Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan Warga di HUT Ke-388 Karawang, dari soal Lingkungan, Budaya dan Sejarah, hingga Nasib Guru Honorer dan Kritik Mahasiswa

Kompas.com - 15/09/2021, 10:06 WIB
Farida Farhan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Pada  14 September 2021, Hari Ulang Tahun ke-388 Kabupaten Karawang. Peringatan hari jadi Karawang ini dilakukan dengan menggelar sejumlah kegiatan. 

Antara lain ada gelaran tari, peresmian Mal Pelayanan Publik (MPP) hingga promo dari tenant dan UMKM.

Di balik perayaan HUT Karawang, terbesit sejumlah harapan dari masyarakat di berbagai bidang.

Baca juga: Rayakan HUT Ke-388 Karawang, Gramedia World Berikan Promo Diskon

Harapan warga dari bidang Sejarah 

Koordinator Komunitas Peduli Sejarah Karawang Dharma Gautama mengungkapkan keprihatinan terhadap situs-situs sejarah yang masih terabaikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang. Padahal, sangat penting bagi pembangunan wajah Karawang.

Salah satunya eks Kantor Kawedanaan Rengasdengklok, yang kondisinya memprihatinkan. Padahal di tempat itu, pada 16 Agustus 1945 terjadi peristiwa penurunan bendera Jepang dan dikibarkan bendera Merah Putih. Dharma berpendapat seharusnya kantor kawedanaan dirawat sebagai identitas perjuangan pemuda Karawang yang ingin segera merdeka

"Situs-situs sejarah di Karawang ini banyak diabaikan oleh pemerintah, sehingga banyak rusak dan sudah hilang," kata Dharma.

Selain itu, Dharma juga mengungkapkan pemerintah Karawang jarang sekali melakukan penelitian terhadap situs-situs sejarahnya. Wajar saja, jika mereka dikatakan tidak cinta terhadap sejarah.

Baca juga: 102 Warga Karawang Keracunan Nasi Berkat Pengajian, 3 Orang Tewas, Ini Kronologinya

Harapan warga bidang budaya

Pengamat Budaya Karawang Nace Permana mengungkapkan, budaya dan seni di Karawang masih sangat terlupakan.

"Sejauh ini anggaran untuk seniman dan budaya di Karawang sangat jauh. Sehingga banyak kesejahteraan dan keberlangsungan mereka terlupakan begitu saja," kata Nace ditemui di Komplek Kantor Pemkab Karawang, Selasa (14/9/2021).

Juga di sektor kebudayaan, kata Nace, nasib pegiat seni budaya, dan nilai-nilai kebudayaan memprihatinkan. Padahal keduanya seharusnya melekat pada jati diri Karawang.

Baca juga: Pemkab Karawang Sediakan Layanan Swab Antigen Gratis bagi CPNS

"Banyak maestro seni yang dilupakan oleh pemerintah, padahal ia membawa nama Karawang, sampai meninggalnya juga tidak diperhatikan," ungkap dia.

Karenanya Nace berpesan agar Pemkab Karawang tak melulu meluncurkan program yang monoton. Pun kreativitas dengan tanpa menghilangkan jati diri Karawang perlu ditingkatkan.

"Banyak program itu hanya itu-itu saja, copy paste. Dan itu tidak efektif tetapi masih tetap dilakukan. Hanya seremoni dan setelah ditinggalkan," ungkap dia.

 

Harapan bidang Lingkungan

Di bidang lingkungan, tata ruang serta kebencanaan perlu ada perbaikan. Awal tahun 2021, banjir di Karawang memecahkan rekor tahun 2014 dengan ketinggian 13,50 MDPL pada Februari 2021. Banjir terjadi sedikitnya di 18 kecamatan dengan 59 ribu warga terdampak.

Pengamat Kebencanaan Karawang Arip Munawir menilai, tidak adanya sistem peringatan dini sebagai kelalaian. Ia berharap Pemkab Karawang segera memasang dan mengoperasikan sistem peringatan dini banjir.

"Tujuannya agar dampak pada masyarakat alami dapat dikurangi," kata Arip dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Selain banjir, kata Arip, persoalan pencemaran sungai-sungai permukaan juga masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Berdasarkan catatannya, dari 52 sungai yang ada di Kabupaten Karawang, 36 di antaranya mengalami pencemaran berat.

Pencemaran itu, menurut Lulusan Magister Kebencanaan Universitas Veteran Yogyakarta bisa dari limbah domestik, pertanian maupaun industri.

