Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Dugaan Pemotongan Dana BOS dan BOP di Pamekasan, Kadisdik: Silakan Ajukan Datanya ke Saya

Kompas.com - 16/09/2021, 15:50 WIB
Taufiqurrahman,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Aktivis anti korupsi Pamekasan Dewan Energi Aspirasi Rakyat (Dear) menemukan dugaan pemotongan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) di sejumlah Sekolah Dasar (SD) dan TK/PAUD, di bawah naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan.

Menanggapi itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan Ahmad Zaini meminta Dear memberikan data yang sudah dikumpulkan dari masing-masing sekolah.

Data itu, kata dia, akan dicocokkan dengan data yang ada di dinas pendidikan.

Baca juga: Telan Biaya Rp 3 Miliar, Jalan di Pamekasan yang Baru Dikerjakan Sudah Ambles

"Silakan ajukan datanya ke saya. Kalau terjadi pemotongan, dari mana alurnya karena uang tidak masuk ke rekening Disdik Pamekasan," terang Ahmad Zaini kepada massa Dear yang berunjuk rasa di depan kantornya, Kamis (16/9/2021).

Menurut Zaini, dana BOS dan BOP tahun ini memang ada pengurangan karena dampak refocusing anggaran oleh pemerintah pusat.

Selain itu, dana BOS dan BOP langsung ditransfer ke rekening masing-masing sekolah.

Meski demikian, Zaini tidak ingin berdebat panjang soal dugaan pemotongan BOS dan BOP.

Sebab, pihaknya yakin Disdik Pamekasan bersih dari praktik pungutan tanpa dasar dan pemotongan bantuan.

Baca juga: Pamekasan Turun PPKM Level 2, Tempat Wisata Mulai Ramai Dikunjungi Warga

 

Ahmad Faesol, koordinator Dear mengatakan, sudah ada 20 lembaga pendidikan TK dan SD yang mengadu kepada dirinya terkait dugaan pemotongan tersebut.

"Ditemukan dua model pemotongan oleh oknum pejabat Disdik Pamekasan setelah kami lakukan investigasi ke bawah," terang Faesol saat berunjuk rasa.

Cara pemotongan pertama, kata dia, masing-masing lembaga pendidikan dimintai setoran oleh oknum pejabat Dinas Pendidikan Rp 3.000.000 yang diambilkan dari BOS atau BOP.

Cara kedua, setiap lembaga pendidikan diminta menyetorkan uang Rp 50.000 diambilkan dari BOS atau BOP dengan memotong bantuan masing-masing siswa.

Pihaknya telah merekam pengakuan beberapa kepala sekolah dan mengumpulkan fotokopi rekening sekolah serta jumlah siswa untuk menguatkan bukti dugaan pemotongan.

Pengakuan dan dokumen yang dikumpulkan itu untuk ditunjukkan kepada Disdik Pamekasan.

"Kami tidak sekadar bicara, tetapi kami sertakan data," imbuh Faesol.

Baca juga: Blitar Satu-satunya Daerah Zona Oranye di Jatim, Wali Kota: Banyak Warga Enggan Dites meski Kontak Erat

Faesol menduga, sistem belajar daring selama pandemi Covid-19 sengaja dimanfaatkan oknum untuk memotong dana BOS atau BOP karena siswa dan pihak orang tua dianggap tidak terlalu mempedulikan.

Pihak Dear berencana menindaklanjuti persoalan tersebut kepada aparat penegak hukum.

