YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Seorang guru sekolah dasar (SD) bernama Khoiry Nuria Widyaningrum (36) tak menyangka bahwa Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim berkunjung ke rumahnya di Plaosan RT 07 RW 18 Tlogoadi, Mlati, Sleman.
Tak hanya berkunjung, Nadiem Makarim bahkan bermalam di rumah Khoiry Nuria Widyaningrum.
"Awalnya enggak terduga banget, mendadak dan saya itu agak ke-prank gitu ya. Jadi saya enggak tahu kalau seorang menteri yang mau datang, dan menginap lagi," ujar Khoiry Nuria Widyaningrum saat ditemui Kompas.com, Rabu (15/9/2021).
Baca juga: Nadiem Sebut PTM Terbatas Cara Mengatasi Learning Loss pada Anak
Nuri (panggilan Khoiry Nuria Widyaningrum) menceritakan, awalnya dia dihubungi dari Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika sebagai panitia penyelenggara program guru penggerak.
Saat dihubungi tersebut, Nuri diminta menyampaikan alamat rumahnya, kondisi lingkungan sekitar, mempunyai anak berapa, dan aktif di kegiatan apa saja.
"Bapaknya terus mau survei karena dalam waktu dekat ada tim pengembang kurikulum PGP (Pendidikan Guru Penggerak) katanya dari kementerian yang mau datang dan ingin menginap di salah satu guru penggerak," ungkapnya.
Waktu mendengar itu, Nuri sempat merasa heran karena baru kali ini dari kementerian akan menginap di salah satu rumah guru. Setelah komunikasi lewat telepon tersebut, kemudian rumah Nuri disurvei.
"Ya intinya masih banyak kamar kosong karena adik saya kan sudah menikah. Katanya ini baru survei wacana, nanti kalau ada dari pihak kementerian yang mau datang, saya juga tidak berharap lebih karena banyak yang disurvei juga," bebernya.
Usai disurvei, tiba-tiba Nuri yang juga sebagai pengelola Kampung Flory kembali dihubungi. Saat itu, Nuri ditanya apakah Kampung Flory buka.
"Tiba-tiba siangnya telepon saya, sebelumnya saya cerita aktif di komunitas gerakan komunitas sekolah menyenangkan, pengelola Kampung Flory mungkin bapaknya tertarik. Telepon, 'Kampung Flory buka enggak?' Buka Pak, silakan," ungkapnya.
"Ternyata bapak itu sudah makan dengan protokolernya menteri, tapi saya tidak tahu kalau itu protokolernya menteri," kata Nury.
Sorenya, protokoler yang mendengar cerita hasil survei kemudian berkunjung ke rumah Nuri yang tidak jauh dari Kampung Flory. Protokoler kemudian bertemu dengan calon guru penggerak dan mengajukan beberapa pertanyaan.
"Beliau cerita maksud kedatangannya. Cerita tentang pendidikan, terus beliau pamit pulang karena mau koordinasi, nanti mungkin saya kabari Ibu. Beliau juga tanya dan izin ke bapak ibu, kalau menginap boleh atau tidak? Bapak ibu bilang boleh," urainya.
Pagi harinya pihak protokoler menanyakan kepada Nuri apakah di sekitar rumahnya ada tempat atau lokasi untuk olahraga. Kebetulan di dekat Kampung Flory ada lapangan futsal.
"Ditanya, 'Bu Nuri, kalau di rumah Bu Nuri olahraganya di mana? Kayaknya saya lewat ada futsal'. Oh, itu milik tetangga ada futsal, kalau mau futsal bisa. Bayanganku, Masnya mau menginap kesebelasan, kok banyak orang kemarin bilangnya tiga sampai lima orang gitu timnya," ungkapnya.
Baca juga: Nadiem Saat Pantau Belajar Tatap Muka SD di Yogyakarta: Mata Mereka Bersinar Lagi