Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Guru Nuri dari Sleman Tak Sangka Nadiem Makarim Menginap di Rumahnya: Saya Agak Kena "Prank"

Kompas.com - 15/09/2021, 17:07 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Seorang guru sekolah dasar (SD) bernama Khoiry Nuria Widyaningrum (36) tak menyangka bahwa Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim berkunjung ke rumahnya di Plaosan RT 07 RW 18 Tlogoadi, Mlati, Sleman.

Tak hanya berkunjung, Nadiem Makarim bahkan bermalam di rumah Khoiry Nuria Widyaningrum.

"Awalnya enggak terduga banget, mendadak dan saya itu agak ke-prank gitu ya. Jadi saya enggak tahu kalau seorang menteri yang mau datang, dan menginap lagi," ujar Khoiry Nuria Widyaningrum saat ditemui Kompas.com, Rabu (15/9/2021).

Baca juga: Nadiem Sebut PTM Terbatas Cara Mengatasi Learning Loss pada Anak

Nuri (panggilan Khoiry Nuria Widyaningrum) menceritakan, awalnya dia dihubungi dari Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika sebagai panitia penyelenggara program guru penggerak.

Saat dihubungi tersebut, Nuri diminta menyampaikan alamat rumahnya, kondisi lingkungan sekitar, mempunyai anak berapa, dan aktif di kegiatan apa saja.

"Bapaknya terus mau survei karena dalam waktu dekat ada tim pengembang kurikulum PGP (Pendidikan Guru Penggerak) katanya dari kementerian yang mau datang dan ingin menginap di salah satu guru penggerak," ungkapnya.

Waktu mendengar itu, Nuri sempat merasa heran karena baru kali ini dari kementerian akan menginap di salah satu rumah guru. Setelah komunikasi lewat telepon tersebut, kemudian rumah Nuri disurvei.

"Ya intinya masih banyak kamar kosong karena adik saya kan sudah menikah. Katanya ini baru survei wacana, nanti kalau ada dari pihak kementerian yang mau datang, saya juga tidak berharap lebih karena banyak yang disurvei juga," bebernya.

Usai disurvei, tiba-tiba Nuri yang juga sebagai pengelola Kampung Flory kembali dihubungi. Saat itu, Nuri ditanya apakah Kampung Flory buka.

"Tiba-tiba siangnya telepon saya, sebelumnya saya cerita aktif di komunitas gerakan komunitas sekolah menyenangkan, pengelola Kampung Flory mungkin bapaknya tertarik. Telepon, 'Kampung Flory buka enggak?' Buka Pak, silakan," ungkapnya.

"Ternyata bapak itu sudah makan dengan protokolernya menteri, tapi saya tidak tahu kalau itu protokolernya menteri," kata Nury.

Sorenya, protokoler yang mendengar cerita hasil survei kemudian berkunjung ke rumah Nuri yang tidak jauh dari Kampung Flory. Protokoler kemudian bertemu dengan calon guru penggerak dan mengajukan beberapa pertanyaan.

"Beliau cerita maksud kedatangannya. Cerita tentang pendidikan, terus beliau pamit pulang karena mau koordinasi, nanti mungkin saya kabari Ibu. Beliau juga tanya dan izin ke bapak ibu, kalau menginap boleh atau tidak? Bapak ibu bilang boleh," urainya.

Pagi harinya pihak protokoler menanyakan kepada Nuri apakah di sekitar rumahnya ada tempat atau lokasi untuk olahraga. Kebetulan di dekat Kampung Flory ada lapangan futsal.

"Ditanya, 'Bu Nuri, kalau di rumah Bu Nuri olahraganya di mana? Kayaknya saya lewat ada futsal'. Oh, itu milik tetangga ada futsal, kalau mau futsal bisa. Bayanganku, Masnya mau menginap kesebelasan, kok banyak orang kemarin bilangnya tiga sampai lima orang gitu timnya," ungkapnya.

Baca juga: Nadiem Saat Pantau Belajar Tatap Muka SD di Yogyakarta: Mata Mereka Bersinar Lagi


Setelah itu, sore harinya tim dari PPPPTK Matematika datang membawa tim kebersihan.

Tim tersebut kemudian membersihkan rumah dan menyemprot disinfektan.

"Suami saya yang agak-agak curiga, kok sepertinya pejabat yang akan datang. Tapi saya tidak mikir sampai ke arah Pak Nadiem," tuturnya.

