Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Otak Perampokan di Medan Tanam Emas Rp 6,5 Miliar di Belakang Rumah, lalu Bilang ke Rekan: Percaya sama Abang

Kompas.com - 16/09/2021, 12:45 WIB
Dewantoro,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Hendri, otak perampokan toko emas di Simpang Limun, Medan, Sumatera Utara, sempat menyembunyikan emas hasil rampokan seberat 6,8 kilogram atau setara Rp 6,5 miliar di plafon rumahnya di Dairi, Sumut.

Setelah itu, Hendri dibantu pamannya menyembunyikan emas tersebut dengan ditanam di bawah tanah belakang rumah.

Baca juga: Perampok Toko Emas di Medan Observasi Lokasi Sebelum Merampok, Pakai Plester Hilangkan Sidik Jari

Polisi akhirnya berhasil menemukan barang rampokan tersebut tanpa ada satu pun tercecer ataupun terjual.

Baca juga: Pengakuan Perampok Toko Emas di Medan: Baru Dapat Rp 4 Juta, Dijanjikan Rp 100 Juta

"Dari kedua toko, emas (yang dicuri seberat) 6,8 kg, setara dengan Rp 6,5 miliar kalau di-kurs-kan dengan harga emas. Tidak ada yang hilang karena sudah ditunjukkan sama korban," kata Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak saat konferensi pers di Mapolda Sumut, Rabu (15/9/2021).

Berkumpul di tempat mancing

Panca menjelaskan, usa merampok, Hendri bersama tiga rekannya berinisial PS, FA, dan PR melarikan diri ke tanah kosong yang merupakan tanah garapan di Batang Kuis, Deli Serdang. Lokasi ini menjadi tempat Hendri biasa memancing.

Seluruh emas kemudian diserahkan kepada Hendri untuk disimpan.

Salah satu tersangka perampokan, FA, mengaku dijanjikan uang Rp 100 juta oleh Hendri.

Saat menyerahkan emas tersebut, Hendri berjanji akan kembali menghubungi FA dan dua rekannya.

Hendri meminta agar semua rekannya percaya bahwa emas ini akan dijual dan hasilnya akan dibagikan ke para pelaku.

"Karena duitlah, Pak, katanya Rp 100 juta (diberikan). Karena emas sudah dikumpuli, satu tas semua, terus dibagilah duit uang Rp 4 juta per orang. Terus dibilang, 'Pokoknya kelen (kalian) harus percaya sama abang. Kalau emas ini nanti abang yang jual. Nomor kalian tetap aktif, tunggu kabar abang selanjutnya," kata FA.

Sebelumnya diberitakan, polisi menangkap lima perampok toko emas di Medan, Sumut, bernama Hendri yang tewas ditembak, serta empat rekannya berinisial PS, FA, PR, dan D.

Peran D adalah membantu mempertemukan H dengan PS, FA, dan PR, yang bertugas menjadi eksekutor.

Para pelaku ditangkap dari penelusuran melalui rekaman kamera CCTV yang ada di sepanjang jalan.

Polisi menyelidiki dengan dukungan rekaman CCTV baik yang ada di Pemerintah Kota Medan, Dinas Perhubungan Kota Medan, dan Polda Sumut.

Polisi mengantongi rekaman CCTV keberangkatan para pelaku dari rumah D menggunakan dua sepeda motor yang melintas di Jalan Menteng melewati Jalan Seksama, Jalan Afnawi Harahap, hingga Pasar Tradisional Simpang Limun.

Petugas juga mendapati rekaman CCTV yang merekam aktivitas pelaku saat tiba di parkiran, kemudian PR dan H berjalan di paling depan, kemudian FA dan PS mengikuti di belakangnya.

Begitu pun saat mereka berjalan menuju toko sasaran dan sempat batal karena ada orang berkaus coklat yang dicurigai sebagai polisi kemudian memutar balik dan beraksi, lalu melarikan diri.

Petugas juga juga menemukan rekaman saat salah satu pelaku membeli plester di minimarket yang digunakan untuk menutupi jari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Regional
Kartu ATM Tertinggal, Uang Rp 5 Juta Milik Warga NTT Ludes

Kartu ATM Tertinggal, Uang Rp 5 Juta Milik Warga NTT Ludes

Regional
Jadwal Kereta Majapahit Ekonomi dan Harga Tiket Malang-Pasar Senen PP

Jadwal Kereta Majapahit Ekonomi dan Harga Tiket Malang-Pasar Senen PP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com