KARAWANG, KOMPAS.com - Seekor macan tutul dari kawasan Gunung Sanggabuana, Kecamatan Sanggabuana, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, diduga memangsa ternak milik warga.
Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Pangkalan Ika Cuhaya membenarkan informasi tersebut.
Dari penelusuran BKPH Perhutani, peristiwa itu terjadi pada 10 September 2021.
"Diperkirakan sore atau petang hari kejadiannya," kata Cuhaya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (15/9/2021).
Baca juga: Dedi Mulyadi Sebut Proyek Wisata Gunung Sanggabuana Bisa Memicu Bencana
Cuhaya menyebutkan, macan tutul memangsa ternak warga terjadi di Blok Cisarongge, di lokasi tanah milik Warman.
Informasi itu diperoleh BKPH dari Entis, warga Sinapeul.
"Macan tutul tersebut sedikitnya memangsa empat ekor kambing ternak warga," ucap dia.
Pegunungan yang meliputi wilayah Karawang, Purwakarta, Cianjur dan Bogor itu merupakan hutan gunung satu-satunya di wilayah pantai utara (Pantura) Jawa Barat dan sebagai generator hidrologi untuk wilayah Pantura.
Baca juga: Peziarah yang Hilang di Gunung Sanggabuana Ditemukan Hidup di Jurang
Pegunungan Sanggabuana memiliki panjang 21 kilometer dan lebar 14 kilometer, dengan luas 294 kilometer persegi.
Pegunungan ini memiliki 51 puncak yang terdiri dari gunung dan pasir dengan ketinggian antara 269 – 1.279 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan 151 alur air.
Seorang pegiat lingkungan Karawang, Arip Munawir, melakukan ekspedisi selama setahun di Pegunungan Sanggabuana, Kecamatan Tegalwaru.
Hasilnya, ditemukan sejumlah hewan dilindungi sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar.
Sejumlah hewan tersebut di antaranya kupu-kupu raja atau Troides amphrysus, elang alap (Accipitridae), pekak emas (Pelargopsis capensis), dan rangkong (Bucerotidae).
Seorang fotografer alam liar Bernard T Wahyu Wiryanta dua kali melakukan pendataan fauna di Pegunungan Sanggabuana.
Pada Juli 2020 lalu, Bernard telah melakukan ekspedisi Sanggabuana.
Hasilnya, kamera miliknya menangkap berapa satwa endemik langka seperti elang jawa (Nisaetus bartelsi), owa jawa (Hylobates moloch), surili (Presbystis comata), lutung jawa (Trachypithecus auratus), sigung jawa (Mydaus jawanensis), dan juga macan kumbang (Panthera pardus melas).
Kemudian pada 27 Maret 2021 hingga 2 April 2021, Bernard bersama tim Berita Dunia Burung (BDB) Indonesia melakukan pendataan sebaran burung di Pegunungan Sanggabuana.
Ia berhasil memotret burung alap-alap capung yang merupakan alap-alap terkecil dunia.
Selain itu, Bernard juga berhasil mendata sejumlah burung di Pegunungan Sanggabuana.
Beberapa di antaranya elang jawa, elang bido, elang brontok, alap alap jambul, burung bubut jawa, ayam hutan, puyuh gonggong, dan punai gading, srigunting abu, kadalan birah, dan kirik-kirik senja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.