Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Peternak Ayam Petelur, Sehari Rugi Rp 8 Juta

Kompas.com - 17/09/2021, 14:41 WIB
Tri Purna Jaya,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Harga telur ayam yang terjun bebas tak terkendali membuat peternak ayam petelur menderita.

Sejumlah pedagang mengaku mengalami kerugian hingga jutaan rupiah per hari.

Sarudin, salah satu peternak di Kecamatan Natar, Lampung Selatan, mengatakan bahwa kerugian yang dialaminya mencapai Rp 8 juta per hari.

"Harga telur di pasaran terlalu rendah, sedangkan harga pakan naik tinggi. Kalau seperti ini terus, bisa enggak ada (peternak) yang bertahan, enggak ketemu harganya," kata Sarudin saat dihubungi, Jumat (17/9/2021).

Baca juga: Bertemu Jokowi, Suroto Mengatakan Peternak Ingin Harga Jagung yang Wajar, Presiden Mengiyakan

Peternak di Sentra Ayam Petelur Krawang Sari ini menghitung, rata-rata per hari kerugian yang dialami peternak ayam petelur seperti dia bisa mencapai jutaan rupiah.

Dengan perhitungan sederhana, harga telur di pasaran saat ini, per kilogram mencapai Rp 15.000 - Rp 17.000, dari harga normal Rp 21.000.

Menurut Sarudin, rata-rata produksi telur per hari mencapai 2 ton.

"Dikalikan saja, sekitar Rp 8 juta ruginya," kata Sarudin.

Baca juga: Jeritan Peternak Ayam di Kendal: Ibaratnya Ayam Sekarang Makannya BPKB dan Sertifikat

Kerugian ini diperparah dengan tingginya harga pakan.

Sarudin menyebutkan, untuk pakan jagung per kilogram mencapai Rp 6.000.

"Untuk pakan jadi, harganya kisaran Rp 6.500 sampai Rp 7.000 per kilogram. Jadi enggak ketemu untuk ganti biaya produksi," kata Sarudin.

Baca juga: Suroto: Saya Percaya, Satu-satunya Orang yang Bisa Nolong Peternak Ya Pak Jokowi

Akibatnya, banyak peternak yang terpaksa gulung tikar.

Di Krawang Sari, menurut Sarudin, sudah ada empat peternak yang mengibarkan "bendera putih", alias menyerah dengan keadaan.

"Ada empat peternak plasma yang sudah tutup di sini," kata Sarudin.

Sarudin berharap, pemerintah bisa cepat tanggap atas masalah yang menjerat peternak ini.

Sementara itu, peternak ayam petelur dari Pringsewu, Mentari mengatakan, kerugian peternak sebenarnya bisa dikurangi jika agen membeli tanpa harga potongan.

"Sebenarnya warga mampu kok membeli telur satu kilogram Rp 20.000. Hanya karena dibiasakan jual murah dan monopoli harga, sehingga peternak yang menanggung beban produksi, apalagi sekarang minus," kata Mentari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com