Sejak peristiwa itu, Hatta mengaku mendapat banyak tudingan langkah inisiatif dia menggunakan gerobak motor seolah disengaja untuk menjatuhkan Pemkab PPU.
"Bukan begitu, memang tidak ada ambulans kok. Repot kami cari ambulans di sini. Warga marah-marah, begini-begini kami pakai motor gerobak saja, memang faktanya begitu kok,” tegas dia.
Atas peristiwa tersebut, Andi Hatta memohon Pemkab PPU segera mungkin mengadakan mobil ambulans buat kelurahan mereka. Karena setiap ada kejadian evakuasi jenazah atau orang sakit, warga harus memohon ke puskesmas atau desa tetangga.
"Banyak kejadian yang tidak terekspos. Ada yang sakit kami bawa ke rumah sakit susah kasihan. Beberapa kejadian lain juga begitu," pungkasnya.
Ketua RT 01 Kelurahan Sepaku, Asri bilang saat dilaporkan ada warganya meninggal di kebun, dia langsung hubungi salah staf kelurahan minta ambulans.
"Tapi staf itu bilangnya dipersiapkan dulu jangan ambulans disuruh tunggu," kisah dia saat dihubungi.
Asri menyebut lokasi kebun memang jauh dari perkampungan. Akses masuk menuju kebun pun tak bisa dilalui menggunakan ambulans.
“Perlu digotong keluar ke jalan besar dulu, baru bisa pakai ambulans. Tapi ambulans memang lambat,” terang dia.
Sedang mengusahakan ambulans, Asri menyebutkan warga datang melapor ke dirinya, meminta tak perlu lagi menghubungi ambulans.
Sebab, mereka menjemput mayat tersebut dengan gerobak motor milik Andi Hatta.
“ Ya sudah pakai motor Pak Hatta. Saya pikir-pikir ambulans pun enggak masuk sampai ke kebun. Mereka harus gotong keluar jalan besar dulu, baru pakai ambulans," terang dia.
Asri mengakui mereka selalu kesulitan mencari ambulans setiap kali membawa pasien sakit ataupun meninggal. Karena itu, dia berharap agar ada pengadaan ambulans untuk Kelurahan Sepaku.
“Kelurahan Sepaku memang enggak ada ambulans. Setiap kali ada kejadian begini, kami kalang kabut karena harus pinjam sana sini," pungkas dia.
Lurah Sepaku, Harid menuding ada penggiringan opini terkait keterbatasan ambulans.
“Sebenarnya enggak ada ambulans itu salah. Ini ada giring-giring opini. Sepaku punya aspek sosial kental. Gotong royong masih kuat. Hanya saja saat kejadian kemarin kebetulan jangkauan ke kebun enggak bisa dijangkau ambulans. Akhirnya masyarakat menggunakan motor gerobak itu," kata dia.
Tapi, Harid mengakui kelurahan yang ia pimpin menjadi satu-satunya kelurahan dari 15 desa dan empat kelurahan di Kecamatan Sepaku yang tak punya ambulans.
"Bupati sebelumnya kita pernah usulkan tapi mungkin tidak masuk dalam kategori karena (wilayah) kami dekat dengan UPT Puskesmas," terang dia.
"Intinya kurang komunikasi akhirnya digiring menjadi opini," sambung dia mengakhiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.