SEMARANG, KOMPAS.com - Reka ulang kasus pembunuhan yang dilakukan taruna Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang kepada juniornya digelar di Mapolrestabes Semarang, Kamis (6/9/2021).
Kelima tersangka yang merupakan senior korban dihadirkan dalam reka ulang tersebut. Kelimanya yakni, AR (25), AA (25), AJ (23), CRB (22), dan BD (22).
Selain itu, dihadirkan pula 15 saksi yaitu teman satu angkatan korban yang berkumpul di tempat kejadian di Mess Indo Raya, Jalan Genuk Krajan pada 6 September lalu.
Baca juga: 5 Orang Jadi Tersangka Kasus Pemukulan Taruna PIP Semarang hingga Tewas
Ada 20 adegan penganiayaan yang diperlihatkan hingga menyebabkan kematian taruna PIP Semarang, Zidan Muhammad Faza (21).
Wakasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKP Agus Supriyadi mengatakan, dalam reka ulang itu ditemukan fakta baru yang menyebabkan korban meninggal dunia.
"Ada temuan baru, awalnya pelaku mengaku memukul sekali dengan tangan. Dengan ini terbukti ada tambahan pukulan menggunakan kaki dan lutut tidak hanya di perut tapi juga di dada," kata Agus kepada wartawan, Kamis
Setelah kejadian itu, para senior dan junior yang berkumpul di mess itu panik ketika korban jatuh setelah dipukul CRB sehingga langsung di bawa ke RS Roemani Semarang.
Sekadar diketahui, pada 11 September 2021 para senior itu seharusnya diwisuda.
Oleh karena itu, kuasa hukum tersangka, Suseno berharap, Kemenhub yang menaungi PIP Semarang tetap memberikan ijazah kelulusan para tersangka.
"Saya berharap dari Kementerian Perhubungan bisa bantu agar ijazah tetap diberikan. Proses hukum berjalan, tapi jangan hapus masa depan mereka," kata Suseno.
Baca juga: Polisi Ungkap Kebohongan Senior Pemukul Taruna PIP Semarang hingga Tewas
Sebelumnya diberitakan, polisi menangkap lima pelaku kasus pemukulan mahasiswa Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang yang mengakibatkan kematian.
Lima pelaku yang telah ditetapkan tersangka itu merupakan rekan satu angkatan yang merupakan para senior korban.
Mereka mengundang para juniornya sebanyak 15 orang untuk berkumpul dan berbaris sebagai tradisi pembinaan.
"Para pelaku mengumpulkan juniornya 15 orang untuk dilakukan semacam pembinaan, tradisi senior ke junior mereka. Lokasi tidak di kampus, tepatnya di mess. Pembinaan yg dilakukan dengan kekerasan. Para junior dilakukan pemukulan," kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar kepada wartawan di Mapolrestabes Semarang, Jumat (10/9/2021).
Diketahui, CRB memukul korban paling terkahir hingga tergeletak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.