Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiat Pembudidaya Ulat Sutera Bertahan Saat Pandemi, Olah Murbei Jadi Teh hingga Jualan Batang Pohon

Kompas.com - 16/09/2021, 12:42 WIB
Candra Nugraha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 berimbas kepada semua sektor perekonomian, tak terkecuali pembudidaya ulat sutera dan pembuat kain tenun sutra di Karanganyar 2, Desa Cipondok, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya.

Kain sutra yang dulunya bisa menghasilkan uang Rp 15 juta per minggu, saat pandemi ini menurun drastis.

Sekarang, dapat uang Rp 5 juta dalam waktu dua minggu saja sudah sulit.

Baca juga: Cara Hotel di Blitar Bertahan di Tengah Pandemi, Buka Layanan Cuci Mobil hingga Tes Covid-19

Namun pembudidaya ulat sutera dan pembuat kain sutra yang tergabung dalam Kelompok Tani Mardian Putera, tak tinggal diam.

Mereka terus berinovasi untuk menghasilkan pendapatan.

Caranya, mereka mengolah daun murbei yang dijadikan pakan ulat sutera, menjadi teh murbei.

Baca juga: Bertahan di Masa Pandemi, Mantan Chef Hotel Buka Warung Makan Rumahan

 

Selain itu, mereka juga menjual batang pohon murbei.

"Kami juga ada bantuan dari PT PGE (Pertamina Geothermal Energy) Area Karaha," kata Ketua Kelompok Tani Mardian Putera, Kholib saat ditemui di tempat pembuatan tenun sutra di Kampung Karanganyar 2, Rabu (15/9/2021).

Baca juga: Kisah Siboen, YouTuber Lulusan SD Berpenghasilan Capai Rp 150 Juta per Bulan (1)

Seorang warga tengan membuat tenun dari benang sutra di Kampung Karanganyar 2, Desa Cipondok, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (15/9/2021).KOMPAS.COM/CANDRA NUGRAHA Seorang warga tengan membuat tenun dari benang sutra di Kampung Karanganyar 2, Desa Cipondok, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (15/9/2021).

Dia menceritakan, sejak tahun 1997 sudah mengenal tanaman murbei. Tanaman itu, sudah ditanam sebelumnya oleh orang tua di kampungnya.

Sejumlah warga kemudian menggeluti usaha benang sutra. Hal ini mengingat banyaknya pakan ulat sutera di kampungnya.

"Tahun 2006 kita mulai ada tenun. Jadi pemanfaatan kepompongnya dibikin benang, kita bikin tenun sutra," jelas Kholib.

Baca juga: Saat Penjual Gorengan hingga Pedagang Minuman Kibarkan Bendera Putih…

Mereka lalu membentuk kelompok pembudidaya dan perajin tenun. Awalnya hanya beberapa orang yang punya alat tenun.

"Saat itu baru tiga orang perajin. Sekarang ada 11 perajin yang punya tenun. Ada bantuan dari PT PGE," jelas Kholib.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Gerebek Pabrik Mi Lubuklinggau yang Gunakan Formalin dan Boraks

Polisi Gerebek Pabrik Mi Lubuklinggau yang Gunakan Formalin dan Boraks

Regional
Korban Banjir Bandang di Lebong Sampaikan Keluhan di Depan Bupati

Korban Banjir Bandang di Lebong Sampaikan Keluhan di Depan Bupati

Regional
3 Bulan Tidak Ditahan, 2 Tersangka Penambangan Ilegal di Lahan Transmigrasi Nunukan Segera Dieksekusi

3 Bulan Tidak Ditahan, 2 Tersangka Penambangan Ilegal di Lahan Transmigrasi Nunukan Segera Dieksekusi

Regional
Vokalis Red Hot Chili Peppers Berlibur di Mentawai, Surfing hingga Nikmati Tarian Khas

Vokalis Red Hot Chili Peppers Berlibur di Mentawai, Surfing hingga Nikmati Tarian Khas

Regional
Teka-teki Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar, Terduga Pelaku Diduga Orang Terdekat

Teka-teki Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar, Terduga Pelaku Diduga Orang Terdekat

Regional
Tertutup Longsor, Akses Jalan Dua Desa di Sikka Putus Total

Tertutup Longsor, Akses Jalan Dua Desa di Sikka Putus Total

Regional
Harga Bawang Merah Melonjak di Banda Aceh, Sentuh Rp 70.000 Per Kg

Harga Bawang Merah Melonjak di Banda Aceh, Sentuh Rp 70.000 Per Kg

Regional
Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Kendal Minta Tambah Pasokan dan Bakal Sidak Restoran

Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Kendal Minta Tambah Pasokan dan Bakal Sidak Restoran

Regional
Selamatkan Anak yang Tercebur Sumur, Ayah di Purworejo Tewas

Selamatkan Anak yang Tercebur Sumur, Ayah di Purworejo Tewas

Regional
Puskesmas Tak Ada Ambulans, Polisi di NTT Bantu Evakuasi Ibu Melahirkan ke RS Pakai Mobil Dobel Gardan

Puskesmas Tak Ada Ambulans, Polisi di NTT Bantu Evakuasi Ibu Melahirkan ke RS Pakai Mobil Dobel Gardan

Regional
Ditinggal Melaut, Rumah Kayu di Nunukan Ludes Terbakar

Ditinggal Melaut, Rumah Kayu di Nunukan Ludes Terbakar

Regional
Sungai Cisangu di Lebak Meluap, Ratusan Rumah Terendam

Sungai Cisangu di Lebak Meluap, Ratusan Rumah Terendam

Regional
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Kecelakaan Bus ALS di Agam

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Kecelakaan Bus ALS di Agam

Regional
Dukung Gebyar BBI/BBWI Riau 2024, Menhub Beri Bantuan 'Buy The Service' ke Pemprov Riau

Dukung Gebyar BBI/BBWI Riau 2024, Menhub Beri Bantuan "Buy The Service" ke Pemprov Riau

Regional
Pergerakan Wisatawan di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Meningkat, tapi Lama Tinggal Menurun

Pergerakan Wisatawan di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Meningkat, tapi Lama Tinggal Menurun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com