Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tunggu Ambulans Tak Datang-datang, Warga Terpaksa Angkut Jenazah Pakai Gerobak Motor

Kompas.com - 14/09/2021, 18:51 WIB
Zakarias Demon Daton,
Khairina

Tim Redaksi

Sejak peristiwa itu, Hatta mengaku mendapat banyak tudingan langkah inisiatif dia menggunakan gerobak motor seolah disengaja untuk menjatuhkan Pemkab PPU.

"Bukan begitu, memang tidak ada ambulans kok. Repot kami cari ambulans di sini. Warga marah-marah, begini-begini kami pakai motor gerobak saja, memang faktanya begitu kok,” tegas dia.

Atas peristiwa tersebut, Andi Hatta memohon Pemkab PPU segera mungkin mengadakan mobil ambulans buat kelurahan mereka. Karena setiap ada kejadian evakuasi jenazah atau orang sakit, warga harus memohon ke puskesmas atau desa tetangga.

"Banyak kejadian yang tidak terekspos. Ada yang sakit kami bawa ke rumah sakit susah kasihan. Beberapa kejadian lain juga begitu," pungkasnya.

Ketua RT 01 Kelurahan Sepaku, Asri bilang saat dilaporkan ada warganya meninggal di kebun, dia langsung hubungi salah staf kelurahan minta ambulans.

"Tapi staf itu bilangnya dipersiapkan dulu jangan ambulans disuruh tunggu," kisah dia saat dihubungi.

Asri menyebut lokasi kebun memang jauh dari perkampungan. Akses masuk menuju kebun pun tak bisa dilalui menggunakan ambulans.

“Perlu digotong keluar ke jalan besar dulu, baru bisa pakai ambulans. Tapi ambulans memang lambat,” terang dia.

Sedang mengusahakan ambulans, Asri menyebutkan warga datang melapor ke dirinya, meminta tak perlu lagi menghubungi ambulans.

Sebab, mereka menjemput mayat tersebut dengan gerobak motor milik Andi Hatta.

“ Ya sudah pakai motor Pak Hatta. Saya pikir-pikir ambulans pun enggak masuk sampai ke kebun. Mereka harus gotong keluar jalan besar dulu, baru pakai ambulans," terang dia.

Asri mengakui mereka selalu kesulitan mencari ambulans setiap kali membawa pasien sakit ataupun meninggal. Karena itu, dia berharap agar ada pengadaan ambulans untuk Kelurahan Sepaku.

“Kelurahan Sepaku memang enggak ada ambulans. Setiap kali ada kejadian begini, kami kalang kabut karena harus pinjam sana sini," pungkas dia.

Lurah Sepaku, Harid menuding ada penggiringan opini terkait keterbatasan ambulans.

“Sebenarnya enggak ada ambulans itu salah. Ini ada giring-giring opini. Sepaku punya aspek sosial kental. Gotong royong masih kuat. Hanya saja saat kejadian kemarin kebetulan jangkauan ke kebun enggak bisa dijangkau ambulans. Akhirnya masyarakat menggunakan motor gerobak itu," kata dia.

Tapi, Harid mengakui kelurahan yang ia pimpin menjadi satu-satunya kelurahan dari 15 desa dan empat kelurahan di Kecamatan Sepaku yang tak punya ambulans.

"Bupati sebelumnya kita pernah usulkan tapi mungkin tidak masuk dalam kategori karena (wilayah) kami dekat dengan UPT Puskesmas," terang dia.

"Intinya kurang komunikasi akhirnya digiring menjadi opini," sambung dia mengakhiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com