"Seyogyanya pemerintah bersama masyarakat Karawang bersama-sama menjaga kualitas air sungai permukaan agar bisa menjadi manfaat bagi kehidupan," kata dia.

Dalam hal tata ruang, Pemkab Karawang diharapkan menjaga dengan ketat kawasan-kawasan lindung, yang jika rusak dapat meningkatkan risiko bencana bagi daerah sekitarnya. Contohnya kasus tata ruang Pegunungan Sanggabuana yang membentang dari Kecamatan Pangkalan sampai Kecamatan Tegalwaru yang mengalami pembangunan masif.

Pembangunan ini bagi Arif tidak menyalahi regulasi, namun dampak yang ditimbulkan dari pembangunan serta pertumbuhan ekonomi di wilayah Selatan Karawang dapat meningkatkan risiko becana. Dampak itu misalnya meningkatnya banjir bandang serta longsor.

Arif berharap pertumbuhan ekonomi dan pesatnya pembangunan dibarengi dengan kesadaran dalam hal pencegahan serta mitigasi bencana. Tata ruang untuk wilayah-wilayah yang memiliki risiko bencana yang tinggi, harus diatur lebih bijak.

"Tujuannya agar antara pertumbuhan ekonomi, pembangunan dan lingkungan dapat berjalan beriringan tanpa berdampak pada masyarakat maupun ekosistem di sekitarnya," ungkapnya.

 

Harapan Honorer Guru

Ketua Persatuan Honorer Sekolah Negeri Indonesia (PHSNI) Karawang Sodikin mengungkapkan, sehari sebelum hari jadi

Karawang, hasil tes seleksi ASN dari jalur PPPK untuk honorer kategori dua, 90 persen hasilnya di bawah ambang batas. Yang ikut SKD ada sekitar 5.000 orang.

Sodikin menilai, penetapan nilai ambang batas yang diterapkan oleh Panitia Seleksi Nasional dinilai terlalu tinggi. Menurutnya, jika bersaing sesama rekan yang sudah mendapat sertifikat pendidik (Serdik), secara otomatis akan kalah untuk mengisi formasi sekolah yang dilamar.

"Jadi kita hanya sebagai peserta yang turut memeriahkan saja karena sudah dipastikan pemenangnya dari guru honorer yang sudah bersertifikasi," katanya.

Sodikin bahkan secara terang-terangan, dalam kontestasi Pilkada kemarin guru honorer K2 mayoritas telah memilih Cellica-Aep. Ia berharap keduanya memperhatikan kesejahteraan guru honorer.

Salah satunya menaikan dana tambahan dari program Peningkatan Mutu Manajemen Sekolah sebesar 25 persen. Saat ini paling besarannya hanya Rp1.250.000 dan yang paling kecil hanya Rp400.000.

"Jumlah K2 di Karawang saat ini mencapai 2.196 dari semua jenis pekerjaan dari penjaga, TU dan Guru. Sedangkan untuk guru honorer non K2 sebanyak 3.000an," ujar dia.

Harapan Mahasiswa

Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Karawang (Gemak) memasang tiga spanduk bernada protes di beberapa titik, Selada (14/9/2021).

Koordinator Gemak Bayu Ginting menuturkan, pihaknya memasang tiga spanduk yang masing-masing bertuliskan "Karawang Cerdas, Ada? Ingin Cerdas Makan Baso"; "Menagih Janji Politik Cellica-Aep #Evaluasi1Periode"; dan "Seruan Aksi Evaluasi #388".

Melalui spanduk itu, mahasiswa mengajak masyarakat Karawang untuk menagih janji politik Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana.

"Terutama janji di sektor pendidikan, lingkungan hidup, dan isu sosial. Banyak juga dugaan dan indikasi korupsi, kolusi, dan nepotisme."

Mahasiswa mengaku kecewa dengan pelaksanaan program bantuan sosial Karawang Cerdas yang sudah berjalan bertahun-tahun namun selalu jadi temuan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia.

Seperti diketahui, audit BPK tahun 2019 dan tahun 2020 menemukan berbagai pelanggaran dalam program Karawang Cerdas.

Program pemberian beasiswa yang menyasar kalangan tidak mampu namun berprestasi ini banyak masalah. Mulai dari daftar penerima ganda, salah sasaran, kurangnya sosialisasi, hingga rekening mengendap di bank.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

Regional
Sindir Pemerintah, Warga 'Panen' Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Sindir Pemerintah, Warga "Panen" Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Regional
Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Regional
Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com