Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Saluran Irigasi di Klaten Berwarna Merah, Polisi Lakukan Penyelidikan

Kompas.com - 17/09/2021, 15:19 WIB
Labib Zamani,
Dony Aprian

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Air saluran irigasi di Desa Ngreden, Kecamatan Wonosari, Klaten, Jawa Tengah, berwarna merah.

Peristiwa ini terjadi pada Kamis (16/9/2021) sekitar pukul 15.00 WIB.

Kades Ngreden Sunarto mengatakan, peristiwa air di saluran irigasi berwarna merah tersebut hanya berlangsung sekitar 30 menit.

"Cuma sebentar 30 menit sudah hilang warna merahnya. Kajadiannya kemarin sekitar pukul 15.00 WIB. Sekitar pukul 15.30 WIB sudah jernih lagi airnya," kata dia dihubungi Kompas.com, Jumat (17/9/2021).

Baca juga: Heboh Sungai Berwarna Hitam Mengalir ke Pantai di Carita, Berbau, Bikin Wisatawan Gatal-gatal

Sunarto menceritakan, saluran irigasi yang terletak di antara Desa Bulan dan Desa Ngreden berwarna merah bermula ada informasi dari petani yang melihat mobil boks mencuci di saluran irigasi.

Selama ini petani desa setempat memanfaatkan irigasi itu untuk mengairi persawahan. Sumber air tersebut berasal dari kawasan Cokro.

"Mungkin dari pabrik tekstil atau apa tidak tahu. Mobil box dari luar daerah," kata dia.

Menurut Sunarto, peristiwa saluran irigasi berwarna merah tersebut baru pertama kali terjadi karena ulah manusia.

"Itu ulah manusia. Bukan kejadian alam," ungkap dia.

Baca juga: Pantai di Carita Tercemar Aliran Sungai Berwarna Hitam, Begini Penjelasan Camat

Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Klaten Iptu Abdillah mengatakan polisi masih terus mendalami terkait air saluran irigasi di Desa Ngreden berwarna merah.

Menurut dia, Polres Klatim sudah membentuk tim untuk melaksanakan penyelidikan lebih lanjut.

"Dari Tipiter sudah ke TKP dan mengambil sampel bekas dari kapas yang ada bekas limbah dan tanah yang ada airnya. Ditindaklanjuti ke Labfor maupun dinas lingkungan hidup untuk mengetahui apakah di dalamnya seperti apa," ungkap dia.

Abdillah mengungkapkan, polisi akan melakukan klarifikasi saksi yang mengetahui terkait pencemaran air saluran irigasi yang berubah menjadi warna merah.

"Kemarin ada beberapa saksi yang memberikan keterangan bahwa ada seorang petani melihat mobil boks berhenti di tengah sawah dan membuang sesuatu. Petani itu tidak tahu kalau limbah tersebut seperti itu," kata Abdillah.

Polisi masih melakukan pengujian sampel terkait pencemaran limbah di saluran irigasi yang berwarna merah tersebut.

"Perlu kita dalami karena hasil dari laboratorium forensik kan belum tahu kandungannya seperti apa. Jadi tingkat berbahaya, bisa dikonsumsi atau tanaman tersebut nanti seperti apa masih kita dalami," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Regional
Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Regional
Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Kilas Daerah
Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Regional
Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Regional
KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

Regional
Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com