Bahkan, saat akan mengambil kembali pisang goreng yang disuguhkan, Nadiem terlebih dulu izin ke tuan rumah.
"Kerennya lagi setiap beliau mau apapun itu izin dulu. Itu catatan yang bagi saya ini seorang yang sudah punya jabatan, bisa berbuat apa pun, masih seperti itu (selalu izin dulu), masih usia segitu lagi. Saya berpikir beliau sudah memikirkan negara, terus kita ini sudah berbuat apa (untuk negara)," tuturnya.
Pagi harinya, Nuri sempat bertanya kepada Menteri Nadiem apakah bisa beristirahat di rumah guru yang tinggal dikampung.
"Di sini tak tanya tidurnya gimana? Katanya senang banget, di sini adem, tidurnya nyenyak," ujar Nuri mengulang jawaban Nadiem Makarim.
Kata Nuri, Menteri Nadiem tidur di kamar adiknya. Kamar tersebut terdapat AC.
Selain itu, ada satu tempat tidur dan satu lemari. Di kamar tersebut terdapat satu jendela kaca.
Disediakan pula selimut, bantal dan handuk, sajadah, dan air mineral.
Dalam kesempatan itu, Nuri mengajak Menteri Nadiem untuk melihat Kampung Flory sekaligus jalan-jalan menikmati suasana pagi di kampung.
Di Kampung Flory, kata Nuri, Menteri Nadiem sempat menanam satu pohon yang dinamai Makarim.
"Sempat menanam pohon juga Pak Menteri. Dinamai pohon Makarim permintaannya, itu pohon duwet," ujarnya.
(Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor: Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.