"Disdik diajak membenahi bersama persoalan tersebut, tapi ngotot bilang tidak ada persoalan, maka jalan terakhir harus kami selesaikan secara hukum," tegas Faesol.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Ratusan Buruh Jateng Berunjuk Rasa Tolak Keputusan UMK 2024 Rendah Hingga Pukul 9 Malam

Ratusan Buruh Jateng Berunjuk Rasa Tolak Keputusan UMK 2024 Rendah Hingga Pukul 9 Malam

Regional
Turis Asal Amerika Serikat Meninggal Saat Menyelam di Perairan Raja Ampat

Turis Asal Amerika Serikat Meninggal Saat Menyelam di Perairan Raja Ampat

Regional
Diburu 3 Bulan, 2 Preman Berpisau Pemalak Sopir Truk di Mesuji Dibekuk

Diburu 3 Bulan, 2 Preman Berpisau Pemalak Sopir Truk di Mesuji Dibekuk

Regional
Fakta Baru Kasus 'Debt Collector' Tembak Nasabah, Pelaku Bawa 'Airsoft Gun' dan Senjata Tajam

Fakta Baru Kasus "Debt Collector" Tembak Nasabah, Pelaku Bawa "Airsoft Gun" dan Senjata Tajam

Regional
Polisi Belum Dapat Titik Terang soal Penemuan 2 Jasad Bayi di Lampung

Polisi Belum Dapat Titik Terang soal Penemuan 2 Jasad Bayi di Lampung

Regional
Pengasuh Pesantren yang Jadi Caleg di Kota Bontang Dilaporkan ke Polisi Atas Kasus Pelecehan Seksual

Pengasuh Pesantren yang Jadi Caleg di Kota Bontang Dilaporkan ke Polisi Atas Kasus Pelecehan Seksual

Regional
Kisah Ibu di Bangka Barat yang Buta Usai Dianiaya Suami Siri, Korban Punya Bayi Berusia 8 Bulan

Kisah Ibu di Bangka Barat yang Buta Usai Dianiaya Suami Siri, Korban Punya Bayi Berusia 8 Bulan

Regional
Supri Aniaya Istrinya secara Brutal hingga Kedua Mata Korban Buta, Sang Anak Teriak Minta Tolong

Supri Aniaya Istrinya secara Brutal hingga Kedua Mata Korban Buta, Sang Anak Teriak Minta Tolong

Regional
Anggaran Honor Narasumber DPRD Blora Diusut Kejaksaan, Sejumlah Dewan Kembalikan Uang

Anggaran Honor Narasumber DPRD Blora Diusut Kejaksaan, Sejumlah Dewan Kembalikan Uang

Regional
Puluhan Pelajar Konvoi Sambil Bawa Senjata Tajam, Keroyok 2 Pelajar dari Sekolah Lain

Puluhan Pelajar Konvoi Sambil Bawa Senjata Tajam, Keroyok 2 Pelajar dari Sekolah Lain

Regional
Rudy Nilai Gibran Bohongi Warga Solo soal 17 Skala Prioritas, Politisi Gerindra: Pembohongan yang Bagaimana, Itu Enggak Benar

Rudy Nilai Gibran Bohongi Warga Solo soal 17 Skala Prioritas, Politisi Gerindra: Pembohongan yang Bagaimana, Itu Enggak Benar

Regional
Kronologi dan Penyebab Kapal 20 Turis Asing Terbakar di Raja Ampat

Kronologi dan Penyebab Kapal 20 Turis Asing Terbakar di Raja Ampat

Regional
Tangan Balita di Cimahi Tersangkut di Kloset Jongkok, Keluarga Minta Bantuan Damkar, Lantai Pun Dibongkar

Tangan Balita di Cimahi Tersangkut di Kloset Jongkok, Keluarga Minta Bantuan Damkar, Lantai Pun Dibongkar

Regional
Oknum KPLP Lapas Nunukan yang Aniaya Napi hingga Tewas Divonis 3 Tahun, Lebih Rendah dari Tuntutan Jaksa

Oknum KPLP Lapas Nunukan yang Aniaya Napi hingga Tewas Divonis 3 Tahun, Lebih Rendah dari Tuntutan Jaksa

Regional
Mari Bantu Leni, Anak Yatim Piatu yang Jalan Kaki 14 Km ke Sekolah dan Jualan Kelapa untuk Menyambung Hidup

Mari Bantu Leni, Anak Yatim Piatu yang Jalan Kaki 14 Km ke Sekolah dan Jualan Kelapa untuk Menyambung Hidup

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com