Senin (13/9/2021) malam sekitar pukul 20.30 WIB ada dua mobil datang. Kemudian, mereka yang di dalam mobil turun dan mengucapkan salam kepada semua penghuni rumah.

"Surprise banget, saya tidak berpikir sekelas menteri mau tidur di rumah saya. Datang dua mobil, turun anak-anak muda itu, pakai kaus hitam-hitam," tuturnya.

Nuri yang merupakan guru sekolah dasar (SD) Negeri Jetisharjo, Sleman, ini mengungkapkan, ada seorang pria yang waktu itu turun dari mobil paling terakhir.

Orang tersebut mengenakan sepatu pantofel, celana jins, dan kaus.

"Ada satu orang turun dari mobil terus menurunkan kopernya. Assalamualaikum Bu Nuri, gitu. Suami saya (bilang) itu Pak Menteri, Pak Nadiem. Beneran? Saya masih tidak percaya. Akhirnya Pak Nadiem membuka masker, baru saya percaya," ujarnya.

Saat di depan rumah, Nadiem Makarim sempat kembali bertanya kepadanya apakah diperbolehkan untuk menginap.

"Ini boleh tidak saya menginap? (Mengulang ucapan Nadiem). Oh boleh, silakan masuk, nginap, Pak? Terus bawa kopernya masuk," ucapnya.

Nuri, suami, mertua, dan Nadiem Makarim kemudian berbincang santai di ruang tamu.

Perbincangan secara santai dan kekeluargaan tersebut berlangsung hingga sekitar pukul 22.00 WIB.

"Satu jam lebihlah ya kita ngobrol. Setelah itu tidur," tuturnya.

Nuri mengaku telah menyiapkan kamar yang dulu digunakan oleh adiknya untuk tidur Nadiem Makarim. Kamar tersebut posisinya tidak jauh dari ruang tamu.

"Ini kamar adik saya, ya seadanya kondisinya kayak gini," ucapnya.

Di kamar tersebut terdapat AC. Selain itu, ada satu tempat tidur dan satu lemari. Di kamar tersebut terdapat satu jendela kaca. Disediakan pula selimut, bantal dan handuk, sajadah, dan air mineral.

"Katanya senang (kamar tidur) dekat dengan kaca (jendela). Terus di seberang kan ada ayam itu, ya mendengar suara ayam. Kalau tim dan ajudan tidurnya di sebelah, tim humas tidur di depan," bebernya.

Nuri menuturkan, pada pagi harinya dia sempat bertanya kepada Nadiem Makarim mengenai pengalamannya tidur di rumah guru yang tinggal dikampung.

"Di sini tak tanya tidurnya gimana? Katanya senang banget, di sini adem, tidurnya nyenyak," ujar Nuri mengulang jawaban Nadiem Makarim.

Nadiem Makarim menanam pohon

Selain sebagai guru, Khoiry Nuria Widyaningrum juga merupakan pengelola desa wisata Kampung Flory. Sebagai seorang guru, Nuri tidak menyangka bahwa Nadiem Makarim berkunjung dan bermalam di rumahnya.

Nuri mengungkapkan sempat bercerita kepada Nadiem Makarim tentang konsep Kampung Flory yang dikelolanya. Konsep yang diusung adalah menggabungkan pendidikan dengan pariwisata.

"Saya kan cerita sinergi antara dunia pendidikan dan wisata, ternyata bisa saya sinergikan dengan teman-teman," jelasnya.

Baca juga: PTM Terbatas di Wilayah PPKM Level 1-3, Nadiem Makarim: Satu Kelas Diisi 18 Siswa

Kemudian, Nuri mengajak Nadiem untuk melihat Kampung Flory sekaligus jalan-jalan menikmati suasana pagi di kampung.

"Rencananya mau olahraga, cuma waktunya sudah tidak memungkinkan. Saya ajak ke Kampung Flory, mau karena tahu saya pengelola di sini (Kampung Flory) juga," tegasnya.

Di Kampung Flory, lanjutnya, Nadiem Makarim sempat menanam satu pohon yang dinamai Makarim.

"Sempat menanam pohon juga Pak Menteri. Dinamai pohon Makarim permintaannya, itu pohon duwet," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Regional
Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Regional
Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Regional
Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Regional
Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Regional
Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Regional
Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Regional
Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Regional
45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com