BLITAR, KOMPAS.com - Satgas Covid-19 Jawa Timur merilis data zonasi tingkat risiko penyebaran Covid-19 di 38 kabupaten dan kota, Kamis (16/9/2021).
Seluruh kabupaten dan kota di Jawa Timur telah turun tingkat menjadi risiko rendah atau zona kuning, kecuali Kota Blitar.
Kota Blitar kini masih berada di zona oranye dengan tingkat risiko penularan sedang.
Baca juga: Semua Daerah di Jatim Berstatus Zona Kuning Covid-19, Kecuali Kota Ini
Menanggapi ketertinggalan itu, Wali Kota Blitar mengakui terdapat sejumlah kecil indikator penanganan Covid-19 yang kurang maksimal di Kota Blitar.
Kekurangan tersebut, ujarnya, terutama terkait rendahnya jumlah testing (pengetesan) dan tracing (pelacakan).
Penyebabnya, keengganan masyarakat mengikuti pengetesan Covid-19 meski masuk dalam daftar kontak erat sebuah kasus konfirmasi.
"Itulah kendala di masyarakat, tingkat kesadaran di masyarakat ini belum seperti yang kita harapkan," ujar Santoso ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis.
Baca juga: Sempat di Level 1, Enam Daerah di Jatim Naik Lagi ke PPKM Level 2 dan 3
Menurut Santoso, masih banyak warga yang enggan mengikuti pengetesan Covid-19 karena beberapa faktor seperti takut, malu dan sebagainya.
Melihat fakta itu, ujarnya, sosialisasi tentang pentingnya pengetesan dalam penanggulangan penyebaran Covid-19 masih perlu ditingkatkan lagi.
Santoso mengaku, sulit memahami apa yang ditakutkan masyarakat sehingga mereka enggan mengikuti pengetesan Covid-19.
Padahal, jika terkonfirmasi positif Covid-19, maka mereka akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik di lokasi isolasi terpusat yang sudah disediakan Satgas Covid-19.
"Memang kita butuh kesabaran, tapi bagaimana pun harus tetap kita lakukan pengetesan dalam rangka pencegahan penularan lebih luas," tegasnya.
Baca juga: Kisah Suroto, Peternak yang Bentangkan Poster ke Arah Jokowi, Kini Diundang ke Istana Negara