LAMPUNG, KOMPAS.com - Polda Lampung menduga pencemaran limbah pesisir Teluk Lampung dilakukan secara sengaja oleh oknum kapal perusahaan.
Dugaan tersebut berdasarkan cakupan pencemaran yang lebih dari 140 kilometer di sepanjang pantai pesisir Teluk Lampung.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Lampung Komisaris Besar Arie Rachman Nafarin mengatakan, ada dugaan limbah berupa meterial berwarna hitam dan bertekstur lengket itu dibuang dari kapal di tengah laut.
Baca juga: Walhi Curiga Limbah di Pesisir Teluk Lampung Mirip Kasus pada 2020
Menurut Arie, pihaknya sudah menelusuri tiga pulau di perairan Teluk Lampung.
Namun, hasilnya nihil dan tidak ada tanda-tanda bahwa limbah itu berasal dari daratan.
"Sepertinya dari kapal, bukan dari daratan. Ada dugaan, limbah itu sengaja dibuang salah satu kapal yang melintas," kata Arie saat dihubungi, Selasa (14/9/2021).
Dugaan tersebut diperkuat dengan cakupan sebaran limbah yang mencapai hingga tiga kabupaten.
"Sebarannya sangat luas, dari Kota Agung di Tanggamus sampai ke Lampung Selatan. Kalau pabrik sepertinya tidak mungkin, kalau dari kapal ada kemungkinannya," kata Arie.
Baca juga: Temuan Limbah di Pesisir Teluk Lampung, Dinas LH: Ditemukan di 3 Kabupaten...
Untuk menemukan sumber pencemaran ini, menurut Arie, pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri dan Kantor Kesyahbandaran.
"Kita sudah koordinasi dengan Bareskrim dan Kantor Syahbandar untuk memantau kapal-kapal yang keluar masuk Lampung selama sepekan terakhir," kata Arie.
Sementara itu, Pelaksana tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lampung Murni Rizal mengatakan, dari pemantauan sementara, tercatat ada lima kabupaten yang pesisirnya mengalami pencemaran material limbah.
Kelima kabupaten itu adalah Pesawaran, Tanggamus, Lampung Selatan, Pesisir Barat, dan Lampung Timur.
Menurut dia, daerah yang harus mendapat penangan serius adalah Pesisir Barat di kawasan cagar alam laut.
Sebab, berdasarkan informasi Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), panjang cagar alam laut yang tercemar limbah tersebut mencapai 25 kilometer.
"Kami sudah mengambil sampel limbah yang berwarna hitam dan menggumpal tersebut untuk dilakukan penelitian di laboratorium, guna menemukan pelaku di balik pencemaran tersebut," kata Rizal.
Baca juga: Berenang di Laut, Pengunjung Pantai di Lampung Terkena Limbah Mirip Aspal
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.