Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta-fakta Perampokan Toko Emas di Medan, dari Perencanaan, Pelarian, Asal Senpi hingga Tempat Usaha Kini Diwajibkan Punya CCTV

Kompas.com - 17/09/2021, 11:44 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Sejumlah fakta-fakta kasus perampokan dua toko emas di Pasar Tradisional Simpang Limun, Medan dipaparkan Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak saat konferensi pers di Mapolda Sumut pada Rabu (15/9/2021) sore.

Mulai dari identitas para pelaku, perencanaan, pelaksanaan, pelarian, penangkapan, asal senjata yang digunakan hingga penggunaan CCTV di sepanjang jalan untuk meringkus para pelaku. 

Sebagaimana diketahui, perampokan itu terjadi pada Kamis (26/9/2021) sekitar pukul 14.00 WIB, oleh empat orang pelaku yang menurut saksi di di lokasi semua pelaku membawa senjata api. Aksi perampokan itu berlangsung cepat.

Pertama kali dua pelaku menyuruh tiarap dua orang sekuriti yang sedang berjaga. Pelaku menodong sekuruti tersebut dengan senjata laras panjang. 

Baca juga: Kronologi Lengkap Perampokan Toko Emas di Medan, 4 Pelaku Sempat Ragu Beraksi, Kasus Terungkap berkat CCTV

Di saat itu juga dua orang lainnya memecahkan kaca di dua toko emas, sekitar 10 meter dari lokasi sekuriti berjaga. Dua toko emas itu yakni Aulia Chan dan Masrul F.

Kedua pelaku mengancam orang yang ada di dalam toko dengan senjatanya dan mengambil emas dari dalam toko itu ke dalam tas.

Sekejap saja mereka beraksi lalu kabur. Saat itu pelaku sempat meletuskan senjatanya dan menodong siapapun di pasar tersebut agar tidak mendekat. 

Baca juga: Imbas Perampokan Toko Emas di Medan, Kapolda Sumut Wajibkan Semua Tempat Usaha Pasang CCTV

Para pelaku kemudian melarikan diri menuju tempat parkir yang berada di luar komplek pasar, yakni di Jalan Seksama.

Seketika keluar dari pintu gerbang pasar yang berada di samping itu, para pelaku berjalan santai dengan tetap mengarahkan senjata apinya ke arah siapapun yang meneriakinya rampok dan mencoba mendekat.

Mereka sempat beberapa kali menembakkan senjatanya.

Baca juga: Perampok Toko Emas di Medan Observasi Lokasi Sebelum Merampok, Pakai Plester Hilangkan Sidik Jari 

Cerita penjual daging ayam, ketakutan sempat kontak mata dengan pelaku perampokan toko emas

Seorang penjual daging ayam, Ros, mengaku tak sempat bersembunyi karena dekatnya jarak antara pintu gerbang dengan tempatnya berjualan.

Suaminya yang duduk di belakangnya menyuruhnya untuk menyembunyikan pisau dagingnya ke laci sembari mengatakan bahwa para pelaku sudah tidak memedulikan apapun.

Ros mengaku badannya bergetar ketakutan karena salah satu pelaku yang membawa senjata api laras pendek sempat melihat ke arah matanya. 

"Suamiku langsung bilang, udah jangan ditengokin kali mereka. Diam aja, ini mereka udah nekat aja ini. Jantung ini deg-deg-an kali," katanya saat itu. 

Baca juga: Pelaku Perampokan Toko Emas di Medan Ditangkap, Kapolda Sumut: Mereka Terlatih

Beberapa langkah kemudian, para pelaku sampai di parkiran sepeda motor.

Ros yang masih terpaku dan tak tahu harus berbuat apa sempat mendengar keributan tapi tak bisa melihat karena terhalang kerumunan warga yang mencoba mendekat ke pelaku.

Tiba-tiba terdengar suara letusan dan suara kendaraan digas kencang. 

Baca juga: Fakta Perampokan 2 Toko Emas di Medan, Sudah Direncanakan, 1 Pelaku Ditembak Mati

Ros pun tidak menyangka bahwa orang yang dikerumuni adalah tukang parkir yang terkena tembakan dari para pelaku.

Pria itu bernama Erwin, seorang tukang parkir yang sehari-harinya memang bekerja menjaga parkiran di tempat tersebut.

"Tak nyangka rupanya dia yang ditembak. Tadinya kami ngobrol-ngobrol di sini. Mudah-mudahan tertangkap lah para pelakunya," katanya. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute dan Tarif Bus Dieng Indah Executive Jakarta-Wonosobo

Rute dan Tarif Bus Dieng Indah Executive Jakarta-Wonosobo

Regional
Video Joget Erotisnya Saat Gerebek Sahur Viral di Media Sosial, Wanita di Kalsel Minta Maaf

Video Joget Erotisnya Saat Gerebek Sahur Viral di Media Sosial, Wanita di Kalsel Minta Maaf

Regional
Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Regional
Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Regional
Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Regional
Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Regional
Lancang Kuning Carnival Bakal Digelar, Pj Gubernur Riau: Bakal Promosikan Produk dan Karya Anak Muda

Lancang Kuning Carnival Bakal Digelar, Pj Gubernur Riau: Bakal Promosikan Produk dan Karya Anak Muda

Regional
Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Regional
BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer 'Rossby Ekuator'

BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer "Rossby Ekuator"

Regional
Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut 'Cuci Uang' Hasil Narkoba

Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut "Cuci Uang" Hasil Narkoba

Regional
Kaesang Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta, Gibran Ogah Tanggapi

Kaesang Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta, Gibran Ogah Tanggapi

Regional
Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan dalam Kondisi Berpelukan

Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan dalam Kondisi Berpelukan

Regional
Sempat Ditutup Imbas Erupsi Marapi, BIM Kembali Dibuka

Sempat Ditutup Imbas Erupsi Marapi, BIM Kembali Dibuka

Regional
Polisi Minta Tambah SPKLU di Tol Jateng, Saat Ini Hanya Ada 21

Polisi Minta Tambah SPKLU di Tol Jateng, Saat Ini Hanya Ada 21

Regional
Soal Nama yang Akan Diusung di Pilkada Semarang, DPC Partai Demokrat Tunggu Petunjuk

Soal Nama yang Akan Diusung di Pilkada Semarang, DPC Partai Demokrat Tunggu Petunjuk

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com