kami buat hasil hitungan kami, kalau hanya KTP Surabaya ada 124. Kalau kita hitung per 100.000 per minggu ada 4,25," ungkap Febria, Kamis (16/9/2021).

Baca juga: Surabaya Terpilih Jadi Pilot Project Wisata Medis, Eri Cahyadi: Semua Tahapan Sudah Kita Lakukan

Sementara itu pakar epidemiologi Universitas Airlangga Dr Windhu Purnomo, menilai, jumlah pasien Covid-19 yang masih rawat inap di rumah sakit seharusnya tidak menjadi penghambat dan penghalang Surabaya masuk level 1.

Sebab, pasien-pasien ini merupakan kiriman dari daerah-daerah lain.

Ia juga memastikan bahwa pasien Covid-19 yang dirawat di RS di Kota Surabaya jumlahnya melebihi jumlah pasien terkonfirmasi positif.

Dalam sepekan, selisih yang terjadi mencapai 462 kasus hingga menyebabkan level asesmen di kota pahlawan itu tak kunjung turun.

"Pelaporan di Kemkes ini masih pakai dasar di RS. Tapi nggak dipilah. Pokoknya yang dilaporkan sekian di Kota Surabaya, padahal enggak dipilah," kata dia dalam rapat virtual bersama Satgas Covid-19 Surabaya.

Selama ini, lanjut Windhu, jumlah pasien di RS ini menjadi salah satu indikator penentuan asesmen level oleh Kemenkes.

Baca juga: 30 Persen Warga Blitar Tak Hadiri Vaksinasi Dosis Kedua, Begini Penjelasan Dinas Kesehatan

Namun, pasien yang dimaksud di RS tidak memandang daerah asal pasien. Padahal, pasien yang dirawat di Kota Surabaya kebanyakan merupakan kiriman dari luar daerah.

Apalagi, beberapa RS di Surabaya menjadi rujukan utama di wilayah Indonesia Timur.

"Di kota-kota besar lain juga kasus rawat inapnya lebih besar dari kasus konfirmasinya karena jadi rujukan daerah-daerah lain,” ujar dia.

Oleh karena itu, Windhu berpesan kepada Kemenkes agar memperbarui peraturan mengenai batas pasien RS tersebut.

Seharusnya, kata Windhu, asesmen dilakukan berdasarkan jumlah pasien yang berasal dari daerah yang bersangkutan.

"Kalau seperti ini terus banyak daerah itu tidak bisa mencapai level yang lebih rendah karena ada ketidaktepatan," tutur dia.

Baca juga: Surabaya Berstatus Level 1 Berdasarkan Asesmen Kemenkes, Eri Cahyadi: Ayo Kita Jaga

Sementara itu Kota Surabaya saat ini diketahui sudah masuk PPKM level 1 berdasarkan asesmen Kementerian Kesehatan. 

Meski, dalam Inmendagri Nomor 42 tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level 3, dan Level 2 Corona Virus Disease 2019 di wilayah Jawa dan Bali, Kota Surabaya masih harus menerapkan PPKM Level 3.

"Kalau dari hasil asesmen Kemenkes, memang pantas Surabaya level 1. Asesmen ini yang terbaik yang kita punya sekarang, karena sesuai dengan acuan WHO. Berbeda dengan dulu ketika masih pakai warna-warni, itu lebih tidak fair. Kalau yang sekarang ini sudah bagus," jelas Windhu.

Baca juga: Bantu Daerah Gelar Belajar Tatap Muka, BIN Vaksinasi 300.000 Pelajar di Jatim

Windhu, kemudian memerinci capaian Surabaya dilihat dari transmisi komunitas dan kapasitas respons.

Khusus untuk transmisi komunitas, terdapat tiga indikator penentu, yaitu kasus konfirmasi sudah bagus dengan nilai 8,81 per 100.000 penduduk, angka ini sudah di bawah standar Kemenkes 20 per 100.000 penduduk.

Kemudian, untuk rawat inapnya 3,43 per 100.000 penduduk, angka ini sudah di bawah standar Kemenkes 5 per 100.000 penduduk.

Lalu untuk angka kematiannya, Surabaya sudah 0,65 dan standarnya Kemenkes tidak boleh lebih dari 1.

"Berarti oke semua kalau dilihat dari sini," kata dia.

Selanjutnya, khusus untuk kapasitas responsnya juga ada tiga indikator, yaitu untuk positivity rate-nya sudah 0,41 persen dan jauh di bawah 5 persen sesuai standar Kemenkes.

Lalu untuk tracing, sekarang di Surabaya sudah 1:20,71 dan standarnya Kemenkes 1:14.

Adapun untuk BOR-nya, sekarang 14,45 persen dan sudah jauh dari standar Kemenkes 40 persen.

"Jadi sudah bagus semuanya dan sudah cocok," ucap Windhu.

Baca juga: Persiapan Gelar PTM, 8.000 Guru di Magetan Jalani Rapid Test Antigen

Ia juga memastikan bahwa Surabaya pantas level 1 karena capaian vaksinasinya.

Berdasarkan data terbaru dari Dinkes Surabaya, vaksinasi dosis pertama di Kota Surabaya sudah mencapai 101,32 persen dan khusus lansianya sudah mencapai 90,10 persen.

Padahal, dari level 2 ke level 1 itu standar vaksinasi dosis pertamanya 70 persen dan untuk lansianya 60 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com