Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Wasit Berlisensi C2 Rela Dibayar Rp 50.000 demi Pengobatan Anak

Kompas.com - 15/09/2021, 15:07 WIB
Dian Ade Permana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Siswantoro mengatakan, dia juga diminta menjaga kondisi anaknya.

Karena dengan sakitnya tersebut, Salis menjadi mudah sakit dan harus menjalani tranfusi darah minimal satu bulan sekali sebanyak delapan kantong.

"Selain itu juga menjaga agar Salis tidak banyak pikiran, tidak boleh lelah, dan makannya juga dijaga. Kalau salah-salah, bisa drop dan gusinya berdarah," paparnya.

Karena tidak boleh banyak pikiran, Salis pun berhenti sekolah saat kelas 1 SD.

"Pernah nekat sekolah satu minggu, malah dirawatnya dua minggu di rumah sakit. Akhirnya stop sekolah dan di rumah saja," kata Siswantoro.

Baca juga: Pernah Diteriaki Penonton, Ini Perjuangan Lia hingga Jadi Wasit Badminton Olimpiade Tokyo 2020

Dikatakan, kondisi saat ini terasa berat karena dia kehilangan pekerjaan.

"Dulu saya kerja di rental sound dan tenda, tapi selama pandemi Covid-19 ya tidak ada order. Ibunya juga tidak kerja karena harus menjaga Salis setiap waktu, juga memantau ya," kata Siswantoro.

Saat ini, dia hanya mengandalkan pendapatan dari upah menjadi wasit pertandingan sepakbola.

"Sekali pertandingan bisa dapat Rp 50.000, tapi juga tidak tentu karena tergantung yang mengundang. Tapi tidak masalah, yang penting ada pemasukan," ujarnya.

Dia mengungkapkan menjadi wasit dilakoninya dengan sepenuh hati karena merupakan hobinya sedari muda memang sepakbola.

"Mau jadi pemain profesional tidak mungkin, jadinya wasit saja. Untuk hiburan saya, sekaligus masyarakat yang menonton," kata Siswantoro.

Saat ini, dia memiliki lisensi wasit C2 sehingga boleh memimpin pertandingan hingga tingkat provinsi.

"Semoga pertandingan liga segera diputar dan saya ada pemasukan yang lebih baik. Kalau ada kesempatan, saya juga ingin ikut pelatihan untuk meningkatkan lisensi, tapi terpenting fokus saya kepada Salis dulu," kata Siswantoro.

Meski begitu, Siswantoro mengakui kendala terbesarnya adalah dia tidak memiliki sepeda motor.

"Saya jual dua bulan lalu, karena waktu itu memang butuh untuk perawatan Salis. Jadi ya saya jalan ke lapangan, jaraknya yang terjauh sekitar 15 kilometer," papar wasit lisensi C2 ini.

Baca juga: Kisah Qomarul Lailah, Guru SD Asal Surabaya Jadi Wasit Badminton di Olimpiade Tokyo 2020

Begitu juga jika akan mengantar Salis berobat ke RSUP. Kariadi, dia menggunakan jasa mobil carteran.

"Sekali berangkat minimal butuh Rp 200.000, ya saya usahakan ada uang karena kondisi Salis tidak bisa diprediksi. Kalau drop harus segera dirawat," kata Siswantoro.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com