Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Paus Kepala Melon Dibawa 2 Pemuda, Dagingnya Dipotong dan Dibagikan ke Warga

Kompas.com - 16/09/2021, 10:23 WIB
Syarifudin,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Sebuah video memperlihatkan dua pemuda membawa seekor satwa diduga lumba-lumba dengan sepeda motor viral di media sosial.

Video itu viral jadi perbincangan warganet karena satwa tersebut masuk kategori dilindungi.

Belakangan, Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Denpasar mengklarifikasi, satwa tersebut bukan lumba-lumba, melainkan paus kepala melon.

Paus kepala melon itu ditemukan terdampar di Pantai Desa Panda, Kecamatan Palibelo, Bima, Nusa Tenggara Barat.

Camat Palibelo Darwis mengaku telah mendapat mendapat informasi mengenai video viral dan penemuan paus tersebut dari Kepala Desa Panda.

"Dari pengakuan Pak Kades, warga menganggap satwa tersebut merupakan ikan biasa," kata Darwis saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (15/09) malam.

Baca juga: Pantau Vaksinasi di Ponpes, Gubernur NTB Ingatkan Lombok Tengah Jadi Tuan Rumah World Super Bike dan MotoGP

Berdasarkan pengakuan kepala desa, kata Darwis, paus tersebut diangkut warga menggunakan motor dan dibawa ke perkampungan.

Tiba di perkampungan, paus kepala melon itu dipotong, dagingnya dibagikan kepada warga desa.

"Daging paus itu dibagi-bagi ke masyarakat, bukan dijual. Mereka tidak tahu kalau paus itu merupakan satwa dilindungi," ujarnya.

Darwis telah meminta pemerintah desa memeberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat, khususnya warga yang sempat menyantap daging mamalia itu.

"Kewajiban pemerintah desa yang memiliki kedekatan dengan masyarakat harus memberikan edukasi dan menyampaikan ketentuan tentang satwa yang dilindungi serta sanksi pidana bagi yang melanggarnya," kata Darwis.

Darwis mengingatkan, jika ada warga yang menemukan satwa laut dilindungi, sebaiknya dilaporkan ke pihak berwajib.

"Kalau ada warganya yang menemukan satwa laut dilindungi lainnya terdampar baik hidup atau mati agar segera melaporkannya ke pihak terkait yang memiliki kewenangan," kata dia.

Polisi turun tangan

Kapolres Bima AKBP Heru Sasongo mengatakan, polisi masih menyelidiki perihal penemuan hewan dilindungi tersebut.

Polisi telah memanggil sejumlah orang untuk diperiksa. Mereka adalah dua pemuda yang mengangkut satwa tersebut dengan sepeda motor hingga warga yang mengonsumsi daging satwa dilindungi itu.

Polisi juga meminta keterangan dari Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA).

Baca juga: Gugur Diserang Kelompok Separatis Teroris, Lettu Dirman Akan Dimakamkan di Bima NTB

Berdasarkan hasil pemeriksaan sejumlah warga dan pihak BKSDA, mamalia itu ditemukan dalam kondisi mati karena luka.

Heru menyebut, paus kepala melon itu diduga menabrak karang di pinggir pantai hingga akhirnya terdampar.

"Dari hasil laporan, paus tersebut dalam keadaan sudah mati dan didapat di pantai Niu, Desa Panda. Dalam hal ini, ada empat orang yang diperiksa. Kita periksa tentang hal itu untuk mengetahui bagaimana kronologinya," ujar Heru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Regional
Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Regional
Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Regional
Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com