Suryono, Wakil Ketua PPRN mengatakan Suroto adalah peternak ayam yang bangkrut seperti peternak-peternak ayam petelur lainnya.
Sebelum pandemi, Suroto memiliki ayan petelur hingga 15.000 ekor. Namun kini yang tersisa hanya 5.000 ekor.
"Semakin besar jumlah ayam yang kita miliki, semakin cepat menghabiskan aset yang kita miliki," ujar Suryono.
Untuk mencukupi kebutuhan pakan ayamnya, ia harus menjual sejumlah aset seperti tanah, mobil, dan sepeda motor untuk menutup angsuran pinjaman di bank.
"Sama seperti saya, jual tanah, jual kayu di kebun. Sudah ratusan juta, tapi semuanya dipatok ayam, habis. Terakhir saya jaminkan sertifikat rumah ke bank," kata dia.
Suroto adalah salah satu pegiat asosiasi peternak ayam petelur di wilayah Blitar. Dia bisa dikatakan sebagai salah satu penggagas berdirinya PPRN yang merupakan wadah organisasi peternak ayam petelur.
"Beda seperti pengurus yang lain yang memang sering terlibat mengurus perizinan kegiatan. Pak Suroto jarang tampil," ujarnya.
Baca juga: Harga Telur Anjlok, Peternak Bagikan Telur Gratis ke Warga: Silakan Ambil Sendiri di Kandang
Dia dan beberapa perwakilan peternak ayam lainnya kini diundang ke istana untuk bertemu Presiden Jokowi, Rabu (15/9/2021).
Suroto ke Jakarta bersama Sukarman dan Rofi Yasifun, Ketua PPRN, asosiasi peternak ayam petelur.
Suryono mengatakan, dia menerima undangan dari Biro Protokol Sekretariat Negara kepada asosiasi peternak ayam petelur di Blitar.
Baca juga: Kami Tidak Hanya Mendukung Aksi Beliau, Kami Anggap Beliau Pahlawan bagi Peternak Ayam
Meski ada 11 nama yang tercantum, Suryono mengatakan, asosiasi peternak ayam petelur hanya memilih tiga orang anggota yang berangkat.
Mereka juga telah menjalani tes Covid-19 sebagai syarat perjalanan dan masuk ke istana.
"Baru saja mereka bertiga selesai melakukan tes Covid-19 sebagai syarat melakukan perjalanan dan masuk ke lingkungan Istana," ujarnya.
Dia berharap tiga perwakilan itu akan membawa kabar baik, yakni solusi yang tepat terkait harga pakan yang melambung hingga anjloknya harga jual telur.
"Masalah yang kita hadapi ini dari tahun ke tahun yang itu-itu saja, dan selalu melibatkan pejabat pemerintah mulai tingkat daerah hingga pusat. Tapi, masalah reda sebentar, kemudian balik lagi dan balik lagi," ujarnya.
Baca juga: Peternak di Magelang Sumbang 1,05 Ton Telur untuk Nakes
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Asip Agus Hasani | Editor : Pythag Kurniati, Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.