BENGKAYANG, KOMPAS.com - Sebanyak 139 mahasiswa Institut Shanti Bhuana (ISB) Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar), terpapar Covid-19.
Hal ini dianggap sebagai klaster baru penyebaran virus corona.
Rektor ISB Bengkayang Marianus Dinata Alnija membantah, klaster tersebut tercipta setelah dilakukan perkuliahan tatap muka.
Baca juga: 238 Mahasiswa Positif Covid-19, Politeknik Transportasi Darat Jadi Klaster Penularan Baru
Menurut Marianus, temuan kasus tersebut terjadi saat mahasiswa masih dalam masa karantina di lingkungan asrama.
“Tidak benar kalau diberitakan bahwa munculnya Covid-19 di antara mahasiswa terjadi saat proses perkuliahan tatap muka. Yang benar adalah adanya indikasi Covid -19 ketika mahasiswa sedang dalam masa karantina,” kata Marianus dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (17/9/2021).
Marianus menegaskan, munculnya indikasi kasus Covid-19 saat perkuliahan sama sekali belum dilaksanakan.
Dia menambahkan, mahasiswa yang tinggal di asrama maupun di rumah semuanya masih dalam masa persiapan perkuliahan.
Sejumlah mahasiswa yang memilih tinggal di asrama, kata Marianus, baru masuk pada tanggal 14 dan 15 Agustus 2021.
Baca juga: Saat Ganjar Marahi Mahasiswa Positif Covid-19 yang Setahun Tak Pakai Masker
Aturan pembagian dua gelombang masuk asrama pertimbangan pihak kampus adalah untuk menjaga protokol kesehatan.
“Karena saat mereka masuk pihak kampus mewajibkan kepada semua mahasiswa untuk menjalankan tes swab antigen dan tes tersebut diadakan di Kampus. Pada saat itu hasil tes dari semua mahasiswa yang tinggal di asrama non reaktif,” ujar Marianus.
Klaster baru penyebaran Covid-19 kembali muncul di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar).
Kepala Dinas Kesehatan Kalbar Harisson mengatakan, klaster pada salah satu kampus di Bengkayang itu tercatat saat ini sebanyak 139 mahasiswa terpapar Covid-19, berdasarkan hasil pemeriksaan swab polymerase chain reaction (PCR).
"Terjadi peningkatan kasus Covid-19 di Bengkayang karena adanya klaster baru di kampus. Terdapat 139 mahasiswa yang positif PCR, mereka semua tanpa gejala," kata Harisson kepada wartawan, Minggu (12/9/3021).
Harisson menerangkan, mahasiswa yang terpapar tersebut selama adanya proses perkuliahan di kampus, mereka diketahui tinggal di asrama.
"Pada saat mulai pembelajaran, sebenarnya sudah dites swab antigen, tetapi dalam proses pembelajaran terjadi penularan," ujar Harisson.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.